Di counter C.S bank BCA, Edward Dante mengajukan deposito untuk istrinya dengan menggunakan mata uang Euro dan pergerakan bunga deposito itu dalam bentuk Euro juga, Putri hanya mengikuti pembicaraan Edward Dante dengan C.S. sambil mengagumi paras tampan Edward Dante, C.S bank itu terperangah ketika Edward Dante menyebutkan nominal yang akan didepositokan itu, ia mendesah dalam kata hatinya, 'Betapa beruntungnya nyonya Putri punya suami seperti tuan Edward.' lalu C.S bank itu bertanya pada Putri mengenai nomer rekening Putri dan ID Putri yang lain, Putri pun menyebutkan nomer rekeningnya dan menyodorkan KTP-nya. Proses pendataan deposito pun terjadi, Edward Dante menuju teller sementara Putri menunggu di meja C.S karena ia harus menandatangani berkas. Di teller, Edward Dante menyodorkan uang yang ia keluarkan dari balik jaketnya ke meja teller, petugas teller pun memprosesnya. Akhirnya proses deposito sudah lengkap dan selesai, Putri menerima slip bermaterai deposito dan KTPnya kembali.
C.S bank itu melihat Edward Dante menggandeng tangan Putri dengan mesra keluar dari ruangan itu. Putri berkata pada Edward Dante, "Om cabul, aku mau naruh deposito ini ke brangkas keluargaku di Safe deposit box BCA di lantai satu."
Edward Dante mengangguk, "Keluargamu naruh harta di box itu juga?"
Putri mengangguk, "Iya, karena Papah dan kami jarang di rumah jadi disimpan di sana."
"I see. Bagus juga cara pemikiran Daddy Herlambang. Apalagi kondisi rumah sekarang gak ada kalian. Kecuali mas Anton kalo ke darat." ujar Edward Dante. Mereka berdua berjalan lalu masuk ke lift. Putri menekan tombol angka satu, gerakan lift turun ke bawah.
Sesampai di lantai satu, Edward Dante menemani istrinya masuk ke ruangan brankas yang dijaga ketat, mereka mengisi formulir kedatangan, lalu Putri menekan pin keluarga. Edward Dante ikut masuk ke dalam.
Di dalam, Edward Dante melihat tempat duduk, ia duduk sambil menunggu istrinya membuka laci brankas dengan menggunakan pin, Putri memasukan slip deposito itu ke dalam brankas itu dan menutup kembali, otomatis pintu brankas langsung terkunci.
Edward Dante melihat istrinya berjalan ke arahnya, "Udah, Put?"
"Udah, Om." kata Putri, "Kita ke mall ya, beli hp." katanya.
Edward Dante mengangguk dan menggandeng tangan istrinya keluar dari ruangan itu.
Putri lajukan lagi mobil Brio-nya keluar dari bank BCA dan ke jalan raya, ia melihat Edward Dante menerima telpon dan berbicara dalam bahasa Inggris beraksen Italia. Sambil menyetir, Putri melihat penjual bakso di pinggir jalan, "Wuih, baso... jadi pingin." batin Putri, "Beli dulu ah, sebelum nyari Hape." Putri mengedarkan pandangan mencari tempat pedagang baso yang cocok sekalian bisa memarkirkan mobilnya sambil memainkan setir. Edward Dante berbicara di telpon sambil melihat jalan yang ada di depannya, ia tidak tahu arah tujuan istrinya, ia mengira Putri melajukan mobil menuju beli ponsel.
Selayang pandang, Putri seperti melihat seseorang yang ia kenal meski dari bentuk punggungnya yang saat itu mengenakan stelan kemeja batik lengan panjang dan celana kain berwarna hitam dilengkapi sepatu kerja, dan orang itu sedang berdiri, menatap kap mobil yang dibuka dan keluar asap dari mesin mobil di kap itu, Putri melajukan mobil dengan kecepatan melambat untuk mengamati lebih jelas, ketika arah pandangannya makin jelas, bola mata Putri membesar, mulutnya mengeluarkan kata, "Mas Reno???"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah Segalanya Untukku
RomancePertemuan mereka membuat mereka terlibat pernikahan yang tidak dihendaki Putri Wulandari, gadis manis tomboi, pencinta skateboard dan pendaki gunung. Putri menyukai seorang Lurah di desa kakeknya. Pernikahan atas pilihan kakek pria bule tampan ketur...