Pertemuan mereka membuat mereka terlibat pernikahan yang tidak dihendaki Putri Wulandari, gadis manis tomboi, pencinta skateboard dan pendaki gunung. Putri menyukai seorang Lurah di desa kakeknya. Pernikahan atas pilihan kakek pria bule tampan ketur...
Ayahnya Siska datang di ruang keluarga sambil membawa masing-masing empat lembar kertas perjanjian, bersamaan dengan itu Siska, ibunya dan tiga sahabat Putri berjalan bersama-sama menuruni anak tangga dan langsung menuju ruang keluarga.
Ayahnya Siska dan tiga senior Putri melihat Edward Dante berhasil menangkap pisau besar pemotong daging yang dipegang Putri--Edward Dante menjatuhkan pisau itu jatuh ke lantai dan langsung memeluk Putri dari belakang, kedua tangan Putri tidak bisa berkutik karena dikunci juga dalam dekapan Edward Dante tetapi Putri berusaha memberontak dari dekapan itu sambil memegang terong dan telenan, pria tampan itu tetap bertahan tidak mau melepaskan sambil meletakan dagunya di pundak Putri, Edward Dante lalu menelengkan sedikit wajahnya mendekatkan bibirnya ke telinga kanan Putri, "Kamu sunat aku, gimana bisa aku bahagiain keperawanan kamu, honey." bisik Edward Dante mempermainkan kiasan katanya, sudut bibirnya menyeringai mesum. Putri berpikir mencerna bisikan Edward Dante, merasakan Putri tidak memberontak tapi berdiri mematung, Edward Dante tertawa kecil berbisik pada Putri yang diam mematung tetapi ada pergerakan di tangan Putri yang ia kunci dalam genggaman, "Hayo hayo, mau garuk-garuk pantat lagi, ya. Udah gak usah dipikir dan dipertimbangkan lagi, kamu tinggal nikmati aja apa yang dilakukan Om bule cabul kamu ini, Hmm.." bisik Edward Dante nyerocos sambil masih melebarkan seringai yang bersiap melahap Putri di kamar pengantin nanti malam.👹🙃
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Air muka Putri memerah dan mendengus kesal pada Edward Dante, "Sialan nih bule tua, dia tahu kalo aku ingin garuk-garuk pantat, aku harus hati-hati nih kalo berhadapan dengan bule cabul yang satu ini." batin Putri. Ketika Edward Dante hendak mencium pipi Putri, suara ayahnya Siska terdengar, "Nih, Putri. Om udah bikinkan perjanjiannya."
Edward Dante melepas pelukannya, membiarkan istrinya meraih kertas itu, masih berada di sisi belakang Putri yang sedang membaca tulisan yang ada kertas itu, Edward Dante jadi kepo ikut membaca tulisan itu, mata biru Edward Dante mendelik lebar terutama menyangkut disunat, "Astaghfirullah, serem amat punya mertua ngasih perjanjian seperti itu, sunat tiga kali?? Kebiri dong.." batin Edward Dante dengan tubuh bergidik seram menatap wajah dan postur tubuh orang yang berkedudukan sebagai Jendral polisi demi melindungi empat sahabat Putri. Tetapi sebagai laki-laki yang mungkin suatu saat ia akan punya anak perempuan, Edward Dante merasa maklum dengan tindakan pria paruh baya itu dan Edward Dante pasti melakukan hal yang sama untuk melindungi anaknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.