"Gue punya kejutan."
•••
Kalan tak henti-henti menarik nafas lalu kembali membuangnya setelah melihat maha karya seorang Nora pada motor kesayangannya.
Motor yang tadinya berwarna hitam mengkilap melambangkan sang pemilik yang gagah, kini harus berubah menjadi motor dengan stiker kuda poni di setiap bagian. Tak lupa pula, boneka yang menghiasi bagian depan motor itu.
Bukan hanya Kalan yang meringis, Umayma yang sedari tadi berdiri sambil mengamati tingkah Nora dan Alkina ikut menghela nafasnya.
"Bagus banget motornya, makasih kak!" ucap Alkina sambil memeluk erat tubuh Nora yang dengan senang hati membalas pelukan hangat dari adik iparnya itu.
"Nora!" tegur Umayma yang membuat Nora tersenyum polos sebelum mendekati Umayma untuk membujuk ibunya itu.
"Nora cuman nurutin permintaan dedek bayi, Buna mau kalau punya cucu ileran setiap saat? Nora mah ogah punya ponakan kayak gitu. Jadi kalau bisa diturutin, ya diturutin aja," ucap Nora yang membuat Umayma sontak berdiri di tim Alkina dan Nora.
"Buna ikutan juga?" sindir Kalan sambil melipat kedua tangannya di depan dada sambil mengamati tiga perempuan penguasa di hatinya itu.
"Kamu mau punya anak ileran melulu?"
Kalan menghela nafasnya sebelum melangkah menjauh meninggalkan ketiga wanita itu.
"Terserah!" gumamnya.
•••
Kalan menatap ke arah Alkina yang sudah dua puluh menit duduk di atas motor yang dulunya terlihat sangat perkasa namun kini sudah berubah menjadi pink dengan beberapa hiasan kuda yang tidak diketahui Kalan.
"Udah ah! Ayo masuk, nanti lo sakit." Mendengar teguran dari sang suami membuat Alkina cemberut sebelum memeluk erat motor itu kembali.
"Jauh-jauh, nanti kamu cabut stikernya." teriak Alkina saat Kalan melangkah mendekatinya.
"Nggak sayang, nggak akan gue cabut. Ayo masuk! Kita mau ke rumah sakit, kan?" bujuk Kalan sambil mendekati Alkina dengan pelan. Ia menjulurkan tangannya untuk membantu Alkina turun dari motor pinknya itu.
"Bye-bye, pinky," ucap Alkina setelah berhasil turun dari motor itu.
Kalan memejamkan matanya saat mendengar nama panggilan dari Alkina untuk Falcon-motor kesayangannya-.
"Ayo! Kita ke rumah sakit, kasian Alian."
Kalan mengangguk dengan hati yang dongkol, ingin marah, namun harus marah pada siapa? Tidak mungkin pada wanita yang ada di sampingnya itu.
•••
Setelah menempuh perjalanan hingga beberapa menit, kini Kalan dan Alkina sudah berdiri di depan ruang inap Alian yang disambut oleh dua aparat kepolisian.
"Ada apa ya, Pak?" tanya Kalan setelah melihat dua pria berseragam di depannya.
"Anda siapanya pak Alian?"
"Saya temannya, Pak. Ada yang bisa saya bantu? Soalnya saya dan Alian sudah cukup kenal."
Dua orang itu tampak saling berbicara lewat sorot matanya sebelum menoleh pada Kalan.
"Satu jam sebelum kecelakaan terjadi, saya menerima laporan dari Pak Alian tentang kehilangan anak kecil berusia 5 tahun. Namun saat kami ingin menanyakan keterangan lebih lanjut. Pak Alian hanya bisa menyebutkan nama anak itu. Naira. Anak yang hilang itu namanya Naira. Apakah Naira itu keluarga dari pak Alian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Husband
RomanceAlkina mendekati gerombolan anak yang sedang bersantai di rooftop sekolah. Tentu saja kedatangan Alkina sukses mencuri perhatian. "Kalan?" Kalan membuang rokoknya setelah mendengar sapaan dari gadis yang selama ini sudah ia klaim sebagai kekasihnya...