35

1.5K 114 33
                                    

Happy Reading, My Na!
Jangan lupa vote!

****

Setelah mereka melaksanakan Sholat Maghrib, Syazhana kembali membuka buku catatan sekolahnya. Ia kembali memeriksa tugas yang diberikan gurunya. Merasa semua jawabannya sudah benar, Syazhana menutup bukunya. ia kini sedang mengelap lensa kacamata nya yang sedikit kotor, sehingga menganggu pengelihatan kala ia memakai kacamata itu.

Sedangkan Arsyad duduk menyender pada sandaran ranjang tengah berkutat dengan laptop dipangkuannya. Entah apa yang sedang ia lakukan.

Kedua pasutri itu benar-benar asik dengan dunianya masing-masing.

Syazhana tidak perlu ke dapur lagi untuk memasak makan malamnya, karena sekarang ia sudah mempunyai asisten rumah tangga yang membantu pekerjaannya. Sebenarnya ia tadi sudah berniat membantu, tapi Arsyad tidak mengizinkan.

Syazhana kembali memakai kacamatanya ketika dirasa sudah bersih, ia mulai menulis guna melengkapi catatan pelajarannya yang sempat tertinggal.

"Dek, kebawah pakai kerudungnya. Papa, Umma, sama bang Askha dibawah." Titah Arsyad pada Syazhana yang berhasil mengalihkan atensinya.

Matanya berbinar, "Oh ya?!" Tanya nya sedikit terkejut.

Arsyad menatap Syazhana dan mengangguk pasti. "Iya, cepet." Katanya lagi.

Tanpa melepas kacamatanya dulu, Syazhana langsung mengikat rambutnya, Syazhana yang memakai baju lengan pendek dan celana panjangnya langsung mengambil cardigan serta kerudung instan untuk ia pakai.

Arsyad mematikan laptopnya dan beranjak dari duduknya, ia memandang cermin sebentar untuk memastikan penampilannya. Memakai kaos putih serta sarung yang membuat ketampanannya bertambah.

Arsyad melirik Syazhana yang ternyata ia sudah keluar duluan dengan terburu-buru. Arsyad hanya tersenyum melihat kelakuan istrinya. Arsyad sengaja mengundang mertua serta kakak iparnya kerumah miliknya, karena beberapa hari lalu Syazhana sangat ingin bertemu dengan keluarganya.

Segera ia menyusul Syazhana. Sampai di ruang tamu, Arsyad melihat pemandangan yang menghangatkan. Syazhana memeluk erat Azzam—Papa nya yang sangat ia rindukan.

Azzam mengecup kening Syazhana, "Manja banget, noh diliatin suaminya!" Cibir Askha pada adiknya.

Syazhana melepas pelukannya melihat Arsyad jalan menghampiri keluarganya. Syazhana menatap sinis Askha dan memukul pelan lengan kakaknya itu.

Arsyad menyalami Azzam, Syabella, dan Askha. Arsyad mempersilahkan mereka duduk di sofa empuk miliknya.

"Silahkan duduk Papa, Umma, Bang." Katanya sopan.

Mereka duduk menghadapi Arsyad, termasuk Syazhana yang terduduk diantara Papa dan Umma nya. Arsyad menatap Syazhana dan memberi kode untuk memberikan jamuan kepada tamunya.

Syazhana mengerti beranjak dari duduknya, "Mau minum apa nih?" Tanya nya.

"Gausah repot-repot, jus jeruk serta teman-teman saja." Balas Askha membuat Syazhana menatap Kakaknya dengan malas, dan langsung meninggalkan mereka ke dapur, di susul Syabella.

"Umma, kesini kok ga bilang-bilang sih?" Tanya Syazhana ketika mereka sudah sampai di dapur.

"Ya gapapa, surprise. Kamu sih gapernah kerumah, kangen tau!" Balas Syabella sembari menata gelas kaca dibantu Lina.

SyazhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang