Happy reading milenial's
Jangan lupa vote.
***"Kamu, mandi dulu gih. Baju udah aku siapin." Ucap Syazhana yang terduduk di tepi ranjang.
"Hm."
Arsyad beranjak dari duduknya, ia menyambar handuk biru nya. Sementara Syazhana lebih memilih memainkan gawai nya sambil menunggu suaminya. Suami, Arsyad adalah suaminya kini, Akad nikah Alhamdulillah berjalan lancar pagi tadi. Tak banyak yang datang, hanya rekan orangtua mereka dan saudara saja. Karena memang, mereka tidak ingin di besar-besarkan apalagi masih sekolah, tak ingin oranglain berfikir buruk tentang mereka.
Segala aturan sudah di buat mereka sebelum menikah, mereka akan menunda kehamilan kecuali sudah lulus sekolah. Di sekolah mereka berprilaku layaknya biasa saja, tidak memamerkan status apalagi kemesraan, mau dikata apa? Reputasi mereka bisa hancur. Cinta saja belum hadir, apalagi kemesraan, Arsyad memandang Syazhana saja kini seperti jijik dimata nya.
Cklek
Pintu kamar mandi terbuka, disana lah Arsyad memakai handuk hanya sepinggang dan memperlihatkan perut sixpack nya. Syazhana terkejut, lalu ia menunduk untuk tidak melihat itu lagi. Arsyad berjalan mendekatinya, ia mengambil pakaian yang berada dekat Syazhana, Gadis itu tersadar dan mengambil pakaian itu lalu ia berikan pada Arsyad. Lelaki itu mengambil nya lalu tersenyum miring.
Syazhana memilih untuk pergi ke dapur daripada bersama Arsyad yang menyeramkan baginya. Ia menuruni anak tangga, tenggorokannya terasa kering. Ia membuka kulkas mengambil botol air minum dingin, lalu ia menuangkannya ke gelas kecil dan meminumnya. Dirasa sudah ia kembali ke kamarnya lagi, malam ini mereka dirumah Syazhana dan besok mereka akan pindah ke apartemen milik Arsyad.
Arsyad sudah memakai pakaiannya, baju putih lengan pendek serta celana hitam selutut. Pria itu menyisir rambutnya yang sedikit basah dengan tangan nya, melihat pantulan istrinya di cermin ia tetap acuh. Syazhana menuju ranjang, badanya terasa sangat lelah, ia berbaring perlahan tanpa membuka hijabnya di depan suaminya.
Syazhana tidur membelakangi suaminya, bulu kuduknya berdiri ketika Arsyad menyentuh lengannya halus. Syazhana terduduk menatap Arsyad dengan mengangkat salah satu alisnya menandakan tanya.
"Kalo tidur pake hijab?" Tanya Arsyad. Syazhana menggeleng.
"Boleh gue buka hijab lo?" Syazhana hanya menunduk. Ia sudah tahu akhirnya akan seperti ini. Umma juga bilang, jangan malu buka hijab di depan suami katanya.
Syazhana mengiyakan, lalu dibukanya hijab itu memperlihatkan rambut indah Syazhana yang ia jaga untuk suaminya seorang. Arsyad terkagum, tak sadar ia tersenyum merekah, gadisnya kini malah tertunduk malu. Arsyad mengangkat dagu gadis itu, ia merapikan rambut gadisnya yang menghalangi wajah cantik itu, ia taruh ke belakang telinga wanitanya. Sungguh gugup sekali yang Syazhana rasakan, tak mau bersenang dahulu karena perlakuan Arsyad yang manis, karena ia tahu pasti setelahnya suaminya ini akan menjadi dingin, lagi.
"Tidur".
Syazhana merebahkan kembali tubuhnya, dalam hati ia tahu Arsyad tidak bisa tidur karena tidak memeluk sesuatu. Guling pun tidak ada. Benar adanya, Arsyad begitu gelisah sehingga membuat Syazhana terganggu karena pergerakannya.
Syazhana membalikan badanya menghadap Arsyad, lalu ia menaikan alisnya bertanya. Arsyad menggeleng singkat, Syazhana tersenyum miring. Ia membalikan badannya lagi membelakangi suaminya, ditariknya tangan kekar Arsyad untuk melingkar di perutnya.
"Z-zha?" Syazhana rasa Arsyad sangat terkejut dengan perlakuannya. Namun bagaimana lagi? Inilah cara agar suaminya bisa tidur.
"Tidur, udah malem."

KAMU SEDANG MEMBACA
Syazhana
Teen Fiction"Sholat, berduaan mulu!" Cibir Syazhana pada suaminya yang tengah makan di kantin dengan perempuan lain. "Sholat bos, berduaan mulu! Ketiga nya setan lho!.." Sambar Arga di belakang Syazhana yang sama dengan dirinya membawa setumpuk buku paket bahas...