18. Buku

174 32 37
                                    

Semangat membaca😊

Deva sedang ada digudang rumahnya, mencari sebuah buku yang ikut terbawa dengan buku-buku masa SMP-nya. Walaupun sudah kelas 11 tapi buku semasa SMP-nya baru ditaruh digudang.

Sedari kecil Deva memang tipe anak yang sangat suka banyak buku ada dikamarnya. Dia sangat suka melihat jajaran buku yang tertata rapi, memang tidak semua buku itu ia sukai, tapi walaupun tidak terlalu suka dia pasti pernah membaca buku itu sampai habis walupun hanya satu kali.

Beda lagi ceritanya jika buku itu sangat ia sukai, Deva bahkan membaca buku itu berkali-kali sampai ia bosan. Bahkan Aura yang sering masuk kekamarnya sering berkata ingin membakar buku-buku Deva karena dianggap pembawa bencana, dengan melihat buku Aura jadi pusing mendadak.

Rumah yang sedang sepi seakan-akan mendukung Deva untuk berlama-lama ada diantara barang yang sudah tidak dipakai, bahkan dengan santai Deva duduk dikursi kecil sambil melihat jejeran buku yang tertata apik dirak buku besar yang ada diruangan itu.

●●●

Setelah makan malam Deva langsung naik kekamarnya untuk menyalin buku catatan punya Sarah dan mempelajarinya, tak lupa dia juga mempelajari materi-materi yang tak sempat ia ikuti disekolah tadi.

Dan untungnya lagi Angga dan Anggi sedang bersama bundanya, jadi Deva bisa dengan bebas bergelut dengan beberapa buku yang harus ia tulis dan dipelajari karena tidak masuk sekolah.

Sekitar jam sepuluh malam Deva sudah selesai menulis dan mempelajari materi pelajaran yang ia tekuni sedari tadi. Deva yang belum merasakan kantuk akhirnya melangkah menuju kerak buku yang ada dikamarnya, mencoba mencari buku yang dianggapnya menarik untuk dibaca.

Saat sudah mengambil salah satu buku yang ada dirak buku, Deva malah menaruhnya kembali. Deva berjalan kearah meja belajar yang tadi dia tempatkan untuk menulis dan mempelajari materi.

Deva membuka salah satu laci pada meja belajarnya, mengambil sebuah buku yang sampulnya berwarna hitam polos. Buku itu tidak sengaja Deva temukan digudang karena merasa penasaran pada buku itu akhirnya Deva membawa buku itu kekamarnya tanpa sepengetahuan siapapun.

Melihat halaman pertama dari buku itu Deva jadi tahu beberapa hal. Buku yang ia temukan merupakan buku dairy milik bundanya, buku itu adalah buku yang ibunya tulis sejak masa SMA, dan buku itu sudah lama tersimpan juga tidak pernah dibuka oleh orang lain. Hal itu bisa dilihat dari tulisan tangan bundanya yang sampai tembus hingga kehalaman lainnya dan bau buku yang tersimpan lama.

Deva mulai membaca buku diary bundanya. Dari buku dairy bundanya ini dia bisa bundanya adalah orang yang sangat mandiri dan tak suka menjadi beban orang lain sejak dulu, walaupun itu orang terdekatnya.

Diumurnya yang kelima belas tahun, saat baru memasuki bangku SMA bundanya memilih keluar dari panti asuhan tempatnya tinggal karena tak ingin menambah beban ibu panti, bundanya merasa masih banyak adik-adiknya yang juga memerlukan biaya hidup sedangkan saat itu panti asuhan tempat bundanya tinggal sedang kekurangan donatur.

Diusia yang kelima belas tahun bundanya sekolah sambil bekerja, disaat anak seusianya menikmati masa remaja dengan orang tua dan teman-temannya, bundanya sibuk berpikir untuk mendapatkan uang dan cara agar tetap bisa melanjutkan sekolahnya tanpa kekurangan biaya, walaupun bundanya saat itu merupakan murid yang mendapatkan beasiswa tapi dia juga harus menanggung biaya lainnya.

Malam semakin larut tapi Deva terus membaca halaman demi halaman isi buku dairy bundanya. Deva masih merasa penasaran dengan kehidupan bundanya. Dia bahkan tak tahu banyak hal tentang bundanya.

Suara langkah kaki seseorang yang semakin mendekat kekamarnya membuat Deva buru-buru meletakkan buku dairy milik bundanya dilaci. Seakan bisa menebak siapa yang datang, Deva meletakkan sebuah buku paket ditempat buku dairy bundanya tadi berada.

Pintu kamarnya diketuk dengan pelan, Deva menejamkan mata sejenak guna menyembunyikan rasa tak tenang dalam dirinya kemudian mempersilahkan orang yang ada diluar kamarnya untuk masuk.

Deva pura-pura membaca buku dengan posisinya yang membelakangi pintu. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan selain pura-pura belajar. Deva merasa was-was takut bundanya tahu bahwa dia membaca buku dairy bundanya, walaupun kemungkinannya sangat kecil.

"Kamu belum tidur Dev? Ini udah malem, harusnya kamu istirahat." Deva bisa merasakan elusan lembut dikepalanya.

"Aku lagi belajar bun. Ini juga mau selesai, ini juga masih jam sepuluh lewat dikit kok." kata Deva.

"Bukan sepuluh Deva sayang, tapi satu" mendengar balasan bundanya Deva pun kembali melihat jam kecil yang ada dimeja belajarnya. Matanya membulat, selama itukah ia membaca buku dairy bundanya?

●●●

"Yah, Deva udah masuk aja, padahal anak-anak kelas mau jenguk kerumah lo." ucap salah satu teman kelas Deva yang bertubuh gempal bernama Robi saat melihat Deva dan Aura memasuki kelas.

"Gaya lo Rob, palingan lo juga seneng karena gak harus keluar uang buat sumbangan kerumah Deva." kata Desi menimpali.

"Iya juga sih, kan lumayan buat jajan dikantin." ujar Robi cengengesan.

"Jajan aja teros, kalo perlu sampek tuh perut meletus sekalian. Pelit amat jadi orang. Gak bakal mati lo? Kayak gak butuh orang lain aja." Aura berkata dengan emosi, Robi jadi ketakutan sendiri melihatnya.

"Mampus lo." Desi berkata dengan berbisik yang hanya bisa didengar dirinya dan Robi.

Aura pun berlalu menyusul Deva yang tadi berjalan duluan menuju bangku tempat mereka duduk. Entah ada apa dengan Aura, mungkin saja dia sedang ada tamu bulanan.

Kelas memang masih sepi, karena tadi Aura menjemputnya pagi, tidak seperti biasanya. Bahkan kelas masih terisi empat orang. Robi dan Desi pun datang pagi karena takut kena (denda tidak piket) karena hari ini adalah piket mereka jika tidak pastilah teman-teman kelasnya tidak akan datang jam segini.

Kelas kembali hening hanya terdengar suara sapu dan pengki yang bergesekan dengan lantai. Lagi-lagi Deva melamun karena masih penasaran dengan isi buku dairy bundanya yang belum selesai ia baca habis. Semoga saja nanti malam dia bisa mengobati penasarannya.



Semoga kalian suka ya😐
Oh ya mau bilang udah hampir dekat sama konflik, ada yang penasaran gak nih?

Duka DevaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang