Semangat membaca😊
Setelah Deva dan Aura mendapatkan izin dari orang tua masing-masing. Seperti rencana mereka tadi, akhirnya mereka menuju ke rumah Shelin, dengan menggunakan mobil Shelin tapi sayangnya Sarah tidak bisa ikut karena sudah ada janji dengan pacarnya.
Di dalam mobil diisi dengan cerita liburan Shelin yang ditanggapi pertanyaan oleh Aura dan tentunya Devalah yang menjadi perdengar setianya.
"Pokoknya pemandangan disana itu bagus banget, apalagi Papa gue yang biasanya sibuk sama pekerjaannya itu ikut liburan juga sama gue sama Mama. Dan itu semua berkat Princess Belle kita." cerita Shelin.
Mereka memang sering menyebut Deva dengan panggilan princess Belle karena Deva selalu mengepang rambut kecoklatannya seperti princess yang ada difilm kartun disney.
Shelin yang memang posisinya ada ditengah-tengah, yang awalnya menghadap depan sambil bercerita kemudian menghadap Deva yang ada di sebelah kanannya.
"Makasih ya Dev, gara-gara lo nilai gue naik sampe bisa masuk peringkat tiga dikelas. Dan untuk itu gue udah siapin oleh-oleh double buat lo." lanjut Shelin dengan ceria.
Walaupun Deva dikenal tidak banyak bicara atau pendiam tapi Deva juga dikenal orang yang tidak pelit ilmu, itu sebabnya, walaupun pendiam Deva memiliki banyak teman di kelasnya.
Baru saja Deva akan menjawab
"Double? Gue lin? Gue kan juga bantuin lo" ucapnya dengan nada kesal yang di buat-buat Deva hanya bisa geleng kepala entah bagaimana bisa Deva bersahabat dengan orang sejenis Aura yang suka sekali berdrama dikehidupan nyata.Entah bantuan apa yang di maksud Aura mungkin bantuan untuk memberikan gosip terbaru. Tapi itulah yang membuat Aura mudah berteman dengan banyak orang.
Aura itu orang yang supel jadi saat ada orang yang bersamanya orang itu tidak perlu repot-repot mencari bahan pembicaraan karena sudah jelas Aura dengan mudah membuka pembicaraan.
"Hmm gimana ya soalnya gue beli pas sih."
"Yah, lo mah gitu gak adil banget gue kan sahabat lo juga." balas Aura cemberut.
"Maaf ya gue beli pas buat Deva dua terus buat lo dua." Shelin berkata sambil menghadap Deva dengan menaik turunkan alisnya dan tersenyum seolah berkata bahwa dia berhasil mengerjai Aura.
"Gak adil lo, buat Deva dua buat gue dua, du...dua?" Tanya Aura memastikan yang di balas anggukan kepala oleh Shelin.
Kemudian tanpa aba-aba Aura memeluk Shelin dengan erat "makasih." Deva hanya menjadi penonton sambil geleng kepala.
Bahkan karena terlalu asyik dengan obrolan dan candaan mereka, hingga tanpa sadar bahwa mobil yang mereka kendarai sudah berhenti.
"Non sudah sampai." kata sang supir.
Setelah supir mengatakan bahwa mereka sudah sampai di rumah Shelin entah mengapa Deva merasa tak asing dengan halaman rumah Shelin. Kemudian saat Shelin menyuruh mereka turun dari mobil Deva sadar bahwa rumah Shelin adalah rumah yang sama dengan rumah yang pernah ia tempati.
'Rumah ini... mungkin ini memang rumah yang sama tapi mungkin orang yang tinggal di sini berbeda' batin Deva meyakinkan.
Bahkan saat Aura dan Shelin berjalan lebih dulu dan meninggalkannya, Deva masih tetap pada posisinya, berdiri sambil memandang lurus rumah masa kecil yang sekarang sudah menjadi rumah Shelin.
Aura yang menyadari Deva tidak ada di dekatnya pun melihat ke belakang, dan benar saja ternyata Deva mematung melihat rumah megah Shelin begitulah pemikiran Aura.
"Lin si Deva ketinggalan noh dibelakang kayak patung pasti dia terkesima liat rumah lo yang mewah ini, lo tunggu di sini dulu ya gue mau geret tuh anak satu." setelah mengatakan kalimat panjang lebar kepada Shelin, Aura pun berjalan menuju Deva.
"Dev ayo, malah begong. Iya sih rumah Shelin bagus banget tapi gak usah bengong juga kali." cerocos Aura menyadarkan Deva dari lamunannya.
"Ngapain masih di sini, ayo kita masuk." Deva malah memberi jawaban yang tidak nyambung dengan apa yang di katakan Aura, dan Aura hanya bisa melongo saat Deva malah meninggalkannya dan berjalan lebih dulu.
"Sabarkan hambamu yang cantik ini ya Allah dalam menghadapi ujian seperti setan Devalak yang terkutuk ini ya Allah, aminn." doa Aura dramatis, sepertinya Aura itu lebih cocok masuk eskul teater daripada masuk eskul Volly.
"Kalian duduk aja dulu, gue mau manggil Papa sama Mama gue sekalian nyuruh bibik ngambil minum buat kalian." ujar Shelin saat mereka sudah ada di ruang tamu.
Shelin pun berlalu menaiki tangga rumahnya dengan riang, ini adalah kali pertama Shelin membawa Deva dan Aura ke rumahnya hingga rasanya Shelin sangat bahagia bisa mengenalkan dua orang yang sudah ia anggap sahabat kepada orang tuanya.
Sedangkan di ruang tamu Aura sudah heboh memuji keindahan rumah Shelin yang tak pernah ia lihat sebelumnya.
"Ini bagus bener deh sumpah." mulutnya berbicara dengan heboh sedangkan matanya memandang setiap penjuru rumah dengan terkagum-kagum.
Deva tidak menanggapi perkataan Aura tapi matanya juga ikut menyusuri setiap sudut rumah yang bisa ia tangkap dengan indra matanya.
'Masih tetap sama mungkin yang berubah hanya perabotannya dan penghuninya mungkin' ujarnya, karena di ruang ini Deva tidak melihat foto keluarga, yang terlihat hanya foto-foto Shelin.
Tak lama Shelin datang sambil menebar senyum dengan menggandeng seorang pria berumur 40-an yang masih terlihat tampan untuk ukuran pria seumurannya.
Deva yang menyadari kedatangan dua orang tersebut malah mematung.
'rumahnya masih sama, hanya perabotannya saja yang diganti dengan yang baru sama seperti aku dan bunda yang diganti dengan yang baru' batin Deva berkata sinis atau malah miris. Entahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duka Devara
Teen FictionTentang Devara... Selama lima tahun hidupnya, dia mendapatkan semua kebahagiaan yang orang-orang inginkan. Orang tua yang lengkap, keluarga bahagia, dan dikelilingi oleh orang-orang yang tulus menyayanginya. Definisi kebahagian Tapi, dia sadar kalau...