47. "Paman, si Putri kemana??"

36 3 0
                                    

Universitas Langlangbuana TOC...

Putri mengikuti mata kuliah teknik mesin motor, dosen memberikan teori melalui proyektor karena di sana ada gambar komponen-komponen yang harus diketahui mahasiswa-i. Karena datang terlambat sepuluh menit setelah bel kampus berbunyi, Putri duduk barusan paling belakang, sebangku dengan Tristan yang juga datang terlambat.
Selama pembelajaran berlangsung, di ruang kelas itu terlibat tanya jawab antar mahasiswa-i dengan dosen, tak ketinggalan Putri bertanya pada dosennya sambil tangannya mencatat dan menggambar bagan kerangka motor GP dengan cepat dan rapi di lembaran kertas loofleaf.

 Selama pembelajaran berlangsung, di ruang kelas itu terlibat tanya jawab antar mahasiswa-i dengan dosen, tak ketinggalan Putri bertanya pada dosennya sambil tangannya mencatat dan menggambar bagan kerangka motor GP dengan cepat dan rapi di lembar...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua jam kemudian..

Penggantian mata kuliah ke ruang berikut yaitu bengkel praktek, Putri memasukan diktatnya ke ranselnya sambil mendengar ucapan Tristan, "Put, habis kuliah temani aku nyari skateboard ya, ponakan aku ultah besok."

"Waduh, aku ada latihan skateboard." Putri meresleting ranselnya, "Minta anter Septa aja."

"Tapi aku inginnya sama kamu, Putri." ujar Tristan, "Kamu lebih ahli milih skateboard yang bagus ketimbang Septa." ia dan Putri berdiri dari bangku mereka, sedangkan teman-teman mereka yang lain bahkan mulai bergerak keluar dari ruangan itu sambil berkata, "Ayo buruan, Put. Hari ini ada lotere, kelompok siapa yang megang servis mobil Harley." sedangkan Putri tertarik dengan omongan Tristan, "Ntar aku belikan kamu juga skateboard deh."

Air muka Putri berseri-seri, "Beneran nih?"

Tristan mengiyakan. Mengiringi langkah Putri menuju pintu keluar ruangan itu. "Jadi gimana?"

"Ok lah. Tapi aku latihan sebentar ya." ujar Putri, "Mas Andre pasti marah kalo aku gak latihan."

Tristan melirik jam tangannya sambil jalan, lalu berkata, "Latihan kamu hanya setengah jam aja. Aku gak mau milih skateboard ngasal. Soalnya ponakan aku ikut turnamen."

Putri mengangguk sambil pandangannya lurus ke depan, tiba-tiba ia melihat sosok Ricky berjalan masuk seperti hendak menghampirinya. Putri tersentak kaget sehingga gerakan langkah kakinya terhenti, berdiri mematung, mulutnya ingin memanggil Ricky namun tidak bisa terucapkan, wajah tampan Ricky memucat menatapnya sambil senyum yang terbias kepucatan di bibirnya dan berkata, "Putri.." seiring dengan itu Putri melihat juga tubuh Ricky mengenakan pakaian pasien berwarna putih polos, lalu di area perut dan dada Ricky tiba-tiba mengeluarkan darah yang sangat banyak sehingga pakaian pasien yang dikenakan Ricky menjadi merah. Putri syok sekali tanpa ia tahu kalo warna merah di baju Ricky itu adalah darah, ia berteriak keras sebelum ia berlari menghampiri sahabat barunya itu, "Rickyyy, apa yang terjadi denganmuuu.."

Teriakan aneh Putri dan melihat Putri berlari dengan mengulurkan tangan seperti ingin meraih seseorang padahal ruangan itu tinggal mereka berdua yang belum keluar, Tristan mula-mula bengong dengan tingkah Putri lalu air muka Tristan berubah kaget setengah mati melihat sekonyong-konyong Putri terjatuh seperti ada yang mendorongnya--di pandangan Putri itu, Putri berhasil meraih pergelangan tangan Ricky dan terjadilah percakapan antara Ricky dan Putri tanpa diketahui Tristan, seakan seperti berbicara dari hati ke hati, Putri bertanya pada Ricky, "Ada apa denganmu?? Mengapa baju kamu merah begitu??" Putri juga mulai teringat lagi dengan mimpinya, ia tidak mau Ricky pergi, ia nyerocos lagi sambil memandang wajah pucat Ricky, "Jangan pergi sahabatku."

Kaulah Segalanya Untukku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang