6

3.5K 185 2
                                    

Happy reading millenial's.
Jangan lupa vote.

***

Sepulang sekolah, Aldi mengajak Arsyad bertemu, ingin membahas tentang pertarungan. Arsyad mengiyakan ajakan nya, Aldi meminta bertemu di taman sekolah SMA Adhtyama, sekolah milik Azhar sendiri.

Ia duduk di bangku taman berwarna putih panjang, sambil menunggu Aldi, ia memainkan gawainya untuk memberitahu Ummi bahwa ia akan pulang sedikit terlambat. Lalu ia memasukan handphone nya dan menatap bunga indah di depan mata nya. Taklama seseorang menepuk pundaknya pelan.

Ia mendongak kebelakang, ternyata Aldi disana. Ia tersenyum kecut, lalu Aldi mendudukan dirinya di sebelah Arsyad.

"Anak Mama ternyata.." Katanya dengan nada meng-olok.

Arsyad menyunggingkan senyum nya,

"Gue bukannya takut bro, tapi seengaknya gue gak jadi anak durhaka kayak lo."

Hati Aldi berdesir, selama ini Aldi tidak pernah memikirkan Bunda nya, ia pikir Bunda nya pun tidak pernah memikirkan ia. Bunda dan Papa nya sibuk bekerja, menghabiskan waktu masing-masing sampai lupa kepada sang Anak. Hidup Aldi menjadi bebas, uang dimana-mana dan terserah mau melakukan apa, yang terpenting Aldi bahagia pikir kedua orangtua nya.

Disisi lain, Aldi merasa tak berguna dilahirkan. Untuk apa? Aldi juga manusia, Aldi ingin di perhatikan layaknya anak-anak lain. Ia butuh kasih sayang! Hidupnya begitu kelam. Ia benci kedua orangtua nya. Jujur, ia membenci mereka, dan menjalani hidup sendiri. This my life, katanya. Jadi, siapakah yang durhaka?

"Gue turut prihatin bro, gue akan bantu lo supaya mendapatkan perhatian mereka. Gue ingin berteman baik sama lo, gue bukan orang jahat yang memanfaatkan lo demi uang." Ucap Arsyad dari lubuk hati yang terdalam, ia berucap apa adanya.

"Serius lo mau bantuin gue?". Tanya Aldi yang kini menatap Arsyad.

Arsyad tersenyum manis, "Dengan senang hati."

Ia merentangkan tangannya, lalu Aldi langsung memeluk Arsyad, sampai Arsyad terlonjak kaget. Tanpa ragu, ia membalas pelukan Aldi. Arsyad mengelus pundak sahabatnya lembut, tak terasa ia meneteskan airmata. Ia sangat merasakan sakit nya menjadi Aldi, dari dulu ia tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orangtua nya. Maha baik Allah mendatangkan Arsyad  untuk membantu Aldi.

"Caranya?" Tanya Aldi melepas pelukan mereka.

"Lo kan selama ini cuek sama orang tua.. Coba deh perhatian. Anggap semua baik baik aja, lo terus terang kalo lo butuh kasih sayang. Dengan itu orangtua lo akan sadar bukan? InsyaAllah" Ucap Arsyad tersenyum di akhir kalimat.

Aldo manggut-manggut mengerti, ia akan coba hal itu pada bunda nya nanti. Kalau bisa, ia menyuruh Bundanya resign dari kantornya itu. Sungguh Aldi butuh kasih sayang sebagai anak.

"Kalo lo gak berhasil, jangan berkecil hati. Lo harus deketin diri sama Allah, Tuhan lo." Telunjuk Arsyad menunjukkan pada dada bidang Aldi.

"Pasrahin aja semua sama Allah. Dah ya, gue balik. Takut Ummi cari." Pamit  Arsyad beranjak dari duduknya dan mengambil helm full face nya yang sedari tadi di sampingnya.

Aldi mengangguk dan tersenyum, "thanks bro."

Arsyad berjalan menuju parkir-an sekolah, tak sengaja matanya menangkap sosok Syazhana berdiri di depan sekolah. Arsyad melajukan motor ninja hitamnya ia akan menemui gadis itu yang cemberut, raut mukanya tidak bersahabat lagi.

"Zha, Belum pulang?" Tanya Arsyad membuat Syazhana tersentak kaget.

Gadis itu menggeleng, Arsyad terkekeh pelan. "Kenapa?" Tanya nya lagi pada Syazhana yang menunduk sambil menggusur-gusurkan kaki kanan nya.

SyazhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang