25. Tak ingin

118 12 7
                                    

Semangat membaca😊

Dalam waktu seminggu ternyata masih belum cukup untuk meredakan desas-desus kabar Bara yang mengajak Deva pacaran dengan cara tak biasa. Mengajak pacaran pada saat presentasi disalah satu mata pelajaran yang disaksikan teman sekelas sekaligus guru bukanlah hal yang remeh, memerlukan nyali yang besar untuk melakukannya.

Tapi beruntungnya Deva juga tidak menolak ajakan Bara. Untuk saat ini Deva masih belum tahu rasa apa yang ia punya untuk Bara, dia hanya merasa nyaman dengan kehadiran Bara disisinya, tanpa harus menutupi apapun yang biasa ia tutupi dari orang-orang. Deva seperti buku yang terbuka saat berhadapan dengan Bara, mudah dibaca tanpa ada rahasia.

Tidak hanya dikalangan para murid, mulai yang dari seangkatan sampai adik kelas bahkan guru pun ikut membicarakan, tak jarang guru yang mengajar dikelas XII ipa 3 memberi komentar atau hanya sekedar menasehati Deva maupun Bara agar tetap lebih fokus pada pendidikan.

"Dev..." Aura memanggil Deva dengan raut wajah melas.

Deva yang awalnya fokus pada melipat baju olah raganya melihat kearah Aura. Tumben sekali Aura berekspresi suram dan ogah-ogahan tidak seperti biasanya, yang selalu penuh semangat.

"Gue ngerasa ngenes banget. Lo udah ada Bara, Sarah udah ada Zaki, Shelin juga udah punya cowok. Kalian semua punya cowok kok gue masih gini-gini terus ya, jomblo." Kata Aura lesu. "Kalo gini terus, bisa-bisa skill pacaran gue hilang."

"Sama Nathan." Sahut Deva.

"Apanya?"

"Pacaran."

"Najis banget. Gue gak mau balikan sama cowok yang isi hp-nya kayak asramah putri, amit-amit." Ujar Aura cukup keras. Wajah yang tadi terlihat memelas kini berubah menjadi kesal.

"Ya karena gue ganteng, makanya cewek banyak yang ngejar-ngejar gue." Ternyata tanpa disadari oleh Deva dan Aura. Nathan ada dibelakang Deva dan Aura, mendengarkan percakapan dua orang itu.

"Iyalah... namanya juga playboy."

"Bilang aja cemburu."

"Siapa yang cemburu?"

"Lo lah, siapa lagi?"

"PD amat."

"Sejak putus dari gue lo gak pernah pacaran, pasti gamon alias gagal move on."

"Najis-najis, pengen muntah."

Suara Aura dan Nathan saling bersahutan. Deva dan Bara yang ada didekat Aura dan Nathan memilih pergi dari sana setelah Deva masukkan seragam olah raga kedalam tasnya. Koridor tampak masih sepi karena memang sedang berjalan waktu pelajaran berlangsung. Deva dan Bara berjalan menuju kantin, masih ada waktu sekitar tujuh menit untuk waktunya jam istirahat.

Mata pelajaran olah raga yang hanya digunakan satu jam oleh guru olah raga membuat kelas XII ipa 3 bebas keluyuran dikoridor sekolah atau kantin selama tidak mengganggu kegiatan belajar kelas lain.

Saat memasuki kantin Deva dan Bara menjadi pusat perhatian oleh murid yang juga sedang ada dikantin, memang tak banyak, tapi bagi Deva yang tidak biasa dengan hal tersebut malah membuatnya tidak nyaman. Deva yakin ini terjadi karena ulah Bara satu minggu yang lalu, yang membuat Deva dan Bara menjadi bahan pembicaraan hingga saat ini

Duka DevaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang