9. Bara dan Nathan

234 77 32
                                    

Semangat membaca😊

"Oke oke berhubung kita berempat udah lengkap kembali hari ini, gue Aura aprilya putri yang cantik jelita calon istrinya Manu Rios bakal kasih gosip terbaru hari ini." kata Aura seperti seorang reporter handal.

Deva, Shelin, dan Sarah hanya saling pandang tidak tahu apa yang akan Aura katakan. Tadi malam Aura dengan heboh menyuruh mereka untuk datang lebih awal, Aura berkata ada hal penting yang harus di bicarakan, yang entah apa itu. Tapi walau begitu teman-teman Aura ini hanya mengiyakan.

"Di Gosip kali ini, gue harap gak ada yang motong gue bicara, bisa di mengerti?" Aura melirik Deva, Deva yang tahu maksud sindiran Aura hanya memutar bola mata malas.

"Gue semalem dapet gosip, katanya hari ini tuh bakal ada murid baru. Dan yang lebih pentingnya itu.......murid barunya cowok, yey..." kata Aura girang, sedangkan teman-temannya memandang Aura aneh.

Walaupun ini bukan sifat Aura yang baru mereka ketahui, tapi tetap saja teman-temannya merasa heran dengan sifat Aura yang terlalu espresif dengan segala hal terutama dengan hal-hal yang di sukainya.

"Emang kenapa kalo murid barunya cowok?" Tanya Sarah heran sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Oke, karena yang tanya itu Sarah bakal gue jawab." Aura menarik nafas lalu mengembuskannya.

'Ini pasti jawabannya ngaco.' batin Deva menebak.

"Jadi gini Sar, kan biasanya kalo di novel-novel tuh anak pindahan itu ganteng. Dan cowok ganteng itu cocok sama cewek cantik kayak gue, itu berarti dia jodoh gue aaaa...." kata Aura dengan ekspresi bahagia sambil meletakkan kedua tangannya di kedua pipinya, membayangkan betapa bahagianya saat dia punya pacar cogan.

Deva hanya bisa menggeleng kepala, kemudian dia membuka buku catatan fisika yang dari tadi ada di mejanya. Deva memilih belajar saja dari pada harus mendengarkan ocehan Aura yang tidak ada gunanya. Hari ini memang ada kuis fisika, maka akan lebih berguna jika Deva belajar saja.

Sedangkan Shelin dan Sarah menepuk dahi mereka pelan. Entah apa yang Aura makan hingga membuatnya memiliki sifat aneh seperti itu. Apa karena kebanyakan makan pentol dan bakso bisa membuat otak Aura berbentuk bundar dan mulus seperti pentol dan bakso?

Bel sudah berbunyi dari lima menit yang lalu tapi sampai sekarang bu Dena masih belum datang, padahal biasanya guru fisikanya itu selalu tepat waktu. Kalau pun bu Dena tidak masuk harusnya dia sudah mengabarkan di grup kelasnya atau pada ketua kelas, karena bu Dena adalah wali kelas di kelas 11 ipa 2.

Tapi mungkin saja Bu Dena sedang ada urusan sebentar di ruang guru. Dan benar saja karena tak lama kemudian ada yang berkata bu Dena akan memasuki kelas, kelas pun ricuh karena ingat dengan kuis yang akan di adakan hari ini.

"Loh Bu Dena masuk? Yah gue gak belajar sama sekali, gimana dong?" Entah kepada siapa Aura bertanya.

"Tenang aja kali Ra, kita kan punya Deva sama Shelin jadi bisalah di minta contekan ya kan Dev, Lin?" ucap Sarah santai.

Belum juga Sarah mendapat jawaban dari Deva dan Shelin, bu Dena sudah memasuki kelas sambil berkata.

"Selamat pagi, maaf ya Ibu telat sepuluh menit." katanya setelah meletakkan barang bawaannya di meja guru.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu. Membuat seisi kelas yang awalnya memandang guru yang berbicara mengalihkan pandangan pada seorang cowok yang berdiri di ambang pintu, kecuali satu orang yaitu Deva, dia memilih mempelajari kembali pelajaran yang akan di adakan kuis hari ini.

"Oh kamu, ayo masuk!" kata bu Dena.

Setelah orang yang bu Dena suruh masuk tadi ada di depan kelas, seketika kelas ricuh oleh bisikan para siswa-siswi yang penasaran akan kehadiran orang baru dikelas mereka.

"Semuanya harap tenang!" kelas pun menjadi lebih tenang.

"Perkenalkan diri kamu terlebih dahulu." yang di balas anggukan oleh cowok itu.

Dari tempat duduknya Aura sudah heboh sendiri melihat cogan yang akan menjadi teman kelasnya itu.

"Ya ampun ganteng banget ya Dev, tapi kayaknya gue pernah liat deh." ujar Aura heboh.

"Alah, lo kan sukanya liat cowok ganteng, makanya kalo liat cowok ganteng bawaannya pernah liat mulu. Jadi gue gak kaget lo bilang gitu. Gue bakal heran kalo Deva yang bilang cowok itu ganteng." kata Sarah panjang lebar tanpa mengalihkan pandangannya pada cowok yang ada di depan kelas.

"Bara. Nama gue Alvino Bara Gamanta." kata cowok itu lantang.

Deva yang dari tadi fokus terhadap bukunya, tiba-tiba berhenti mempelajari buku yang sedang dibacanya. Deva tidak mendengar suara di sekelilingnya setelah mendengar cowok itu bersuara. Kemudian melihat ke arah cowok itu berdiri.

Alvino Bara Gamanta

Bara Gamanta

Bara

'Dia cowok yang ada di taman, apa dia Bara yang sama?' Batin Deva resah

"Bara, kamu bisa duduk di belakang bangkunya Deva, itu yang rambutnya di kepang yang warna rambutnya kecoklatan." Bu Dena kembali bersuara.

Kemudian cowok itu berjalan kearah bangku yang di maksud Bu Dena. Sekilas cowok itu melihat ke arah Deva dan tersenyum tipis, tapi bukannya mendapat balasan dari Deva malah Aura yang balas tersenyum manis kepada cowok bernama Bara itu.

"Jodoh gue senyumnya manis banget, anjir." Aura berbisik kesenangan pada Deva.

"Assalamualaikum, perkenalkan nama gue Nathan Algeric mantan terindah Aura Aprilya putri." Tiba-tiba masuk seorang cowok dengan tidak tahu malunya memperkenalkan diri.

sedangkan Aura di bangkunya sudah kesal setengah mati pada orang yang menyebut dirinya mantan terindah, sebenarnya tidak ada masalah dengan kalimat tersebut memang itu kenyataannya, tapi masalahnya dia harus menjaga image di depan Bara mau di taruh di mana mukanya kalau Bara tahu dia mantan orang sejenis Nathan.

"Nathan apa-apaan kamu ini." Bu Dena heran dengan tingkah muridnya yang satu ini. Dari mulai hari pertama masuk sudah tidak terlihat, tapi sekarang tiba-tiba masuk memperkenalkan diri.

"Loh saya kan juga murid baru bu, baru masuk maksudnya. Jadi wajar dong saya memperkenalkan diri." jawab Nathan santai. Bu Dena hanya bisa bersabar saat mendengar jawaban dari muridnya yang satu ini.

"Saya boleh duduk kan Bu?" Di jawab anggukan oleh Bu Dena.

Tadi saat di ruang guru Nathan yang mengantar Vino ke ruang guru dan Nathan izin ke toilet karena sakit perut oleh karena itu bu Dena biasa saja saat tahu Nathan masuk kelas terlambat.

"Karena ada dua siswa yang belum mengikuti pelajaran ibu sama sekali, jadi kuis kali ini Ibu undur ke pertemuan selanjutnya." murid-murid di kelas itu bahagia karena mereka tidak jadi kuis fisika, karena kebanyakan isi kelas itu tidak menyukai pelajaran menghitung.

"Untuk Bara dan Nathan kalian bisa tanya dan mempelajari pelajaran saya ke Deva atau yang lainnya"

"Iya Bu" jawab Nathan sedikit berteriak












Duka DevaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang