"Anu! Tolong maafkan saya, Yang Mulia Pangeran Putra Mahkota! Ucapan saya benar-benar keterlaluan!" kata Flo sembari membungkukkan badannya. Tegak lurus di hadapan Abel yang masih bergetar.
Hah! Untung saja Flo setidaknya tahu diri. Dia jadi bisa langsung menyadari kesalahannya tanpa harus diberitahu.
Aku beranjak dari kursiku. Mataku terus menatap Flo. Bibirku tersenyum. Flo meneguk ludah. Aku bersimpuh di hadapan Abel. Di saat seorang anak tidak tahu harus melakukan apa, sudah seharusnya orang yang lebih dewasa memberikan arahan, bukan? Aku akan membuat Flo berpikir sebelum bicara!
"Abel, apa anda ingin memanfaatkan Nona Theodore atau menghukumnya? Anda bisa meminta Nona Theodore untuk memotong lidahnya atau dipenggal kepalanya juga bisa!" kataku sembari tersenyum.
Kali ini giliran tubuh Flo yang bergetar. Dia tersenyum. Berusaha sebisa mungkin nampak baik-baik saja di hadapan Abel. Walau begitu, dalam hati aku yakin kalau Flo ingin sekali mengacak wajahku. Bisa-bisanya sahabat baiknya malah mempengaruhi seorang anak berusia 8 tahun untuk menghukumnya dengan berat. Flo tahu kalau dia salah besar karena sudah menghina Abel. Tapi, dia kan melakukan hal itu dengan tidak sengaja.
"A-apa tidak masalah kalau saya menghukum seseorang?" tanya Abel. Memastikan.
Aku mengangguk semangat, "Tentu saja! Anda kan seorang pangeran putra mahkota. Semua orang pasti akan mendengarkan ucapan dan perintah anda!" kataku.
Abel mengangkat kepalanya. Menatap Flo yang terlihat cemas. Meski begitu, Flo tetap tersenyum. Raut wajahnya menunjukkan orang yang benar-benar menyesali perbuatannya.
"Saya tidak akan menghukum Nona Theodore." kata Abel.
Flo tersenyum lebar.
"Tapi, bisakah anda pergi dari sini sebagai gantinya? Saya ingin menghabiskan waktu bersama Nona Althea!" kata Abel sekali lagi.
Flo menatapku. Dia menjulurkan lidahnya. Aku menatapnya sebal. Setidaknya, aku ingin Flo menginap di penjara walau hanya satu malam. Enak sekali dia karena bisa bebas dari hukuman ini begitu saja.
"Tentu saja, Yang Mulia Pangeran Putra Mahkota! Kalau begitu, saya pamit undur diri! Semoga hari anda menyenangkan!" kata Flo sembari membungkukkan badannya sekali lagi.
"Abel! Saya akan mengantar Nona Theodore sampai gerbang istana. Saya akan segera kembali. Setelah ini, mari kita jalan-jalan di taman bunga!" kataku sembari mengusap pipi Abel. Tidak lupa tersenyum.
Abel mengangguk. Aku lantas beranjak. Ekspresi wajahku langsung berubah datar ketika menatap Flo. Kami berdua berjalan bersisian.
"Sepertinya aku datang di saat yang tidak tepat, ya?" tanya Flo santai.
Aku menatapnya datar. Bukan waktunya yang kurang tepat. Tapi, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya lah yang kurang tepat. Bisa-bisanya dia langsung menghina Abel di pertemuan pertama mereka. Abel pasti akan berpikir kalau Flo adalah nona bangsawan muda yang jahat. Dimana-mana, kesan pertama itu kan penting.
"Mulutmu itu memang tidak bisa dikontrol, ya?" tanyaku sembari menatap jalanan di depanku.
"Yah, aku kan sudah minta maaf pada Pangeran Abel."
"Minta maaf saja tidak bisa menyembuhkan luka hatinya tahu! Dan, Abel bukanlah anak haram. Dia adalah anak yang diadopsi oleh Kaisar karena ibunya tewas saat perang dengan para penyihir!" kataku.
Langkah kaki Flo terhenti.
"Kau serius?! Argh! Kalau begitu, aku benar-benar melakukan kesalahan besar! Aduh! Mulutku ini!" kata Flo sembari memukul bibirnya beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emperor, Please Obey Me!✔
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Kaisar gila itu menyukaiku karena ramuan cinta. Dan, sekarang efek ramuannya sudah hilang. Aku bisa melihat tiang gantung di alun-alun ibukota. Apa yang harus aku lakukan?!?!?! Start: 20 April 2022 End: 7 Agustus 2022