12

3.3K 181 0
                                    

mengkece, cover baru🤑.

Ni mulmed udah ada ya, sblm nya memang gak kesimpen

Happy reading millenial's!
Jangan lupa vote.
***

Setelah upacara selesai, barisan dibubarkan. Mereka masuk kedalam kelasnya masing-masing, sementara anak OSIS masih harus membereskan semua ini.

"Kantin ah gue, laper. Untung gak pingsan gue tadi. Si Yanto pidatonya berapa lembar Folio, sih? Kasian gue sama anak kelas sebelas, pasti di siksa terus dah kayaknya." Celoteh Nara menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu ia beranjak ke kantin mengisi perutnya yang kosong,

Syazhana hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil berdecak, lalu ia menyimpan Mikrofon di ruang peralatan dekat lapangan.

"Kak Zha!" Panggil Eveline, adik kelasnya yang beranggotakan OSIS.

Ia menyodorkan dua mikrofon yang sudah dengan tempatnya, "Sekalian, hehe," Katanya menampilkan deretan giginya yang rapi.

Syazhana menerimanya dan mengangguk sambil tersenyum. Ia melanjutkan langkahnya, kearah gudang. Ia menyimpan mikrofon ke rak besar, dan menyusun nya. Setelah nya ia beranjak lagi pergi untuk menemui teman-temannya.

Nara, ia masih sibuk dengan makanannya. Sampai mulutnya penuh dengan nasi, Syazhana melihat itu terkekeh sambil menggelengkan kepala nya pelan. Ia berjalan kearah teman temannya yang masih sedikit membereskan barang barang.

"NARA, BANGKE LO! MAKAN LAGI!!" Teriak Cyra menunjuk Nara dengan suara yang lantang.

Nara menyengir kuda disana, "DIH, NYEGIR LAGI LO!" Kata Cyra lagi.

Nara tak menggubris ia hanya mendengar itu angin lalu. Sirik tuh orang, ikutin aja kali batinnya. Ia menelan nasi Uduk dan meneguk air mineral susah payah. Ia merasa lega ketika makanannya sudah sampai perut.

Ia mengelap mulutnya dengan menggunakan tisu, selanjutnya ia berdiri untuk membayar pesanannya. "Bu, berapa?" Tanya Nara sembari mengeluarkan uang berwarna hijau dari saku jas Osis nya.

"Tiga belas ribu neng,"

Nara menyodorkan uang lembar itu, "Kembalian ambil aja deh." Katanya sembari tersenyum.

"Wah neng, ini masih banyak banget kembaliannya.." Katanya menolak secara halus.

"Gapapa bu, ambil aja,"

"Neng, Makasih ya.." Ucap bu Susi sambil menatap uang yang berada di tangannya dengan senyum yang mengembang.

Nara mengangguk, lalu ia berjalan menghampiri anak OSIS. Ternyata semuanya sudah rampung, entah Nara memang tidak ingin bekerja atau memang kelaparan. Ia tersenyum lega, tidak bekerja.

Syazhana melihat Nara lagi lagi dibuat menggelengkan kepalanya. Setelah pekerjaan OSIS sudah beres, mereka pergi masing masing ke kelasnya. Takut keburu sudah ada guru, padahal memang iya. Itulah resiko anak OSIS, tertinggal pelajaran.

Mereka semua sudah meninggalkan lapangan, beranjak dari lapangan ke kelasnya masing-masing. Syazhana hari ini duduk dengan Naira, setelah minggu kemarin ia duduk dengan Karin. Kini, anak kelas mereka terdiam senyap dan sibuk menulis apa yang ada di papan tulis putih.

Mata pelajaran bahasa Indonesia membuat mengantuk, lengan pegal akibat kebanyakan menulis. Syazhana merengangangkan urat jari nya dan ia tekan tekan sampai berbunyi meletek. Ia menguap karena mengantuk, padahal ini mata pelajaran pertama. Mungkin efek pegal sehabis upacara dan banyak berjalan sana sini membereskan peralatan upacara dan menyimpan nya di ruang peralatan.

SyazhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang