Hai apa kabar? Lama banget nih kita nggak saling sapa
Maaf deh, saya salah🥲 tapii lagi berjuang utbk nih, tapii syukur Alhamdulillah udah celecaiiiiii💘Saran aja sih, mending baca ulang, aku aja lupa alurnya gimana😭
Alkina terdiam lama setelah kata pertama yang keluar dari bibir pucat milik wanita paruh baya di depannya.
Menatap lama mata sayu yang kini menatapnya dengan tatapan penuh haru dan kebahagiaan.
Alkina memilih diam, saat wanita itu berdiri dan menghampirinya, penampilan wanita itu terbilang cukup mengenaskan, rambut yang acak-acakan, dan tangan yang diikat oleh kain.
Alkina memejamkan matanya saat jari kurus wanita itu menyentuh wajahnya.
"Kamu kemana aja? Mama rindu." Alkina tetap pada posisinya. Diam dan tak ingin mengeluarkan suaranya. Ingin rasanya lari dan pergi meninggalkan wanita itu, namun ada rasa rindu yang kini seolah teriak saat melihat tatapan haru dari wanita cantik itu. Aneh memang, bagaimana bisa ia merasa rindu saat belum pernah sekali pun bertemu?
"Aku Ki—Kina."
"Kina? Siapa? Kamu Mika bukan Kina!"
Mendengar bentakan dari wanita di depannya, lagi-lagi kembali membuat Alkina terkejut. Tangisan wanita itu pun kembali terdengar lantang.
"Mika, aku Mika." ucap Alkina cepat saat melihat banyak perawat yang siap mengikat sang Mama agar tidak bisa menyakiti dirinya sendiri atau pun orang lain.
Berhasil! Setelah mendengar kata Mika yang keluar dari sosok yang wanita itu anggap sebagai anaknya, kembali menerbitkan senyum tulus wanita itu pada Alkina.
"Mika, anak Mama."
Alkina tersenyum manis, sebelum mengangguk pelan.
Merasakan tangan itu kembali membelai wajahnya membuat Alkina terdiam cukup lama, sebelum melirik pada suster dan menganggukkan kepalanya.
Sebelum meninggalkan ruangan, salah satu suster mendekatinya lalu membantu membuka ikatan kain yang mengikat sang Mama.
"Terima kasih, Sus."
"Sama-sama, Bu. Kalau ada apa-apa, tolong tekan tombol di samping ranjang." Alkina mengangguk tanda mengerti.
"Kamu itu dari mana aja! Mama nungguin di sini."
"Nungguin Mika?" tanya Alkina pelan yang dibalas oleh anggukan kepala oleh wanita itu.
"Nungguin siapa lagi."
"Nggak pernah rindu sama orang lain?"
Alkina memejamkan matanya saat mengucapkan kalimat yang sedari tadi mengganggu pikirannya. Bukankah aneh? Mika yang masih baru pergi dibanding dirinya sudah sukses membuat sang Mama menetap di tempat ini. Sedangkan dirinya? Dirinya yang sudah pergi hingga delapan belas tahun lamanya, tidak dirindukan? Bukankah aneh?
"Anak Mama cuman satu, cuman Mika."
Alkina memundurkan langkahnya sebelum menarik nafasnya pelan, berusaha menahan air mata yang siap terjun mengaliri pipi tembemnya.
Alkina mendonggak menatap langit-langit ruangan serba putih itu, sebelum tertawa pelan, mengasihani dirinya sendiri yang tidak pernah dianggap oleh seorang ibu.
"Nggak, aku nggak bisa," lirih Alkina sebelum melangkah keluar dari ruangan itu. Namun saat berada di depan pintu kamar. Alkina mendengar teriakan wanita itu yang meneriakkan kata 'Mika' yang sukses menyulut emosi Alkina yang sedang tidak stabil.
"Saya Alkina, bukan Mika!" balas Alkina cukup keras sebelum membuka pintu dan menutupnya dengan keras.
Saat berjalan di lorong rumah sakit, Alkina bertemu dengan Nichol yang berjalan menghampirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/282245864-288-k836413.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Husband
RomanceAlkina mendekati gerombolan anak yang sedang bersantai di rooftop sekolah. Tentu saja kedatangan Alkina sukses mencuri perhatian. "Kalan?" Kalan membuang rokoknya setelah mendengar sapaan dari gadis yang selama ini sudah ia klaim sebagai kekasihnya...