Happy reading milenial's.
Jangan lupa vote!
***Syazhana tengah membaca novel yang ia beli dengan Nara beberapa minggu lalu. Paha Syazhana dijadikan bantal oleh Arsyad yang sedang menonton televisi di kamarnya. Awalnya syazhana terkejut bukan main, tetapi hatinya berbicara, bahwa ia harus terbiasa dengan ini.
Diliriknya Arsyad dipaha nya masih setia menonton televisi, Syazhana menyudahi aktivitas nya. Peraturan baru yang Arsyad buat adalah membaca novel 10 lembar sehari. Syazhana tadinya menentang, sebelumnya ia membaca novel bisa sampai setengah lembar buku tersebut, atau malah satu hari satu novel. Arsyad tak mau ia di acuhkan hanya karena sebuah novel.
Syazhana menyimpan novel nya di meja yang tak jauh dari ranjangnya. Ia ikut menonton film yang Arsyad lihat, ia menyenderkan punggungnya pada senderan ranjang.
Lagi, Syazhana dibuat terkejut dengan tangan Arsyad yang mengambil tangannya dan membawa ke kepala Arsyad.
"Usapin".
Dengan ragu Syazhana mengusap surai rambut Arsyad. Mungkin ini kebiasaan baru yang akan Syazhana lakukan.
"Tadi kenapa ketawa?" Tanya Arsyad.
Syazhana tertawa kecil mengingatnya, "Oh itu.. Baca chat dari Kakak." Jawabnya membuat rasa penasaran Arsyad menghilang. Ia percaya, Syazhana tidak akan bertukar pesan dengan lelaki lain. Bertukar pesan dengan Iqbal dan juga Arsyad saja kadang dibalas, kadang juga hanya di baca.
Arsyad membulatkan mulutnya kecil, Ia sudah paham.
Perlahan kantuk menyerang Arsyad, elusan tangan dikepala nya mengundang kantuk yang tidak bisa Arsyad lawan, padahal film yang ia lihat durasinya juga lumayan masih banyak. Arsyad memejamkan mata menuju alam mimpi, bobo ganteng.
"Oh iya, tadi Kinan nanyain kamu." Katanya, ia harus memberitahu ini walaupun hatinya terluka kembali. Amanah namanya.
Sadar tidak ada jawaban dari Arsyad, Syazhana mengalihkan sebentar padangannya melihat Arsyad terpejam dengan nafas yang teratur, ia bisa menyimpulkan bahwa Arsyad sudah tidur.
"Yah.. Tidur deh dia."
***
Arsyad menggeliat bangun dari tidurnya. Posisinya masih sama, ia tidur dengan paha Syazhana menjadi bantalannya. Diliriknya jam dinding di kamarnya menunjukan jam empat sore. Ia tidur selama satu setengah jam, ia melihat Syazhana tidur terduduk. Memangku kepala Arsyad itu pegal, dan juga tidur terduduk, bisa Arsyad rasakan Syazhana sepegal apa.
Ia menidurkan Syazhana, ia memberikan waktu Syazhana untuk berbaring, rasa bersalah Arsyad rasakan. Syazhana ia tinggal mandi dan sholat, setelah Arsyad sudah, baru ia membangunkan istrinya itu yang tidur dengan wajah damai.
Arsyad menepuk pipi Syazhana pelan, "Bangun, Sholat, Mandi."
Syazhana melenguh, "engh.. Jam berapa?" Tanya nya dengan suara serak, khas bangun tidur.
"Jam setengah lima."
Syazhana cepat-cepat menegakkan tubuhnya, ia mengikat rambutnya terlebih dahulu dengan jiwa yang belum terkumpul. Ia bangkit dari duduknya, mengambil pakaiannya lalu menyambar handuk untuk mandi dan juga sholat Ashar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Syazhana
Teen Fiction"Sholat, berduaan mulu!" Cibir Syazhana pada suaminya yang tengah makan di kantin dengan perempuan lain. "Sholat bos, berduaan mulu! Ketiga nya setan lho!.." Sambar Arga di belakang Syazhana yang sama dengan dirinya membawa setumpuk buku paket bahas...