32

54.4K 5K 394
                                    

"Dan aku bakal buktiin, kamu nggak mencintai orang yang salah."

•••

Hari kelulusan telah tiba, Alkina dan Kalan dinyatakan lulus dengan nilai yang sangat berbeda.

"Cie yang udah lulus." Alkina tertawa mendengar ucapan Kalan yang tertuju padanya.

Ia berhasil menjadi salah satu siswa dengan nilai kelulusan tertinggi. Meskipun bukan yang pertama setidaknya ia berhasil mengalahkan nilai ratusan siswa dan siswi di angkatannya.

Mereka kini berada di salah satu restoran untuk merayakan kelulusan mereka sekedar makan bersama dan berbincang mengenai langkah selanjutnya.

Alkina dan Kalan kini sedang menunggu teman Kalan yang lain yang masih dalam perjalanan menuju restoran.

Tak lama kemudian seorang lelaki dan wanita berjalan menghampiri meja mereka.

"Woi, dah dateng gue," ucap lelaki itu sambil mendudukkan bokongnya di salah satu kursi di sana.

Alkina mendonggak melihat wanita berparas cantik yang masih dalam posisi berdiri.

"Hai!" sapanya sambil tersenyum ramah membuat wanita yang tadinya menatap ke arah Radit kini mengalihkan pandangannya ke arah Alkina.

"Hai!"

"Aku Alkina. Kamu siapa?"

"Aku Celine. Aku—"

"Dia temen gue. Udah kuliah." Alkina mengangguk sebelum mempersilahkan Celine untuk duduk di sampingnya.

Kalan terdiam menatap ke arah Radit, diantara perkumpulannya. Predikat lelaki paling brengsek jatuh pada Radit. Si pemain wanita yang benar-benar mempermainkan wanitanya.

"Kakak kuliah jurusan apa?" tanya Alkina antusias setelah melihat wanita dengan wajah cantik dan tubuh bak model di sampingnya.

"Jurusan fashion desain."

"Kenapa nggak jadi model aja?"

"Doain yah, soalnya, aku pengen dua-duanya. Jadi desainer sekaligus modelnya."

Alkina mengangguk dengan cepat. "Kamu mau kuliah jurusan apa?"

Alkina terkekeh sebelum menggeleng. "Nggak kuliah kak. Mau fokus jaga baby aja."

"Baby? Kamu hamil?" tanya Celine sedikit terkejut lalu menoleh pada Kalan dan Radit yang sedari tadi hanya menjadi pendengar.

Alkina mengangguk, sambil mengelus perutnya.

Dengan pelan, Celine ikut menyentuh perut Alkina yang ternyata memang sudah sedikit membuncit.

"Udah berapa bulan?"

"Udah dua bulan, kak."

"Aku punya temen dokter kandungan, kamu boleh coba ke sana." Alkina mengangguk sebelum menoleh ke arah Kalan.

"Cewe cowo?"

"Cowo."

"Nggak usah, dokter yang lain ada." putus Kalan setelah mengetahui jenis kelamin dokter yang dimaksud oleh Celine.

Celine tertawa pelan sebelum menggelengkan kepalanya.

Hingga bunyi pada smartphone Radit membuat lelaki itu kembali menegakkan tubuhnya.

"Sorry, gue harus jemput Rara di bandara."

"Rara pulang?" tanya Celine sambil menoleh ke arah Radit yang sontak mengangguk.

"Aku ikut."

"Lo kan tau Rara nggak suka sama lo. Udah ya! Gue jemput dulu."

"Terus aku gimana?"

Possessive HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang