17

3K 185 6
                                    

Happy reading!

***

Setelah mengunjungi rumah Mertua Arsyad, ia mengajak istrinya pulang ke apartemen miliknya. Tadinya syazhana kekeuh tidak ingin pulang, dengan itu arsyad membujuk mati-matian. Sebagai gantinya, Syazhana meminta membawa kucingnya untuk tinggal bersama mereka di apartemen, Arsyad sangat menolak keras karena ia.. takut kucing.

"Aku mau pulang kalo yeora ikut kita di apart" Ucap Syazhana.

"Ga." Jawab Arsyad sembari menyeruput teh hangat yang dibuat Syazhana.

"Ah payah! pasti takut sama kucing kan?" Kata Syazhana dengan dugaannya yang ia jamin benar.

"Engga ya engga!" Arsyad dengan sifat dinginnya.

Syazhana berdecak, "yaudah zha gabakal pulang." Merubah posisi duduknya yang tadinya berhadapan kini Syazhana membelakangi suaminya.

Arsyad yang tidak tahu harus apa, pada akhirnya ia hanya mengiyakan permintaan Syazhana demi kembali ke apartemen.

"Ya"

Syazhana berbalik badan, "Ya apa?" Tanya nya sinis.

"Bawa." Putus Arsyad.

Kini Syazhana sibuk memberi makan kucingnya, Arsyad yang melihat itu menggelengkan kepalanya pelan.

Merasa di perhatikan Syazhana menyerengitkan alisnya seraya menatap balik Arsyad. Kemudian Syazhana bangkit untuk menaruh toples berisi makanan kucing itu dan menaruhnya di meja belajar.

"Zha..." Arsyad memanggil Syazhana.

Syazhana menoleh padanya, "Lemah" ucapnya ketika melihat Yeora berdekat pada Arsyad.

"Gila," umpat Arsyad ketika Yeora duduk di hadapannya.

Syazhana tertawa terbahak-bahak melihat itu, Arsyad dengan rasa takut nya mengusir Yeora dengan menggibaskan bantal. Sementara Syazhana hanya menonton saja tanpa ada niatan untuk membantu.

"Lo ga pergi si anj--" ucapnya dengan panik karena Yeora menggeliat di tempat.

Kemudian Syazhana terpaksa mengambil kucingnya karena tidak ingin mendengar perkataan kotor yang terlontar dari mulut suaminya lagi. Syazhana menaruh Yeora di kandang dan mengunci pintu kandang. Setelah itu ia beranjak pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

Salah satu perilaku Arsyad yang Syazhana tidak suka adalah, berlaku kasar. Yang ia tahu Arsyad tidak bisa mengkontrol emosinya ketika amarahnya naik. Ia bisa mengambil keputusan saat sedang emosi padahal itu tidak baik.

Setelah di dapur Syazhana hanya memanaskan masakan pemberian Umma nya.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk memanaskan masakan, Kemudian Syazhana menata lauk-lauk pada piring.

Syazhana malas naik tangga lagi, ia memanggil Arsyad hanya mengenakan telfon saja.

Memang tidak sopan, tetapi biarlah saja. Pikirnya.

Tidak berapa lama suara langkah menuruni tangga terdengar, "lain kali di samperin, ini malah di telfon." Protes Arsyad, kali ini tidak irit bicara.

Syazhana yang mendengar hanya menampilkan deretan gigi rapi nya sembari menggaruk ujung alisnya yang tak gatal.

SyazhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang