28. bercerita

120 12 21
                                    

Semangat membaca😊

Deva melamun, padahal dia ada ditengah kericuhan kelas dikarenakan jam kosong. Disaat teman sekelasnya ramai membicarakan banyak hal atau bahkan ada yang sibuk mengumpat dengan memegang smartphone dengan posisi miring.

Deva memang pendiam, tapi bukan berarti sebuah patung yang akan selalu diam dan tatapan lurus. Sedari tadi tiga temannya sibuk berdiskusi tentang berita yang beredar yaitu anak kelas sepuluh yang ternyata jadi selingkuhan pacar temannya sendiri, tanpa menyadari Deva yang sedang melamun.

"Iya. Gue denger-denger mereka pernah kehotel bareng." Aura, penggosip terpercaya berujar.

"Kira-kira mereka ngapain kehotel ya?" Sarah mengetuk jari telunjuknya didagu, seolah berpikir.

"Masih nanya lagi!" Seru Aura agak keras.

"Ngapain emang?" Sarah pun bertanya.

"Mungkin mereka lagi ngepel lantai." Kata Aura dengan tampang bodo amatnya.

"Kalo menurut gue bukan itu." Sarah berpendapat.

"Terus ngapain?" Aura mengangkat satu alisnya.

"Pasti lagi nyuci baju." Sara berujar yakin.

Shelin yang dari tadi menjadi pendengar, akhirnya angkat suara.

"Gausah ngegosip terus."

"Kita gak ngegosip kok." Sanggah Sarah

"Tapi..."

"Ghibah." Lanjut Sarah.

"Yaudah gausah ngeghibah! Dosa." Shelin masih mencoba memperingati

"Bukan ngeghibah." Kali ini Aura kembali berceletuk.

"Terus?" Tanya Sarah

"Diskusi. Berarti kita gak dosa." Aura menjawab dengan bangga.

"Bener kata Aura, kita lagi diskusi untuk menemukan hasil akhir yang berupa fakta." Sarah menambahkan perkataan Aura.

Shelin mulai menyerah, tak lagi mencegah atau memperingati dua orang itu untuk berhenti bergosip. Waktu terus berlalu, Aura dan Sarah yang tadinya banyak bicara akhirnya selesai karena Aura lapar ingin jajan pentol dan bakso, tentunya ditraktir Nathan. Dan akhirnya Sarah dan Shelin juga ikut kekantin untuk mengisi perut mereka dan meninggalkan Deva dikelas seorang diri karena tidak mau kekantin.

Sedangkan ditempat lain Bara yang awalnya ada dikantin harus kembali kekelas karena tak mendapati sosok Deva bersama teman-temannya. Ia pun memutuskan untuk membeli beberapa makanan dan minuman yang akan ia makan bersama Deva.

"Ada masalah?" Tanya Bara saat sudah ada didekat Deva, yang ditanya malah melihat sekitar. Seakan mengerti dia pun menuntun Deva ketaman belakang yang dekat ruang lab yang sepi. Mereka mendudukkan diri dikursi taman.,

"Sekarang udah mau cerita?" Deva hanya menghembuskan nafasnya kemudian mengotak-atik smartphone lalu menyodorkan smartphone tersebut kearah Bara.

Bara awalnya bingung tapi akhirnya dia menerima smartphone yang Deva sodorkan. Menatap Deva sejenak, dapat ia lihat Deva sedang bimbang. Bara mengalihkan atensi kearah smartphone Deva, melihat apa yang ingin Deva tunjukkan padanya.

Duka DevaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang