Tada!!!
Sesuai dugaan, ayah memanggilku ke ruang kerjanya dan berceramah selama 4 jam tanpa henti. Aku rasa, aku punya bakat dalam meramal masa depan.
Saking muaknya dengan ceramahan ayah yang terus diulang, tanaman dan serangga kecil di dalam ruang kerja ayah layu dan mati. Penutup telinga yang aku pakai bahkan hampir rusak karena tidak mampu menahan suara ayah. Ibu tiriku tak mampu melakukan apapun untuk membantuku. Karena ayah selalu melarangnya untuk membelaku meski aku benar.
Berhadapan dengan bangsawan bodoh manapun sebenarnya sama saja. Seperti memakan buah simalakama. Jika aku dihina, ayah akan menceramahiku karena aku tidak bisa membela diriku. Ratu mana yang tidak bisa membela dirinya sendiri. Tapi, jika aku membela diri, ayah akan bilang kalau aku tidak punya sopan santun. Kalau aku lari pun hasilnya tetap akan sama. Ruang kerja dan ceramah tanpa henti.
Hah!!! Dia benar-benar ayah yang sangat buruk.
Padahal, waktu ibu masih ada, ayah adalah orang tua paling baik sedunia. Dia selalu memberikanku perhiasan terbaik. Juga membiarkanku melakukan apapun yang aku mau. Bahkan, jika aku memukul kepala kaisar pun akan dibiarkan.
Ibu! Aku rindu sekali dengan ibu! Sudah 5 tahun sejak ibu pergi. Dan, ayah jadi semakin buruk saja dari hari ke hari. Andai saja, waktu itu aku tidak meminta ibu dan ayah untuk pergi. Semua pasti akan baik-baik saja, kan? Ayah masih bersikap hangat dan ibu masih ada untuk menemani kami. Andai saja, kekuatan penyembuhanku cukup kuat untuk menyembuhkan ibu. Ibu pasti masih hidup. Ah, ini semua salahku! Ibu pergi karena aku! Itulah alasam mengapa ayah membenciku!
Satu hal yang perlu kalian tahu. Perjalanan kereta kuda berdarah itu adalah atas permintaanku. Aku meminta ayah dan ibu untuk berlibur sejenak. Melupakan hiruk pikuk ibukota dan pergi ke tempat yang indah berdua. Liburan yang seharusnya hanya berlangsung selama 7 hari itu malah berlangsung selamanya bagi ibu. Dan, itu semua salahku.
Aku masih bisa mengingat semuanya dengan jelas.
Hujan turun dengan sangat lebat hari itu. Hari dimana ayah dan ibu pulang dari liburan. Aku yang saat itu masih berusia 15 tahun menunggu di belakang pintu sembari menebak oleh-oleh apa yang dibawa ayah. Semua pelayan di kediaman Baron Elixi yang sudah mendengar kabar kematian ibuku memilih untuk berpura-pura tidak tahu. Mereka berusaha untuk membujukku bermain. Atau sekadar menjauh dari pintu. Tapi, aku menolak.
Ketika suara langkah kuda bersatu dengan suara hujan dan petir, aku berseru semangat tanpa tahu apa yang akan terjadi. Begitu pintu besar itu terbuka, ibu berbaring di atas tandu dengan tubuh penuh darah. Nampak sangat kesakitan. Aku terdiam. Bibirku membisu. Telingaku menuli. Darahku berhenti mengalir. Semua suara dan teriakan cemas sama sekali tidak bisa aku dengar. Pelayan yang terus menggoyang tubuhku tak bisa membuatku tersadar. Ibu tersenyum ketika melihatku. Seolah nampak baik-baik saja. Setidaknya, itu yang ibu inginkan dariku.
Kekuatan putih tak bisa menyelamatkan ibu. Bahkan, kekuatan putih dari keluarga Elixi sekali pun. Ibu pergi. Dan, ayah terus mengurung diri di kamar.
Sejak saat itu, aku berusaha dengan keras untuk melatih kekuatan putihku, kekuatan penyembuhan. Yah, walau kekuatanku adalah kekuatan putih. Tapi, rambutku berwarna coklat. Sayangnya, aku tidak bisa menggunakan kekuatan putih seperti 'Elixi' yang lain.
Ada berbagai kekuatan di kekaisaran ini. Kekuatan putih hanyalah salah satu dari sekian banyak kekuatan yang ada.
Kekuatan biru adalah kekuatan pelindung. Para ksatria tameng kekaisaranlah yang memiliki kekuatan ini. Lalu, kekuatan hijau, kekuatanpenyuburan. Pemilik kekuatan hijau bisa menyuburkan tanah manapun. Tanah gurun pun bisa menjadi subur berkat sentuhan mereka. Kekuatan merah adalah kekuatan pereda, mereka bisa meredakan emosi yang ada. Para hakim kekaisaran adalah pemilik kekuatan ini. Kekuatan ungu adalah kekuatan penghancur. Ksatria utama dan ksatria perang kekaisaran sudah pasti memiliki kekuatan ini. Sihir putih adalah sihir penyembuh. Semua keturunan Elixi memiliki sihir ini. Kecuali aku.
Kami menyebut semua sihir ini dengan nama sihir warna.
Dan, yang terakhir adalah sihir elemen. Air, api, tanah dan es.
Elemen es hanya dimiliki oleh kaisar dan kekuatannya begitu hebat. Dia bisa memusnahkan satu negara hanya dengan melambaikan tangannya. Kekuatan inilah yang membuat dia selalu menang di medan perang juga memusnahkan perasaannya. Tak seperti kaisar lain yang baik hati dan bijaksana. Kaisar di kekaisaran ini jahat, berhati dingin dan tidak memiliki perasaan. Dia tak segan membunuh siapapun yang menentang kehendaknya.
Duke Erphina adalah contoh nyata dari kebengisan kaisar. Keluarganya dibantai karena menentang perintah kaisar. Kediaman Duke Erphina hancur lebur. Rata dengan tanah. Dan, dalam semalam, Duke Erphina tinggal sebuah cerita.
Semua orang sudah tau betapa kejamnya kaisar itu. Tapi, ayah gilaku itu malah berusaha menikahkan putri semata wayangnya dengan kaisar gila itu. Hah! Aku rasa aku harus menyembuhkan ayahku juga. Sepertinya, dia sedang sakit jiwa.
Keluarga Baron Elixi selalu menjaga kekuatan putih mereka agar tetap murni. Anak laki-laki dan anak perempuan dari Baron Elixi selalu menikah dengan mereka yang memiliki kekuatan putih. Tak peduli jika mereka hanyalah rakyat biasa atau bahkan tunawisma sekalipun. Selama mereka memiliki kekuatan putih, itu sama sekali bukan masalah. Dan, aku rasa, ayahku itu akan melanggar tradisi keluarga. Menikahkan putrinya dengan pemilik sihir es yang jelas sangat bertentangan dengan kekuatan putih. Dia pasti sudah sangat gila.
Padahal, waktu kecil, ayah selalu memintaku untuk menikah dengan pria pemilik kekuatan putih.
Hah!!! Lupakan saja!!! Ayahku itu sulit ditebak juga sulit dimengerti. Menghitung bintang di langit malam rasanya lebih mudah bila dibandingkan dengan menebak ayah.
"Althea, ibu membawa daging dan sup tomat. Makanlah!" Ibu membuka pintu kamarku dengan pelan dan meletakkan sebuah nampan di atas laci kamarku.
Aku memutar kepalaku. Tersenyum. Ibu tiriku ini memang sangat pengertian. Dia selalu memasak makanan enak setiap kali aku dimarahi oleh ayah. Tapi, tetap saja ceramahan ayah itu tidak bisa dibandingkan dengan daging yang aku makan 3 bulan sekali.
"Terima kasih, Ibu!"
"Ibu harap, kau tak terlalu sedih karena sikap ayah. Dia jadi sedikit sensitif karena masalah tambangnya!"
"Tidak! Aku baik-baik saja!"
"Ibu pergi dulu, ya!" Ibu menutup pintu kamarku dengan pelan.
Aku kembali menatap langit-langit kamarku.
Harusnya kau tidak perlu melempar amarahmu pada putri semata wayangmu, Pak Tua! Padahal, masalahnya adalah tambang. Seharusnya, dia ceramahi saja para pekerja tambangnya yang tak becus. Kenapa malah menceramahiku?
Ah, aku lupa kalau ayahku itu sangat baik dan bijaksana di depan umum. Jadi, mana mungkin dia menunjukkan sisi lainnya yang suka ceramah 4 jam tanpa henti.
Hah! Aku mulai berpikir kalau lahir di keluarga ini adalah sebuah kesalahan. Aku harap begitu, agar aku punya alasan untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emperor, Please Obey Me!✔
Fantezie[Bukan Novel Terjemahan - END] Kaisar gila itu menyukaiku karena ramuan cinta. Dan, sekarang efek ramuannya sudah hilang. Aku bisa melihat tiang gantung di alun-alun ibukota. Apa yang harus aku lakukan?!?!?! Start: 20 April 2022 End: 7 Agustus 2022