Suasana kediaman Baron Elixi masih sama. Suram dan hening. Tak ada yang berubah. Ibu tiriku masih berjualan sayur di pasar. Ayah masih sama pelitnya. Malah, sebenarnya jadi semakin pelit sejak aku dihukum. Dan, aku juga masih sama. Masih menjadi pembantu di rumahku dan menyukai Cahir. Perasaanku semakin tumbuh setelah peristiwa seminggu lalu. Saat Cahir datang dan membelikan anak-anak es krim. Bukankah dia benar-benar seperti seorang malaikat?
Aduh!!! Kenapa dia begitu sempurna, sih? Sudah tampan, mapan, baik hati pula. Bukankah dia sangat cocok untuk jadi kandidat suami idaman bagi putri semata wayang Baron yang sangat cantik ini? Aku tahu kalau aku memang tidak pantas untuk seorang 'Cahir' dalam segi apapun. Tapi, sungguh, aku sangat pandai memaksakan diri. Aku akan melakukan apapun agar bisa mendapatkan Cahir. Bahkan, jika itu berarti aku harus memberikan ramuan cinta kepadanya.
Wanita tua itu bilang kalau ramuan itu hanya bisa bekerja jika orang yang meminumnya memiliki perasaan padaku. Walau, hanya seujung kuku sekali pun. Semakin besar rasa sukanya, semakin besar pula dampaknya. Orang yang meminum ramuan itu mungkin akan jadi tergila-gila dengan orang pertama yang ia temui. Artinya, jika Cahir memiliki perasaan padaku, dia akan jadi semakin menyukaiku. Dan, jika Cahir tidak menyukaiku, ramuan itu tidak akan bekerja. Yah, bisa dibilang kalau itu hanyalah sekadar ramuan untuk melipatgandakan perasaan seseorang. Bukan mengubah perasaan menjadi cinta.
Tapi, tidak apa! Ramuan apapun itu, asalkan bisa membuat Cahir menyukaiku, tidak masalah. Lagipula, bukankah bagus? Aku bisa tahu apakah Cahir menyukaiku atau tidak. Jadi, aku tidak perlu takut jatuh cinta pada orang yang tidak siap mengangkatku.
Ini memang pertama kalinya aku jatuh cinta. Tapi, aku tahu kalau rasa sakit karena cinta tak terbalas itu bisa membuat seseorang jadi enggan untuk jatuh cinta lagi. Karena, gadis bangsawan lain pernah merasakannya. Mereka jatuh cinta pada seseorang sampai ke tingkat bodoh. Mereka memberikan semuanya untuk orang yang mereka cinta. Rumah. Harta. Kasih sayang. Semuanya. Tapi, orang itu tetap pergi. Bersama orang lain. Membuat gadis bangsawan itu kehilangan cintanya. Sialnya, bodohnya tidak mau pergi. Beberapa dari mereka bahkan memutuskan bunuh diri, membalaskan dendam pada orang yang dipilih kekasihnya, atau membakar rumah kekasihnya.
Hah! Aku tidak tahu kenapa orang bisa sebodoh itu ketika sudah jatuh cinta. Untunglah, aku masih dalam level waras. Jika cinta bisa membuat seseorang jadi sebodoh itu, memang sebaiknya aku tidak jatuh cinta selamanya. Karena, tanpa harus jatuh cinta pun aku tetap bodoh. Tapi, entahlah! Aku sudah benar-benar jatuh cinta pada Cahir. Dan, aku harap dia mau menangkapku.
Cahir berbeda dari pria sialan yang hanya mengincar perkebunan atau tubuhku. Cahir itu seorang malaikat. Dan, malaikat sudah pasti sangat baik.
Aku akan mengenal Cahir lebih jauh sebelum aku memberikan ramuan cinta itu padanya. Lagipula, aneh rasanya kalau aku datang ke rumahnya tanpa pemberitahuan atau persiapan. Bisa-bisa aku dicap sebagai gadis tak sopan dan aneh. Aku sudah mengirim surat pada Cahir kalau aku akan bertamu ke rumahnya. Dan, aku sudah mendapatkan jawabannya 2 jam setelah surat itu sampai di kediamannya.
"Aku sangat menantikan kedatanganmu di kediamanku 3 hari lagi saat matahari terbenam, Thea."
Itu adalah jawaban Cahir. Hanya satu kalimat. Tapi, entah kenapa bisa membuat hatiku begitu berbunga. Aku bahkan sampai memasukkan surat itu ke dalam kotak kaca dan menyimpannya di dalam brankas rahasia milikku. Aku akan menjaga surat itu dengan nyawaku. Tidak akan aku biarkan kertasnya terlipat atau rusak sedikit pun. Bahkan, jika aku mati sekalipun, akan aku pastikan arwahku tetap menjaga surat itu. Surat pertama dari Cahir untukku.
Kapan terakhir kali aku merasa sebahagia ini, ya? Tertawa lepas tanpa beban. Tersenyum lebar tanpa memikirkan masalah. Rasanya sudah sangat lama. Ketika ibu pergi, ada satu hal yang ia bawa. Senyumku. Ibu membawa senyumku pergi bersamanya. Dan, sekarang, Cahir mengembalikannya. Cahir bahkan juga mengembalikan tawaku. Dia itu benar-benar sesempurna itu ya ternyata.
Rasanya aku jatuh cinta pada orang yang tepat.
"Althea!" Seru seorang gadis berusia sebaya denganku. Rambut biru pendek sebahunya nampak seperti samudera yang indah. Manik mata hijaunya sangat menenangkan. Bibir tipisnya yang terus mengembangkan senyuman manis membuatnya jadi semakin cantik.
Perkenalkan, Floranza Dil Theodore. Dia adalah putri Duke Theodore. Salah satu dari 7 Duke yang paling kaya di kekaisaran. Sekaligus satu-satunya teman yang aku punya. Iya, di antara ratusan ribu rakyat kekaisaran dan ratusan juta penduduk bumi, aku hanya punya satu teman. Yah, setidaknya temanku yang satu ini sangat bisa dipercaya.
Aku dan Flo sudah bersahabat sejak masih bayi. Ayahku dulu sebagai tangan kanan Duke Theodore. Jadi, sudah hal yang wajar jika aku dan Flo bersahabat sejak kecil.
Saat ibu meninggal, Flo adalah orang yang terus berada di dekatku. Dia terus berusaha menghiburku. Walau, hal itu membuatnya melakukan hal bodoh. Sayangnya, kelakuan bodoh Flo tidak cukup untuk mengusir kesedihan yang aku rasakan. Sampai akhirnya, waktu sedikit menyembuhkan. Dan, Cahir menyembuhkan segalanya.
Walau begitu, aku bersyukur karena bertemu Flo. Di dunia yang penuh kepalsuan ini, memiliki satu sahabat yang bisa dipercaya jauh lebih berharga dibandingkan memiliki ribuan teman yang akan menusukmu dari belakang. Memiliki seseorang yang selalu menemaniku dalam kesengsaraan adalah hal yang sangat aku syukuri dalam hidup.
"Aku dengar kau habis diantar oleh seorang pria beberapa hari lalu. Apakah dia tampan?" Flo duduk di tepi tempat tidurku. Sementara, aku mengelap meja yang penuh akan debu.
Yah, begitulah Flo. Satu-satunya hal yang membuatnya tertarik adalah pria tampan. Padahal, dia sudah punya pacar. Walau matanya selalu berpusat pada pria tampan, entah kenapa hubungannya dengan si pacar sangat harmonis dan awet. Mereka sudah berpacaran 7 tahun lamanya. Tapi, entah kapan mereka berdua akan menikah. Padahal, pacar Flo adalah Abbys Leo Panthera, putra Duke Panthera. Dia juga salah satu dari tujuh Duke paling kaya di kekaisaran. Mereka berdua jelas sangat sempurna. Dan, kalau mereka menikah, maka, hampir seperdelapan bisnis yang ada di kekaisaran ini akan dimiliki oleh mereka. Yang artinya, kekayaan mereka juga akan bertambah. Bukankah itu hal yang bagus? Menikah dengan orang yang dicintai sekaligus memperkaya diri.
"Kau kan sudah punya pacar!" Kataku tanpa sedikit pun menatap Flo yang menaik turunkan kakinya.
"Pacar dan pria tampan itu hal yang berbeda, Thea!"
Aku memutar kedua bola mataku. Jika aku sudah resmi berpacaran dengan Cahir nanti, aku tidak akan jadi gadis mata keranjang seperti Flo. Aku tidak akan tergoda pada pria tampan atau pun kaya. Bahkan, sekelas kaisar pun akan aku tolak. Nggg, rasanya aku bahkan pernah mengacuhkan Chandler di upacara penobatannya. Di saat gadis lain berlomba mengajaknya berdansa, aku malah sibuk makan daging yang jarang aku nikmati di rumah. Wuah, sepertinya aku memang sudah setia dari awal.
Kalau aku bilang pada Flo jika pria yang mengantarkanku dulu adalah kaisar, reaksinya akan seperti apa, ya? Aku jadi penasaran.
"Dia....ka..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Emperor, Please Obey Me!✔
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Kaisar gila itu menyukaiku karena ramuan cinta. Dan, sekarang efek ramuannya sudah hilang. Aku bisa melihat tiang gantung di alun-alun ibukota. Apa yang harus aku lakukan?!?!?! Start: 20 April 2022 End: 7 Agustus 2022