Happy reading.
***
Tringgg
Bel istirahat pun berbunyi, Arsyad melihat Syazhana yang baru keluar ruangan. Ia pasti akan di ceramahi karena sudah ketahuan bolos.
Syazhana melewati suaminya seolah tidak kenal, Arsyad yang melihat itu meringis. Betapa seramnya Syazhana ketika marah.
"Tuhkan, bolos laki gue." Ucap Syazhana pada Nayla. Aman, kantin masih sepi.
"Udah biasa bang Arsyad mah." Balas Nay, berjalan beriringan.
"Mau makan apa?" Tanya Syazhana pada Nay ketika mereka sudah berhenti antara para pedagang.
"Mie,"
"Mie bae, pake Nasi." Balas Syazhana dengan guyonan, meng-cosplay Umma nya.
"Persis kek emak gue," kata Nay membalas guyon Syazhana.
Kemudian Nay bertanya, "Kak Zha mau makan apa?" Tanya Nay.
"Roti bakar." Balasnya berjalan kearah pedagang roti bakar.
"Dua, rasa coklat ya." Syazhana memesan dua sekaligus karena ia sangat lapar.
"Pake nasi." Ucap Nay dari belakang.
Syazhana terkekeh, "ada ada aja."
Tidak lama nama Nay di panggil oleh Ibu penjual Mie. Lantas dengan cepat Nay menghampiri makanan nya, karena mereka sangat kelaparan.
Sambil menunggu roti bakar nya jadi, Syazhana sempat mengobrol dengan Ibu penjual roti bakar itu. Mengenai berapa lama ia jualan ini dan hal-hal lainnya. Tetapi hati Syazhana tergores ketika Ibu penjual itu tidak sengaja curhat mengenai keluarga nya.
Ia mengaku jika ia tidak di urus oleh anaknya, ia juga sudah bercerai dengan suaminya. Di zaman sekarang Syazhana banyak menemukan peristiwa seperti itu, entah apa alasan seorang anak membuang surga nya.
Syazhana memang tidak terlalu mengenal penjual roti bakar ini, bahkan hanya jarang saja membeli roti bakar. Jadi, dia tidak terlalu akrab dengan ibu yang satu ini. Syazhana berkenalan dengan si-Ibu yang kini ia tahu namanya, Bu Risma.
"Maaf ya neng jadi curhat.." kata bu Risma menghapus air matanya.
Maklum matanya minus, Syazhana baru sadar jika bu risma menangis. "Ah, ibu nangis.. yaallah.." Syazhana mengelus pundak bu Risma yang berumur sekitar 50tahun.
"Terbawa suasana neng, hehehehe.." ucapnya sambil terkekeh.
Syazhana tersenyum, salut dengan Bu Risma yang masih bisa tersenyum, ia jadikan pelajaran nantinya.
"Sabar ya bu.. Allah kasih cobaan karena Allah tahu ibu bisa. Semangat bu, ada saya disini" Syazhana menguatkan sembari tersenyum.
Ibu itu tersenyum dan mengangguk, kemudian ia memberikan dua bungkus roti bakar pada Syazhana.
"Nih neng," Bu risma menyodorkan plastik dua bungkus roti bakar.
Syazhana mengambilnya kemudian ia merogoh sakunya untuk membayar. "Berapa ibu?" Tanya nya.
"20 ribu aja cantik." Balasnya.
Syazhana memberikan selembar uang berwarna biru kepada bu Risma.
"Kembaliannya ambil aja bu, itung-itung sedekah. Semangat ibu untuk kedepannya!" Katanya.
"Neng ini kebanyakan.." Bu Risma ragu untuk menerima, bahkan ia hendak mengembalikan uang itu.
Syazhana menolak dengan halus, "ambil aja ibu sayang.. rezeki gaboleh di tolak." Ucapnya dengan ikhlas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Syazhana
Dla nastolatków"Sholat, berduaan mulu!" Cibir Syazhana pada suaminya yang tengah makan di kantin dengan perempuan lain. "Sholat bos, berduaan mulu! Ketiga nya setan lho!.." Sambar Arga di belakang Syazhana yang sama dengan dirinya membawa setumpuk buku paket bahas...