23: Kunjungan Mendadak

5 2 0
                                    

Ruang belajar yang biasanya hening, tenang dan nyaman dikejutkan oleh suara pintu yang terbuka. Aku dan Claire berada di dalam ruang, sedang sibuk dengan pelajaran kami masing-masing, jadi siapa lagi kalau bukan Megan.

Megan berdiri di depan pintu, "Rapihkan buku kalian, hari ini ada kunjungan. Siapkan hidangan".

Claire membuka logbook, menulisnya secepat mungkin, merapihkan semua peralatan ke dalam loker, dan bergegas keluar ruang. Aku dengan patuh dan siaga mengikuti Claire menuju pintu utama.

Di depan pintu terdapat bahan-bahan makanan yang baru diantar, termasuk bahan membuat kue yang ku ajukan pada Megan saat evaluasi akhir pekan lalu.

Claire membawa dua kardus pertama, Aku membawa dua kardus yang lain, dan Megan membawa satu kardus yang tersisa.

Kami bergegas menaiki tangga menuju dapur. Meletakkan semua bahan-bahan di lorong.

"Mie pangsit, udang dan cumi goreng tepung, salad, roti gandum dan cupcake cokelat" ucap Megan.

Tanpa sadar, Aku dan Claire bergerak dengan singkron. Selama enam bulan terakhir Aku menghabiskan waktu istirahat dengan membuat keramik dan makanan penutup seperti roti, cupcake, cookies, ice cream, brownies, dan donat.

Oleh karena itu, alih-alih berdiskusi kami segera melakukan tugas masing-masing. Aku membuat roti dan makanan penutup, sedangkan Claire dengan makanan utama. Ah, sejak Aku mengajukan menu, sekarang mie pangsit menjadi menu andalan kami.

Kami bergerak tanpa henti, sementara Megan sudah tak terlihat. Selagi menunggu adonan roti, Aku membuat adonan mie karena keduanya perlu didiamkan dalam waktu yang lama.

"Menurutmu siapa yang akan datang?" tanya Claire.

Aku memasukkan tepung ke dalam adonan basah perlahan. "Bukankah harusnya Aku yang bertanya?" ucapku.

Claire menatapku dengan kulit pangsit dan satu sendok isian pangsit di tangan, "Ah, benar juga".

"Menurutmu siapa?" Aku balik bertanya.

Claire melanjutkan aktivitasnya, "Mungkin Ratu. Kadang beliau datang sekedar berbincang di ruang Bu Megan".

Aku mengangguk tanda mengerti, memanaskan oven, mencampurkan potongan cokelat dengan adonan dan meletakkannya ke dalam cetakan.

"Apa beliau selalu datang mendadak?" tanyaku setelah memasukkan adonan cupcake ke dalam oven. Saatnya menghela napas sejenak.

Claire bergumam, "Hmm, tidak juga. Kadang malam sebelumnya Bu Megan mengumumkan, kadang hanya empat jam sebelum kedatangan".

Aku mengangguk mengerti dan melanjutkan pekerjaanku merapihkan peralatan.

"Hey, berapa lama lagi sampai tugasmu selesai?" tanyanya.

"15 menit untuk cupcake. Menunggu suhu dalam oven turun sampai 200 derajat kurang lebih selama 10 menit. Lalu, roti masuk oven selama 50 menit" jawabku.

"Selagi menunggu, bantu Aku membuat mie" ucapnya selagi sibuk dengan kaldu.

Aku terkekeh mendengar suaranya yang panik dan diam-diam membantu membersihkan sayur untuk salad. Setelah mengeluarkan cupcake dan memasukkan adonan roti, Aku mulai membuat mie dengan cara menipiskan adonan setipis mungkin, melipatnya menjadi beberapa lipatan, kemudian memotong tipis.

The Grey in MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang