Kedua mata Putri mengikuti gerakan tangan Edward Dante yang sedang membuka Bros pengantin di pakaiannya satu persatu dan meletakkan bros-bros itu di wastafel, "Om bule cabul, biar aku aja yang buka pakaianku." ujar Putri sambil menyambar tangan Edward Dante yang kini beralih membuka kancing jepret bentuk kecil-kecil yang bersembunyi di kebaya hitam itu. Edward Dante merasakan tangannya digenggam Putri dengan gerakan menahan supaya Edward Dante tidak berbuat jauh, "Yakin, kamu gak mau aku bantu?" ujar Edward Dante seraya memicingkan sebelah matanya.
Putri mendorong dada Edward Dante supaya jaga jarak dengannya, "Om cabul, jaga jarak seratus meter dari aku, ya. Om cabul tadi udah janji untuk gak nyentuh aku." ujar Putri dengan intonasi tidak suka disentuh Edward Dante.
"Ok." jawab Edward Dante, membiarkan istrinya membuka pakaiannya sendiri, "Tapi biar cepat, aku bantu kamu buka sanggulmu aja, Put." ujar Edward Dante nyari alasan supaya bisa dekat dengan Putri. Tanpa menunggu jawaban Putri setuju atau tidak, kedua tangan Edward Dante sudah bergerak cepat memegang sanggul pengantin yang sudah berantakan dan ia melihat ada jepit-jepit di dalam sanggul itu, "Put, ini jepit hitamnya cara ngelepasnya gimana, ya? Banyak amat jepitnya." ujar Edward Dante nyerocos bingung sendiri sambil memegang jepit itu dan memegang sanggul yang posisinya sudah miring dan berlumpur.😂 Saat itu Putri sudah membuka semua kancing jepret di pakaian pengantin sehingga terlihat bra warna putih mengintip dari kebaya pengantin itu. Putri mencibir, sambil tangannya menepis tangan Edward Dante yang masih memegang sanggul dan jepit, "Sok tau aja nih Om cabul, biar aku aja. Om mandi dulu sana."
Edward Dante meringis lucu sambil melangkah mundur dua langkah, lalu ia membuka pakaian pengantinnya setelah mengeluarkan ponsel dari saku jas pengantinnya, ponsel itu ia letakkan di wastafel dan jas pengantinnya ia masukan ke keranjang cucian, kini dadanya terbalut kaos singlet. Setelah melepaskan jam tangannya dan meletakan ke wastafel, sambil melepaskan celana panjang pengantin dan menaruhnya ke keranjang cucian, Edward Dante memperhatikan Putri membuka sanggulnya dengan gerakan menarik ke bawah supaya sanggulnya cepat copot setelah tangan Putri melepas pernik-pernik hiasan pengantin yang juga kena lumpur. "Put, kamu tadi kok gak pake hiasan yang goyang-goyang lucu itu lho. Apa hiasan goyangnya hilang waktu tanding layangan??"
"Itu namanya cenduk mentul, Om." jawab Putri di depan kaca wastafel, menatap Edward Dante dari wastafel dan tangannya masih membuka sanggul, ia juga baru tahu dari penata riasnya kalo benda yang ditanya Edward Dante itu cenduk mentul.
Edward Dante mangut-mangut, lalu nyengir, "Lucu bentuknya, aku suka. Kamu gerak, benda itu goyang-goyang kembangnya." katanya lalu membuka kaos singletnya yang kemudian dimasukan ke keranjang cucian. Puteri terkesiap melihat Edward Dante bertelanjang dada di belakangnya dengan postur tubuh lebih tinggi darinya. Mata Putri membelalak, gerakannya terhenti saat hendak menaruh sanggul ke wastafel. Hal itu terbaca oleh Edward Dante, dengan gaya sexy dan masih berdiri di belakang Putri, Edward Dante melangkah dua langkah menghampiri istrinya, tangan kanannya meraih cepat sanggul itu dari tangan Putri dan meletakan sanggul itu ke wastafel, sementara mulutnya berbicara dengan intonasi suara menggoda, menatap wajah istrinya melalui kaca wastafel itu, ia tidak peduli wajah Putri yang coreng moreng karena bahan Paes Prada, "Kenapa, Put?? Kamu lagi ngintip dadaku, ya? Hmm..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah Segalanya Untukku
RomancePertemuan mereka membuat mereka terlibat pernikahan yang tidak dihendaki Putri Wulandari, gadis manis tomboi, pencinta skateboard dan pendaki gunung. Putri menyukai seorang Lurah di desa kakeknya. Pernikahan atas pilihan kakek pria bule tampan ketur...