44. "Putri gak biasanya seperti itu.."

57 2 0
                                    

Dengan mimik air muka gembira setelah mendapat persetujuan dari Edward Dante, dokter Joe kembali ke bangsal UGD tempat wanita yang segera di operasi, ia melihat kesibukan dokter Bia dan beberapa perawat membantunya, belum sempat dokter Joe mengatakan bahwa Edward Dante menyetujui operasi itu, dokter Bia melihatnya sebentar sambil berbicara padanya dan memasang stetoskop ke kedua telinganya serta meletakan diaphragam ke dada pasien, "Dokter Joe, udah berapa lama
Penyelamatan dan pemindahan pasien ini?"

Dokter Joe berjalan mendekati dokter Bia yang melanjutkan lagi memeriksa pasien itu dengan Stetoskop untuk mendengar detak jantung dan ritme paru-paru, dokter Bia berkata juga pada perawat yang masih terus melakukan CPR menggunakan tangan, "Tekan jantungnya, jangan sampe berhenti memompanya." Sedangkan Dokter Joe berbicara pada dokter Bia yang juga mendengar ucapannya meski ia berbicara juga dengan perawat dalam menit yang sama, "Penyelamatan dan pemindahan pasien ini kurang lebih lima belas menit." kata dokter Joe.

"Kita akan periksa nadinya lagi, dokter Joe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita akan periksa nadinya lagi, dokter Joe." kata dokter Bia, melirik dokter Joe mengiyakan dan melihat kondisi pasien hamil yang sedang diperiksa dokter Bia yang melanjutkan perkataannya pada seorang perawat yang berdiri di dekatnya, mengalungkan stetoskop ke tengkuknya setelah memeriksa beberapa pasien, "Berikan padaku injeksi satu mili epinefrin."

"Baik dokter." jawab perawat wanita, segera mengambil serum epinefrin dan alat suntiknya yang ia isi ke tabung suntik sesuai dengan dosis permintaan dokter Bia. Sementara itu mereka yang ada di ruangan itu mendengar dokter Bia sedang memberi perintah tambahan pada perawat lain yang berdiri di dekatnya, "Berikan set intubasi." ujar dokter Bia juga, seorang perawat yang ia suruh mengambilkan serum epinefrin kini serum itu ia berikan pada dokter Bia dan dokter berkacamata itu mulai menyuntik lengan pasien dengan Injeksi epinefrin-- obat cair bius umum dan pelemas tulang sebelum melakukan intubasi. Sedangkan dokter Joe sedang memasang alat yang dijepitkan ke satu jari telunjuk tangan pasien dan mengatakan pada dokter Bia, "Sudah terhubung nadinya."

"Periksa ritmenya." kata dokter Bia, tanpa melihat dokter Joe, ia sedang sibuk melakukan intubasi dengan cara memasukan alat bantu nafas berupa tabung elastis ke dalam tenggorokan pasien melalui mulut karena pasien sulit bernapas, sementara itu perawat laki-laki yang berdiri dekat pundak pasien terus melakukan CPR tangan, sedangkan dokter Joe melihat sesaat ke arah monitor EKG, ia melihat angka ritme nadi pasien dan melaporkan pada dokter Bia karena posisi dokter Bia lebih tahu mengatasi wanita hamil, "Asistol."

Dokter Bia memasukan laringoskop untuk membuka jalan napas dan melihat pita suaranya dan masuk tabung endoktrakeal ke batang tenggorokan lalu dihubungkan ke kantong pompa napas berupa ventilator agar oksigen masuk ke paru-paru pasien.
Setelah itu dokter Bia melihat pergerakan napas dan mendengarkan bunyi napas ke dalam paru-paru pasien melalui stetoskop.

Setelah itu dokter Bia melihat pergerakan napas dan mendengarkan bunyi napas ke dalam paru-paru pasien melalui stetoskop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kaulah Segalanya Untukku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang