59

4.5K 712 70
                                    

Hening.

Malam ini begitu hening.

Chandler masih sibuk dengan pekerjaannya. Apalagi, urusan penyihir yang menyerang bagian timur kekaisaran masih belum selesai. Bahkan, sebenarnya semakin bertambah parah. Ada banyak ksatria kekaisaran yang terkena sihir hipnotis sehingga mereka menyerang ksatria yang masih normal. Keadaan semakin buruk karena para pasukan ksatria tidak tahu penyihir mana yang menjadi pusat dari sihir hipnotis.

Asalkan mereka bisa membunuh penyihir itu, sihirnya akan hilang. Orang-orang yang terkena sihir itu akan kembali normal. Tapi, orang yang sudah mati akan tetap mati.

Aneh!

Sihir hipnotis termasuk sihir hitam. Dan, yang bisa melakukan sihir itu hanyalah Daemon, sumber kekuatan para penyihir. Ada yang bilang kalau dia adalah penyihir pertama yang dikutuk oleh dewa. Ada juga yang bilang kalau dia adalah penyihir pertama yang ingin membalas dendam pada manusia karena mereka membunuh pasukannya. Aku tidak tahu dengan jelas siapa itu Daemon.

Tapi, bukankah aneh? Kalau dia memang ingin balas dendam, kenapa hanya menyerang orang-orang di Algeiro? Apa karena perang besar dengan penyihir dulu? Di samping itu, dulu semua penyihir di seluruh belahan bumi tidak ada yang bisa menggunakan sihir hitam seperti membuat ramuan, hipnotis, atau kutukan. Mereka hanya bisa menggunakan sihir yang biasa saja seperti sihir teleportasi, telekinesis atau sihir lain kecuali sihir elemen.

Bicara soal ramuan, ramuan cinta kan termasuk sihir hitam. Apa itu artinya wanita tua yang memberikanku ramuan itu adalah seorang penyihir? Dan, dia ingin aku menggunakannya untuk memikat Cahir. Dengan kata lain, dia ingin membunuh Cahir melalui diriku. Kalau Cahir jatuh cinta padaku, dia akan melakukan semuanya untukku. Termasuk mati untukku.

Ah, kalau begitu aku berhasil menyelamatkan nyawa Cahir, dong? Hah! Tahu begini aku tidak perlu merasa bersalah padanya karena dia dikirim ke medan perang.

"Bukan begitu, bodoh!"

Aku langsung bangkit dari tidurku begitu mendengar suara seseorang berbisik di telingaku. Aku menatap sekitar. Tidak ada siapapun di kamar ini selain aku.

Apa aku salah dengar? Tapi, suaranya terdengar terlalu nyata. Telingaku bahkan merasakan hembusan nafas seseorang.

Ah, mungkin hanya hembusan angin. Aku kan lupa menutup jendela.

Aku bangkit dari kasur. Kemudian, berjalan menuju jendela. Tanganku menutuo jendela yang terbuka lebar itu.

"Apa malam ini aku harus tidur dengan Chandler yang asli?" tanyaku begitu manik mataku menatap kasur tempatku rebahan tadi.

Tidur dengan Chandler yang berusaha 'menerkam'ku jauh lebih baik dibandingkan tidur dengan Chandler yang sekarang. Hatiku benar-benar tidak siap. Huhu...

"Apa sebaiknya aku kembali ke kamarku?"

Aku menatap sekitar. Mataku berhenti pada lemari pakaianku. Kakiku mulai melangkah.

Keputusanku sudah bulat.

Aku akan kembali ke istana ratu daripada harus tersiksa karena tidur bersama Chandler. Toh, kami hanya suami istri palsu sekarang. Ah, dari dulu memang sudah palsu, sih. Hanya saja kepalsuannya baru terasa sekarang.

Aku membuka pintu lemariku. Tanganku dengan cepat mengambil semua baju yang digantung dan memasukannya ke dalam koper. Sebenarnya, memang lebih mudah kalau aku menyuruh Arla dan Erla. Tapi, aku tidak siap menjawab pertanyaan mereka. Mereka pasti akan menatapku dengan tatapan penuh tanya begitu aku menyuruh mereka memindahkan semua pakaianku ke dalam kamar lamaku. Lagipula, pakaianku tidak terlalu banyak. Jadi, aku bisa memindahkannya sendiri.

Emperor, Please Obey Me!✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang