7. Si Bule Cabul Ijab Qabul ❤️🌹

125 7 4
                                    

Edward Dante menyudahi ciuman itu dengan menjauhi bibir dan wajahnya beberapa senti dari wajah Putri. Kedua calon pengantin itu saling bertatapan mata, Putri melihat manik-manik biru di bola mata Edward Dante sedangkan Edward Dante melihat bekas ciumannya di bibir alami gadis manis itu terlihat berkilat-kilat bekas salivanya melumati bibir itu, terlihat pula olehnya gerakan bibir Putri yang gemetaran setelah dicium, mata Putri membelalak menatapi dirinya. Melihat gerakan mulut Putri yang ingin membuka ngamuk, dengan santai pula Edward Dante mengangkat dua jari tangan kanannya menghampiri bibir Putri dan menjepitnya, sambil meringis dengan mimik wajah lucu, Edward Dante berkata lembut, "Ini udah malam, Put. I don't want hear you yeld to me, honey. Sleep now, ok. Aku mau wiridan."

Bibir Putri masih dijepit dua jari Edward Dante, gadis manis itu terperangah menatap Edward Dante, dan dorongan darimana Putri menganggukkan kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bibir Putri masih dijepit dua jari Edward Dante, gadis manis itu terperangah menatap Edward Dante, dan dorongan darimana Putri menganggukkan kepalanya. Edward Dante menurunkan tangannya dan tidak lagi menjepit bibir Putri. Sejenak pria tampan itu melihat calon istrinya berdiri tanpa pamit dan pergi begitu saja meninggalkan peralatan sholatnya dengan air muka merah padam antara kesal dan ada rasa dibekas ciuman itu. Edward Dante meraih tasbih yang ada di depan sajadahnya, sesaat pria tampan itu memegang bibirnya yang terasa hangat menempel ke bibir Putri, ia pun tersenyum dan memutuskan untuk mulai wiridan dengan khusuk karena selama ini ia jarang sekali untuk wiridan dikarenakan jam terbangnya sebagai dokter yang sibuk.

Malam itu Putri tidur bersama kedua orang tuanya, ia memeluk erat tubuh ayahnya lalu bergantian memeluk tubuh ibunya. Sebelum tidur Putri dimanja kedua orang tuanya, Herlambang dan istrinya tak henti-hentinya menciumi pipi dan kening Putri sambil menyanyikan lagu Nina bobok dan mendongeng masa kecil Putri. Melihat anak bungsu mereka sudah tidur pulas, tak henti-hentinya airmata Herlambang dan Istrinya menangis sambil membelai rambut Putri. Ponsel Herlambang berbunyi, ada video call dari Anton Hadiningrat. "Mah, Anton nelpon..." ujar Herlambang kaget seraya memegang ponsel yang ia ambil di meja rias.

Sari kaget, "Aduh, gimana ini, Pah. Jangan-jangan si Anton marah kalo kita ngasih tahu ini apalagi usia Edward lebih tua dari Anton."

Herlambang juga gelisah, ia teringat anak sulungnya mencarikan calon suami untuk Putri kalo Putri sudah lulus kuliah, Anton tipe pria yang supel mempunyai banyak teman. "Aku juga bingung, Mah." kata Herlambang, ponselnya terus berbunyi. Pria paruh baya itu menekan tombol answer sehingga terlihat wajah anak sulungnya. "📱Hallo, Pah. Apa kabar? Lama amat sih ngangkat telponnya??"

"📱Kabar Papah dan Mamah baik, nak." jawab Herlambang. Anton melihat wajah ibunya di samping ayahnya dan juga background kedua orang tuanya yang terlihat beda dengan background rumah dinas kedutaan RI di Amerika. "📱Hallo, Mah. Eh, itu kayak kamar Papah di Solo deh."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kaulah Segalanya Untukku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang