8

9.2K 1.1K 37
                                    

Aku tak pernah menduga kalau hari ini akan datang. Hari dimana aku duduk di atas punggung seekor kuda sembari menatap punggung Chandler yang luas. Aku benar-benar tak menyangka kalau Chandler, si kaisar yang menjadi idaman semua gadis di seluruh kekaisaran, sudi untuk mengantarkan putri dari seorang baron miskin yang terobsesi padanya.

Apa otak Chandler mengalami masalah? Atau dia ini memang gila? Entah mengapa aku meragukan kewarasannya. 

Hal yang paling membuatku bingung adalah Chandler tidak membunuhku setelah aku memukul dan mengubur ksatria intinya hidup-hidup. Jangankan membunuh, marah pun tidak.

Sebenarnya, apa yang terjadi?!

Aku kan hanya berniat untuk mengurung diri di dalam hutan di kediaman ayah. Tapi, mengapa malah berakhir berboncengan kuda dengan pria sialan ini?!

Apa jangan-jangan Chandler ingin menemui ayahku dan mengadukan semua kesalahanku padanya. Lalu, pria ini akan meminta ayah untuk memberikan biaya ganti rugi sebesar pertambangan batu mana? Dan, kalau ayah menolak, kaisar akan membawaku sebagai gantinya. Setelah itu, aku akan dijual sebagai budak? Atau lebih parahnya malah dibakar, digantung, dipenjara, bahkan dipenggal?

Kalaupun Chandler tidak melakukan semua yang aku pikirkan. Tetap saja aku akan mati. Mati di tangan para gadis yang mengidamkan posisi sebagai putri mahkota kekaisaran. Mereka jelas akan naik pitam begitu melihat seorang putri baron miskin berada di atas kuda yang sama dengan calon suami idaman mereka. Dan, hidupku akan dihantui oleh pembunuh bayaran seumur hidup.

Argh!!! Aku tidak mau mati muda!!! Aku kan masih belum menikah! Aku juga belum menghabiskan harta yang dipendam ayahku! Aku belum menjajal semua makanan yang ada di kekaisaran! Aku tidak mau mati muda!!!

Apa sebaiknya aku pukul kepala kaisar? Aku pernah baca dari buku, katanya kalau memukul kepala seseorang tepat di bagian kepala belakang yang melindungi otak kecil bisa membunuh orang dalam sekejap. Aku tidak tahu apa buku itu benar atau tidak. Tapi, aku rasa aku akan segera tahu karena aku punya kelinci percobaan di depanku. Dan, kebetulan sekali ada bola besi di bagian samping kuda yang disimpan dalam tas.

Aku mengambil bola besi itu secara perlahan. Bola ini terlihat seperti peluru meriam.

Chandler fokus mengatur jalannya kuda kesayangannya. Jadi, aku rasa dia tidak akan tahu apa yang akan aku rencanakan.

Jika rencanaku berhasil dan Chandler tewas, aku akan langsung pulang ke rumah. Mengambil semua harta ayah dan kabur ke kekaisaran lain. Mungkin, aku akan meminta dokter bedah untuk melakukan operasi plastik agar wajahku berubah. Para ksatria dan penyidik kekaisaran pasti tidak akan bisa mengenaliku. Setelah itu, aku hanya tinggal mengganti namaku. Dan, memulai kehidupan baru yang indah.

Akhir bahagia yang sangat aku nantikan.

Aku mengangkat bola besi itu tepat di atas kepala kaisar. Aku tersenyum. Dia tidak sehebat yang orang-orang katakan. Mereka selalu bilang kalau kaisar satu ini sangat peka akan bahaya sekecil apapun. Tapi, buktinya dia diam saja dan tidak melakukan apapun. Padahal, ada bola besi yang siap menghantam kepalanya.

"Duduklah yang tenang, Nona!" Kata Chandler sembari tersenyum ke arahku. Ada bola besi di depan wajah tampannya.

Aku yang sedang melayangkan bola itu langsung menariknya kembali.

Padahal tinggal sedikit lagi!

Dasar duda sialan!

"Anda sangat membenci saya sampai ingin membunuh saya?" Tanya Chandler datar sembari menatap bola di tanganku.

"Hahaha... Tidak! Saya hanya sedang berolahraga! Berat badan saya naik akhir-akhir ini!"

Aku tertawa dengan kaku. Tangan kananku menaik turunkan bola besi itu. Chandler kembali fokus mengendalikan kudanya.

"Yah, anda memang terlihat seperti bayi gajah!"

Aku tersenyum. Tanganku mengepal.

Bayi gajah katanya?! Maksudnya aku sangat gendut sampai berat badanku mirip dengan bayi gajah? Berat bayi mamalia itu kan 90 sampai 100 kg. Memangnya aku seberat itu?!?!

Dia ini benar-benar ingin mati, ya?

Aku membuang bola besi itu ke sembarang arah. Persetan jika Chandler mencari peluru meriamnya itu. Aku tidak peduli! Lagipula, kehilangan satu peluru meriam tidak akan membuat kekaisaran ini jatuh miskin, kan?

Aku duduk dengan tenang di atas punggung kuda sesuai perintah Chandler. Aku penasaran dengan apa yang akan Chandler lakukan begitu dia tiba di kediaman ayah. Apakah dia akan mengadukan semuanya dan menghukumku. Atau, apakah dia hanya akan bertukar salam pada ayah? Yah, apapun itu, yang jelas aku tidak akan suka.

Angin berhembus lembut. Burung berkicau dengan merdu. Sinar matahari siang membuat mataku silau. Kuda melaju dengan perlahan di atas jalanan yang dipenuhi rerumputan dan bunga di pinggirnya. Suara aliran air sungai membuat suasana terasa semakin nyaman. Aku menguap. Tanpa sadar, mataku perlahan menutup sebelum akhirnya tertidur lelap.

Aku bangkit dari penjelajahan pulau kapuk yang sangat lelap. Mataku mengerjap. Tubuhku menggeliat. Tanganku mengusap air liur yang mengalir di pinggir pipiku. Ah, aku memang selalu berliur ketika tidur. Hal itu menandakan kalau tidurku sangat nyenyak atau aku kelelahan.

Aku akhirnya selesai mengumpulkan seluruh nyawaku yang masih menjelajah pulau kapuk. Aku menggaruk ketiakku yang gatal. Manik mataku menatap pemandangan indah di hadapanku.

Sungai mengalir dengan deras. Rumput hijau bergoyang tertiup angin. Bunga mekar dengan indah. Benar-benar pemandangan yang sangat mengagumkan.

Aku tersenyum. Angin sepoi menerbangkan rambutku. Rasanya sangat nyaman dan menenangkan. Sejenak, aku jadi lupa akan masalah yang ada di kedua pundakku. Kalau dipikir lagi, rasanya aku adalah manusia yang bebas masalah.

"Bisakah anda berhenti bersikap seolah anda adalah pemeran utama novel romansa?"

Sebuah suara merusak ketenangan yang aku rasakan. Kepalaku bergerak dengan kaku. Chandler duduk di sampingku.

Sial! Aku lupa kalau kami tengah berada di atas punggung kuda yang sama.

Aku menatap pakaian Chandler. Bagian punggung pakaian kaisar itu basah. Dan, dilihat dari polanya, nampak sama dengan sarung bantal di kamarku. Pelakunya jelas adalah air liurku. Jangan bilang kalau aku tidur sembari menyandarkan tubuhku pada punggung kaisar?! Dan, jangan bilang kalau kaisar melihat kebiasaan tidurku yang lebih buruk dari kuda?

Argh!!! Yang benar saja!!! Aku sudah kehilangan image yang sudah susah payah aku bangun di hadapan pria sialan ini! Dia pasti akan langsung menghujaniku dengan hinaan, kan?

"Hahaha....."

Aku tertawa kaku. Lantas menghembuskan nafas pasrah. Rasanya setengah jiwaku menguap ke udara.

"Kebiasaan anda sangat buruk untuk ukuran seorang gadis muda!" Chandler mengusap punggungnya yang basah akan air liurku.

Chandler terus menggerutu sembari mengusap punggungnya yang masih basah, "Abel yang baru berusia 8 tahun saja selalu kalem saat tidur. Apa usia kalian berdua tertukar? Untunglah anda hanya berliur dan tidak mengompol. Kuda saya sangat anti akan hal yang kotor!"

Apa ada peluru meriam lagi? Karena aku benar-benar ingin memukul kepala pria sialan ini!

Emperor, Please Obey Me!✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang