Perjalanan kami tidaklah mudah. Usai pertempuran hati hari itu, Ellyna dan Allen memulai semuanya dari awal. Dimulai dari menerima kehadiran masing-masing, sikap, keluarga, lingkungan, lalu hati.
Termasuk membiasakan diri dicemooh warga karena kegagalan pernikahan Allen yang sebelumnya dan pergantian jubah Ellyna. Tak lupa konflik politik dengan kerajaan Sapphire karena patah hatinya Skylar.
Terlalu banyak pro dan kontra, ombak, kerikil, dan tanjakkan. Begitupun proses Ellyna melepaskan masa lalu dan menerima dirinya yang baru. Ia dengan kemampuannya yang perlahan-lahan kembali.
Beruntung masih ada Ibu, Luna, Ratu, Raja, Harris, Luke, dan Sergio yang menguatkan. Mereka bergenggaman tangan, menyapa, menyusun dan menyelesaikan masalah.
Suasana sudah jauh lebih kondusif. Pesta pertunangan digelar bertepatan dengan ulang tahun Allen yang ke dua puluh dua. Allen terlihat tenang, nyaman dan bahagia. Tidak terkecuali Ibu, Ratu dan Raja. Keluarga mereka bersatu tanpa adanya konflik dan keraguan dari salah satu pihak.
Bonusnya, mereka bisa mengendalikan kemampuan. Allen tidak perlu terjaga berhari-hari tiap kali menggunakan kemampuannya. Dulu terlalu banyak menyerap energi, membuatnya tidak bisa tidur dan tidak merasakan lelah. Sekarang, Ia bisa memindahkan energinya pada orang lain.
Karena tidak bisa mengendalikan kemampuan, Allen selalu membuat banyak orang hilang kesadaran akibat energi yang diserapnya. Tapi sekarang, Allen bisa memilih target.
Ellyna tidak lagi merasakan sakit berlebih tiap kali menggunakan kemampuan. Durasinya berkurang, tidak berlangsung lama, hanya seperti setruman yang berlangsung selama sepersekian detik.
Sejak mengenalnya, Ellyna semakin mengerti. Allen bukan angkuh, Ia hanya kaku dan dingin. Ellyna tersenyum begitu teringat Allen mencegahnya melakukan apapun tanpa izin darinya. Ternyata karena Allen adalah sosok yang sangat berhati-hati tiap kali hendak bertindak.
"Tuan Albert, dihadapan Anda saya berjanji akan selalu membahagiakan Ellyna" Allen mengeratkan genggamannya pada Ellyna. "Saya harap, Tuan merestui kami" Ia membungkuk memberi hormat di hadapan makam pusaran bermarga Albert.
"Ayah terima kasih sudah menjaga El" ucap Ellyna selagi meletakkan buket bunga di atas tanah.
Bersama Allen, Ia mengucap doa, mendoakan Ayah dan Kakak, lalu menceritakan kisah keduanya. Allen bahkan mengancam Ellyna untuk hanya mengatakan hal yang baik-baik. Katanya, supaya dia direstui.
Usai mengunjungi Ayah dan Kakak, Allen dan Sergio mengantar gadis itu pulang. Lalu, berpamitan dan bergegas pergi karena ada pertemuan makan malam.
Ellyna bekerja untuk kerajaan di siang hari, lalu malamnya sibuk mengajar di pendopo. Mengajar pembuatan keramik seperti saran Allen. Katanya, Ellyna terlihat nyaman saat mengajar. Mungkin benar, karena Ellyna merasa menikmati kegiatan ini.
Pukul tujuh malam, kelas dimulai. Sebagian besar kursi diisi oleh Ibu-ibu dan anak remaja. Ada yang membuat mangkuk, gelas, piring, vas bunga, bahkan guci.
Usai memberi arahan, Ia berkeliling untuk membantu peserta yang kesulitan atau sekedar memuji karyanya. Sampai akhirnya Ia tiba di salah satu kursi. Di sana ada sosok yang sudah lama tak terlihat. Sosok perempuan dengan jubah merah dan rambut panjang. Penampilannya masih sama persis dengan ingatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Grey in Me
RomanceEllyna harus melalui usia delapan belas tahunnya dengan hati-hati. Menghindar dari seseorang tanpa tahu siapa yang harus dihindari, tanpa tahu apa penyebab dan alasannya. Hanya bermodal ucapan Ayahnya sebelum pergi 'Berhati-hatilah, dia berbahaya'. ...