23

6.2K 830 28
                                    

Apa-apaan dengan situasi yang sedang aku hadapi ini?! Pria yang aku suka melihatku dilamar oleh pria yang aku benci yang merupakan atasannya. Atasannya itu bahkan sampai membakar tamannya dan memecahkan cangkir tehnya yang mahal karena meminum ramuan cinta yang seharusnya diminum olehnya. Dan, sekarang gadis gila tidak tahu diri itu bersikap seolah dia adalah korban dari semua rencana yang ia pikirkan dengan kepalanya yang kosong.

Argh! Sial!

Kenapa hal buruk selalu terjadi padaku?!

Aku kan hanya ingin hidup bahagia dengan Cahir. Kenapa malah jadi begini?! Andaikan aku bisa memutar kembali waktu. Aku akan mencekoki Cahir dengan ramuan cinta itu. Masa bodo jika Cahir tahu. Toh, pengaruh ramuan cinta itu akan membuatnya lupa akan hal itu dan akan terus mencintaiku. Atau, aku akan menampar Chandler sebelum dia meminum teh tadi. Dengan begitu, semua mimpi buruk yang jadi nyata ini tidak mungkin terjadi.

Apa boleh buat! Buah sudah jadi jus. Tidak bisa dikembalikan lagi. Aku harus menerima dampak dari kebodohan yang sudah mendarah daging ini.

"Jadi, Cahir. Ini.... sebenarnya...."

Aku harus bilang apa? Aku menatap Chandler sembari melirik Cahir beberapa kali. Meminta kaisar gila itu untuk menjelaskan situasinya. Karena Chandler adalah atasan Cahir, setidak masuk akal apapun alasan Chandler nanti pasti akan tetap diterima oleh Cahir.

Aduh! Kenapa Chandler malah terus menatapku dengan wajah tersipu begitu, sih?! Aku kan jadi makin ingin menampar wajahnya. Aku memang pernah mendengar pepatah yang mengatakan kalau jatuh cinta bisa mengubah profesor menjadi keledai. Ternyata, pepatah itu memang benar. Tapi, bukan profesor menjadi keledai. Melainkan, kaisar menjadi orang dungu.

Pats!

Chandler berlari dan mengenggam kedua tangan Cahir erat.

"Cahir! Aku sudah menemukan belahan jiwaku!" Kata Chandler dengan semangat.

Aku menepuk jidatku. Apa yang aku harapkan dari seorang kaisar yang sedang dimabuk cinta ini? Cahir menatapku sekilas. Wajahnya terlihat kebingungan. Kalau aku jadi Cahir, aku juga akan memasang tampang seperti itu. Dia baru pergi selama 15 menit. Dan begitu kembali, atasannya yang selalu seperti manusia es hidup malah melamar gadis yang ia undang untuk minum teh bersama.

"Saya baru tahu kalau anda menyukai Nona Muda Elixi!"

Deg!

Kenapa Cahir malah memanggilku dengan sangat formal begitu? Ah, apa karena Chandler baru saja mengatakan kalau aku adalah belahan jiwanya, jadi Cahir tidak bisa bersikap santai lagi padaku?

"Yah, aku sudah menyukainya sejak lama! Bukankah wajah tidurnya yang penuh air liur itu begitu lucu?" Tanya Chandler sembari menatapku sekilas.

Aku langsung menutup wajahku yang memerah dengan tangan kananku. Tangan kiriku mengambil sendok dan mengaduk cangkir teh yang sudah kosong. Berpura-pura seolah aku tidak mendengar ucapan Chandler yang bisa didengar sampai kekaisaran sebelah.

Dasar Chandler sialan! Kenapa dia mengungkit hal memalukan itu di depan Cahir? Kalau begitu kan wajah yang sudah aku bangun dengan susah payah di hadapan Cahir langsung hancur.

"Ah, saya lebih tidak tahu kalau anda berdua sudah menghabiskan malam bersama!" Kata Cahir. Ada keringat yang menetes di pelipisnya. Aku rasa Cahir merasa khawatir. Dia baru saja mengundang gadis yang menghabiskan malam bersama tuannya untuk minum teh bersama. Hal itu kan bisa dianggap sebagai kejahatan terhadap kekaisaran karena berusaha mengambil gadis kaisar.

Aku ingin sekali menjelaskan pada Cahir kalau aku dan Chandler tidak pernah melakukan apa yang ada dalam kepalanya itu. Tapi, bibirku ini benar-benar tertutup rapat. Rasanya seperti ada lem super tidak terlihat. Sebenarnya, apa yang terjadi dengan bibirku ini?! Aku harus menjelaskan semuanya pada Cahir agar dia tidak salah paham. Cahir adalah alasan aku mengenal yang namanya 'cinta' untuk pertama kalinya. Kalaupun cinta pertamaku harus berakhir. Aku tidak mau berakhir seperti ini!

"Ayolah bibirku! Bicaralah demi keselamatan dunia!"

Argh! Tidak bisa! Bibirku tetap tertutup rapat!

"Ah, tidak! Kami masih belum melakukannya. Tapi, akan segera setelah menikah nanti!" Kata Chandler sembari menepuk bahu kanan Cahir dengan tangannya.

Apa-apaan dengan ucapanmu itu, Kaisar?! Kau itu kan hanya meminum ramuan cinta. Bukan meminum ramuan dungu! Aku tidak mau dan tidak akan pernah mau menikah denganmu! Mendekati Cahir yang seorang putra Marquiss dan ksatria inti saja sudah membuatku masuk ke kategori orang paling tidak tahu diri di dunia. Apalagi kalau aku sampai menikah denganmu! Aku akan menerima hinaan dari seluruh alam semesta kalau hal itu sampai terjadi.

"Apa anda akan menikah dengan Nona Muda Elixi?" Tanya Cahir dengan nada suara memelas.

"Tentu saja! Hari ini aku akan langsung menemui orang tuanya!"

Deg! Tidak! Jangan sampai Chandler benar-benar bertemu ayahku. Aku bisa saja mencari penawar untuk ramuan cinta itu asalkan Chandler tidak benar-benar melamarku secara resmi. Tapi, kalau Chandler sudah terlanjur meminta restu ayahku. Itu artinya aku sudah resmi menjadi tunangannya. Atau, bahkan calon istrinya.

Argh! Tidak mau!

Aku inginnya menikah dengan Cahir. Bukan dengan pria tidak berperasaan yang sekarang jadi orang gila itu! Aku harus mencari penawar itu dan menulis kembali kisah cintaku. Tapi, dimana aku bisa mendapatkan penawarnya? Satu-satunya yang bisa membuat suatu ramuan dan penawarnya hanyalah para penyihir. Sayangnya, mereka sudah diusir dari kekaisaran ini. Kalaupun mereka masih ada di sini, mereka pasti menyembunyikan kekuatan mereka.

Apa aku menerima pernyataan cinta Chandler saja? Lalu, setelah efek ramuan cinta itu hilang, aku akan bercerai. Ramuan cinta itu pasti tidak akan bertahan selamanya, bukan? Tapi, memangnya selama aku masih menjadi istri Chandler, Cahir tidak akan menikah dengan orang lain? Kalau pun memang tidak, apa Cahir mau menikahi mantan istri atasannya?

Hah! Hidupku ini lebih rumit daripada gumpalan benang kusut.

Chandler berdiri di hadapanku. Aku menatapnya.

Apalagi yang diinginkan pria sialan ini?

Chandler kembali berlutut. Tangannya menggenggam erat tanganku. Ah, aku baru sadar kalau tangan Chandler begitu besar. Semua tanganku masuk dalam genggaman tangannya.

"Althea! Tolong berikan aku waktu 10 menit untuk menyiapkan acara lamarannya. Ah, tidak! 5 menit saja cukup!" Katanya sembari menatapku penuh kasih. Warna merah muda itu masih terbersit dalam manik mata merah darahnya. Tapi, untuk seseorang yang berada dalam pengaruh ramuan cinta, sikap Chandler terlalu gila. Seperti orang yang beneran jatuh cinta. Tapi, kaisar yang seperti pohon pisang ini mana mungkin bisa jatuh cinta.

Chandler meminta Cahir untuk mengantarku pulang. Seharusnya aku menjelaskan semuanya pada Cahir. Tapi, bibirku tetap tertutup rapat. Hingga Cahir pergi dengan wajah kecewanya, aku masih tidak sanggup membuka bibirku.

Aku sudah kehilangan cinta pertamaku dalam waktu singkat.

Dan, lima menit kemudian, Chandler benar-benar datang ke rumah untuk melamarku.

Emperor, Please Obey Me!✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang