36

5.8K 766 21
                                    

"Apa ini benar kamar saya, Pangeran?" Tanyaku sembari menatap sebuah pintu berlapis emas dengan tinggi 10 meter dan lebar 4 meter itu. Dilihat dari pintunya saja, sudah terlihat jelas kalau ruangan yang ada di balik pintu ini sangat luas.

Apa aku benar-benar akan tidur di tempat ini? Bagian luarnya saja sudah kelihatan sangat mewah. Istanaku juga terlalu luas karena itu adalah istana ratu yang asli. Padahal, aku pikir aku akan tinggal di istana tamu atau putri. Rupanya malah langsung di istana ratu. Bukankah para bangsawan akan semakin membenciku kalau begini caranya?!

Abel mengangguk.

Dia masih enggan bicara.

Tidak apa. Setidaknya, dia sudah tidak takut lagi padaku.

"Apa kau mau masuk, sayang?" Tanya Chandler.

Aku mengangguk. Luka Abel harus diobati. Dan, Chandler juga sepertinya mau mengobati tangannya yang sudah sembuh itu.

Chandler mendorong kedua pintu itu. Aku terperangah. Aku sudah menduga kalau bagian dalam kamar ini akan sangat mewah. Tapi, ini sih namanya berlebihan!

Tempat tidurku terbuat dari dahan pohon perak yang memancarkan cahaya ketika terkena sinar. Perabot seperti lemari, kursi dan meja juga terbuat dari bahan yang sama. Lantai marmer dengan lapisan permata tipis mengisi bagian dasar kamar. Dinding yang terlihat berkilau itu jelas diberi serbuk emas. Setiap karpet yang ada di ruangan ini juga terbuat dari bahan yang tidak main-main. Kulit beruang kutub yang hanya hidup di kutub utara bumi. Perlu waktu 1 bulan lamanya untuk pergi ke sana. Belum lagi, suhu ekstrim ketika berada di sana. Dan, jangan luoa juga dengan kemungkinan mati diserang beruang. Kain yang ada di atas kasur terbuat dari tenunan ulat bulu sutra emas. Keberadaan mereka cukup langka. Selain itu, perawatannya juga sulit. Tidak banyak bangsawan yang mampu membeli kain tenun dari ulat sutera emas.

Sebenarnya, tempat ini adalah kamarku atau tempat penyimpanan harta, sih? Kenapa semuanya mewah begini?!

"Apa kau suka dengan kamarnya, Sayang?" Tanya Chandler dengan wajah berseri.

Melihat wajahnya yang nampak seperti orang yang berharap mendapatkan pujian itu, aku sudah tahu siapa yang mendesain kamar ini untukku.

"Anu, Yang Mulia Kaisar, bukankah ini sedikit berlebihan?" Tanyaku.

Wajah Chandler langsung murung. Aku bahkan bisa melihat awan hitam dan tetesan hujan berada di atas kepalanya.

"Apa kau tidak suka dengan kamar ini?" Tanyanya dengan nada suara yang benar-benar menunjukkan kalau dia sedang kecewa.

Bukankah dia terlihat seperti anak kecil yang sedang bersedih karena alih-alih memuji, ibunya malah memarahi lukisan yang dia buat di dinding. Dan, aku adalah ibunya.

"Saya menyukainya. Tapi, saya lebih suka kalau benda yang ada di kamar ini sedikit lebih sederhana." Kataku dengan nada suara yang sebisa mungkin tidak membuat Chandler merasa semakin sedih atau terhina.

"Apa Theaku akan suka jika aku mengganti perabot kamarnya?" Tanya Chandler.

Wajahnya kini kembali menunjukkan ekspresi orang yang penuh harap.

Aku mengangguk, "Tentu saja!" Kataku sembari tersenyum.

"Baiklah! Ini hanya untuk sementara! Aku tidak bermaksud mengusir Thea dari kamarnya. Tapi, sampai pelayan mengganti seluruh perabot kamarmu, apa kau tidak keberatan kalau harus berpindah ke kamar lain yang ada di istana ini? Tidak lama! Hanya 10 menit. Ah, tidak! 5 menit!" Kata Chandler gelagapan.

Emperor, Please Obey Me!✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang