Semangat membaca😊
"Iya kamu juga jaga diri baik-baik di sana, jaga kesehatan." ucap seorang pemuda dengan sebuah smarphone yang tertempel di telinganya.
Alvino bara gamanta, ialah pemuda itu. Di saat jam istirahat seperti ini, banyak murid yang memilih berada di kantin untuk makan dan minum. Dia malah ada di tempat yang jarang untuk dilewati orang-orang, ditangga menuju rooftop yang berdekatan dengan lab kimia.
Sambil mendengarkan orang yang berbicara di seberang sana Bara melihat-lihat sekitar, mencoba untuk mengenal lingkungan sekolah barunya. Tiba-tiba dia melihat seorang gadis yang berjalan tergesa-gesa melewati dirinya, sepertinya gadis itu tidak sadar kalau ada orang di sekitar tempat itu.
Karena penasaran apa yang di lakukan gadis itu, Bara pun memutuskan obrolannya dengan orang di seberang sana.
"Udah dulu ya, aku ada urusan." setelah mendapat persetujuan dari orang di seberang sana, Bara pun bergerak mencari gadis tadi.
Bara berjalan menuju taman di dekat lab kimia, dari tempatnya berdiri dia bisa mendengar suara isakan dari gadis yang di carinya. Bara berjalan menuju gadis itu ingin bertanya apa yang terjadi. Tapi saat ada tepat di belakang gadis itu, gadis itu berkata dengan lirih.
"Apa sebegitu bencinya ayah sama aku sampai semua yang aku miliki ayah kasih pada orang lain. Sampai semua yang ayah janjikan sama aku ayah tepati pada orang lain." setelah mengatakan itu dia terisak.
Bara tetap pada posisinya, berdiri di belakang gadis yang biasa di panggil Deva. Bara bisa melihat gadis itu menggenggam sebuah kalung putih berbandul huruf A.
"Aku... aku sudah mencoba melupakan sebuah harapan... bahwa ayah akan kembali menjadi ayah yang aku kenal, menepati semua yang ayah janjikan. Aku terlalu sayang sama ayah, sampai rasanya menyimpan sedikit kebencian saja tidak bisa." Deva, gadis itu berbicara sambil melihat kalung yang ada di tangannya, seolah-seolah kalung itu adalah orang yang sedang ia ajak bicara.
"Dua belas tahun, apa ayah pernah mencariku? Merindukanku seperti aku merindukan ayah? Apa ayah pernah merasa bersalah walau sedikit? Apa ayah pernah merasa seperti itu?" Dan kali ini gadis itu bukan hanya terisak tapi menangis dengan tergugu.
Gadis itu menggenggam kalungnya meletakkan di dadanya, seakan ingin memeluk seseorang yang telah memberi kalung tersebut.
Deva bahkan tidak peduli jika ada orang yang mendengar suara tangisnya. Tempat ini jarang di datangi orang jadi dia berpikir tidak akan ada orang yang akan tahu jika dia sedang menangis di tempat ini.
Deva tidak sadar seseorang bukan hanya mendengar suara tangisnya, tapi sudah ada tepat di belakang gadis. Mendengar semua keluh kesah gadis itu.
Bara menjauh dari tempat Deva duduk, tidak ingin Deva tahu bahwa dirinya mendengar semua yang di katakan gadis itu. Menaiki tangga menuju rooftop lalu mendudukan dirinya di salah satu kursi yang ada di sana
'Apa ini alasannya Ra?' Batin Bara bertanya
Orang-orang mengenalnya sebagai Deva, gadis cantik dengan rambut di kepang, memiliki sifat pendiam, dan suka berkata pedas. Tapi seorang Bara yang merupakan murid baru di sekolah Andaru, tahu sifat Deva dua belas tahun lalu.
Dua belas tahun lalu. Orang-orang mengenalnya dengan nama Ara dan bukan Deva.
Dua belas tahun lalu. Jangankan mengepang rambutnya, rambutnya saja seperti tidak pernah di sentuh yang namanya ikat rambut.
Dua belas tahun lalu. Jangankan pendiam, diam saja dia tidak bisa. Dia di kenal sebagai anak yang tidak bisa diam bahkan mendekati cerewet dan bawel, selalu bertanya segala hal yang tidak di mengerti.
Dua belas tahun lalu. Jangankan berkata pedas, dia bahkan tidak bisa marah pada teman-temannya mengerjainya saat masih di playgroup.
Lalu setelah dua belas tahun, Bara bertemu Ara kembali di taman kota, Ara yang berbeda. Yang kata Nathan adalah Deva.
"Lo ngapain sama mereka?" Tanya Nathan sembari menyodorkan botol air mineral.
Bara menerima botol itu, membukanya lalu meminumnya. Pandangannya mengikuti gerak gerik gadis yang tadi menabraknya.
"Lo kenal dia?" Kata Bara tanpa memandang Nathan yang ada di sebelahnya.
"Dia? Maksud lo dua cewek tadi?" Tanya Nathan memastikan.
"Hm." gumam Bara.
"Gak usah nyanyi lagu Nisa Sabyan deh, udah gak hits." mendengar jawaban Nathan yang melenceng dari pertanyaannya membuat Bara memandang Nathan tajam.
"Ehh gak usah gitu napa matanya, yang sopan lo sama abang lo ini" kata Nathan masih bercanda. Memang pada dasarnya Nathan lebih tua satu hari dari pada Bara.
Bara dan Nathan memang memiliki hubungan keluarga. Ayah Bara adalah kakak dari ibunya Nathan, yang berarti Bara dan Nathan adalah sepupu. Tak heran walaupun baru kembali ke kota ini dia sudah punya teman.
"Siapa dia?" tanya Bara lagi.
"Mereka tuh temen satu kelas gue, Aura sama Deva. Aura itu mantan gue, yang rambutnya di ikat kuda, yang satunya itu Deva, yang rambutnya di kepang." Nathan pun memberitahu Bara.
"Nama panjangnya?" Bara bertanya kembali.
"Aura..."
"Satunya." kata Bara memotong ucapan Nathan.
"Lo kenapa kepo banget sih, gak kayak biasanya?" Nathan memandang Vino aneh.
"Cepet!" geram Vino.
"Iya iya, nama panjangnya Deva itu, Devara... Devara siapa ya?" kata Nathan sambil berpikir.
"Aurora" Bara berkata.
"Nah iya namanya Devara Aurora. Loh kok tahu? Lo kenal ya? tapi kenal dimana?" Tanya Nathan penasaran, sedangkan yang di tanya malah melangkah menuju tempat dimana mobilnya terparkir.
"Heh Bar, lo tuh ya main ninggalin gue aja, mana pertanyaan gue gak di jawab, bikin emosi aja, cocok tuh sama nama lo, Bara. Untung aja nama lo Alvino Bara gamanta, bukan Bara api. Kalo sampek iya gak kebayang gimana hangusnya otak gue ngadepin lo tiap hari" ujar Nathan panjang lebar.
Jika mengingat perkataan Nathan di taman waktu itu ia jadi ingat seseorang yang memanggilnya dengan sebutan Bara berulang kali, Bara Bara Bara. Orang itu memanggilnya Bara berulangkali bukan karena sedang kesal kepada Bara atau menganggap Bara orang yang mudah memancing emosi seseorang. Tapi karena namanya hampir sama dengan orang itu, Ara.
Bara untuk Ara dan Ara untuk Bara. Bara Ara, Bara Ara. Nama kita mirip hehehe...
Hai semua👋
Gimana kabarnya hari ini?, semoga kalian sehat semua ya... AminMau tanya dong gimana sama part kali ini, fell-nya dapet ngak?
Semoga kalian suka ya😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Duka Devara
Teen FictionTentang Devara... Selama lima tahun hidupnya, dia mendapatkan semua kebahagiaan yang orang-orang inginkan. Orang tua yang lengkap, keluarga bahagia, dan dikelilingi oleh orang-orang yang tulus menyayanginya. Definisi kebahagian Tapi, dia sadar kalau...