7

3.5K 169 1
                                    

Happy reading millenial's.
Jangan lupa vote.

***

Syazhana point of view 📝📌.

"Um, Adek izin ke rumah uncle Athaya ya." Izin ku. Rumah uncle tak jauh, hanya terhalang dua rumah saja aku n dengan Nay  Iqbal untuk latihan vocal bersama. Aku jika jenuh atau ada tugas bersama pasti aku mendatangi rumah Nay dan Iqbal. Enak juga ya punya saudara tetanggaan.

"Iya. Tapi tunggu, Umma ada bolu jangan lupa kasih ke uncle ya. Dari Umma, bilang." Katanya menyodorkan tempat makan jumbo berwarna biru kearah ku.

Aku mengambil alih, "Iya Um. Aku pergi dulu ya." Pamitku membawa gitar yang aku gendong dengan menggunakan tas gitarnya. Lalu aku mengambil totebag hitam yang berisi bolu itu katanya.

"Gak pake totebag juga adek bisa Um." Ucap ku ketika totebag nya sudah di tanganku.

"Ada pie susu sama bolu, agak banyak emang." Katanya membuka affront hitam miliknya.

Aku mengangguk tersenyum. Aku memulai langkahku, sesekali aku tersenyum para tetangga dan orang yang berada di sekitar ku. Lalu langkahku terhenti pada rumah sederhana namun terkesan glamour milik uncle Athaya. Nayla dan Iqbal menyambutku membukakan pintu untuk masukku. Nay tersenyum manis ketika menyambut ku, dan tertunduk ala-ala dayang yang menyambut Ratu-nya. Aku tersenyum geli melihatnya.

Setelah nya Nayla mengajak ku ke ruangan music yang di buat uncle khusus anak mereka. Aku tidak punya ruangan seperti itu, memang Papa tidak terlalu menyukai ku terjun kedunia musik. Boleh-boleh saja sebenarnya, tetapi Papa tidak mem-fokuskan diriku di bidang itu. Itu hanya sekedar bakat saja, katanya.

"Nay, uncle aunty mana?" tanyaku sembari menurunkan tas gitar.

"Ada, dapur yuk." Ajaknya menarik tanga kiri ku, sementara tangan kanan aku memegang totebag berisi Bolu dan pie susu titipan Umma.

Aku melihat Aunty Khalisa begitu lincah bergerak sana sini di dapur. Aku tersenyum tipis, sebentar lagi aku menjadi seorang istri. Tak mudah tentu, apalagi aku masih sekolah dan itu membuatku harus pintar-pintar membagi waktu.

Aku mendekati Bibi Khalisa, "Assalamu'alaikum Ontiii.." Bibi sedikit terkejut karena aku menepuk pundaknya dan memekik. Aku menyalami punggung tangannya.

Bibi menghela nafasnya, "Waalaikumsalam sayang.. Aduh, ngagetin kamu." Katanya berbalik badan menghadapku. Aku memberikan totebag hitam pada Bibi.

"Dari Umma,"

Aunty tersenyum menerimanya, "Haish kak, Gausah repot-repot padahal." Katanya.

"Gak ngerepotin kok onti. Itu kak Askha beli banyak pie daripada nggak ada yang makan. Bolu juga Umma bikin sengaja katanya." Ucapku semoga menghilangkan rasa tak enak Aunty.

"Bunda, Nay mau latihan dulu yaa." Kata Nay yang sedari sudah membawa senampan minuman serta camilan.

"Nay, kayak siapa aja aku" Aku terkekeh pelan, tidak enak juga.

"Gak-papa kali kak, yuk ah." Ajaknya di depan kalimat Ibu dan Anak itu terkekeh juga pelan membalas perkataanku tadi.

Aku mengikuti langkah Nayla, Sampailah di ruangan bernuansa musik ini. Disana sudah ada Iqbal dengan keyboard di depannya. Aku menyapa nya dan aku mengambil Jus Jeruk buatan Nayla, agak haus juga. Mereka pun melakukan hal yang sama.

SyazhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang