Di ruang operasi empat dan ruang operasi tiga...
Tim dokter Eko terbengong-bengong melihat gerakan langkah mundur dokter Eko yang terlihat syok dan ketakutan setelah darah bagian yang dimasukan alat medis ke tubuh pasien muncrat banyak mengenai jubah operasi dan masker yang menutupi hidung dan mulutnya, dokter Eko memandangi bagian tubuh yang sudah ia belah dan sudah setengah jalan itu sambil berbicara dengan suara bergetar, pisau bedah yang ia pegang langsung terjatuh saat darah muncrat mengenai tubuhnya, "Aku gak bisa lanjutin operasi ini. Aku gak bisa..."
"Tapi pasien ini harus di finishing, dok. Udah setengah jalan." protes dokter anestesi, terkaget-kaget mendengar ucapan dokter Eko, matanya sampai mendelik menatap dokter Eko.
"Panggil dokter Benyamin. Aku gak bisa ngoperasinya. Aku takut membunuhnya." ujar dokter Eko sambil menggelengkan kepalanya, tubuhnya gemetaran.
Sekonyong-konyong dokter Eko terkejut mendengar suara dari belakang, ketika ia menoleh ke belakang dengan memutar sedikit gerakan tubuhnya, ia melihat seorang kepala perawat mengenakan seragam operasi, topi operasi dan masker operasi memegang ponsel yang diarahkan dekat dokter Eko, suara pria yang terdengar enak didengar telinga, suara yang berbicara dalam bahasa Indonesia dengan aksen Itali yang kental sekali,
"📞Kendalikan dirimu, Dokter Eko." kata Edward Dante, "📞Ini aku, Professor Edward. Dengarkan aku. Pasien di sana itu udah pulih total dari kanker lever lima tahun yang lalu.""📞Prof, kurasa kambuh lagi." jawab dokter Eko dengan wajah memucat memandangi keadaan perut pasien yang sudah ia bedah itu, "📞Ini pecah hepatocellular carcinoma. Dia pendarahan berlebihan. Pendarahan juga di thoraokcavity."
"📞Kurasa ini DIC, prof." imbuh dokter Meta memberi laporan, ia mengerti rasa trauma dokter Eko.
"📞Bagaimana pendarahan pasien di sana?" tanya Edward Dante, menghentikan sesaat gerakan menjahitnya dari organ dalam pasien yang ia operasi. Seorang suster memegang ponsel di dekat Edward Dante yang sudah diaktifkan speakernya.
"📞Bisa dipantau sedikit lebih lama lagi." jawab dokter anestesi.
"📞Oke." Edward Dante berpikir sejenak lalu berkata, "Kamu dengar itu, dokter Eko?" ujar Edward Dante, "📞Masih ada kesempatan untuk operasi sukses. Kamu yang nentukan dalam operasi itu. Kalo keputusan kamu nyerah dan berhenti, gak ada yang nyalahkan kamu, tapi ingat dokter Eko, kalo itu keputusan kamu, kamu akan ngingatnya sepanjang hidupmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah Segalanya Untukku
RomancePertemuan mereka membuat mereka terlibat pernikahan yang tidak dihendaki Putri Wulandari, gadis manis tomboi, pencinta skateboard dan pendaki gunung. Putri menyukai seorang Lurah di desa kakeknya. Pernikahan atas pilihan kakek pria bule tampan ketur...