Semangat membaca😊
Deva, Aura, Shelin, dan Sarah berjalan beriringan menuju kantin untuk membeli air untuk teman-teman kelas mereka. Shelin dan Sarah yang merupakan bendahara kelas bertugas membeli air tersebut. Sedangkan Aura dan Deva hanya mengiyakan saat Sarah dan Shelin mengajak mereka."Gue gak nyangka, ternyata gue berbakat banget jadi tim basket cewek." kata Aura dengan bangga saat mengingat dia memcetak poin dipertandingan basket tadi.
"Apa gue coba masuk jadi tim basket cewek sekolah ya?" Lanjutnya lagi dengan tangan didagu dengan raut wajah sedang berfikir.
"Kali ini gue setuju kalo lo itu emang berbakat, tapi bukan jadi tim basket cewek." ujar Sarah menimpali perkataan Aura.
"Lah terus gue bakat apa dong?" Tanya Aura heran. Deva dan Shelin saling pandang, dibuat penasaran dengan jawaban yang akan Sarah kasih.
"Bakat lo jadi pelawak diantara tim basket cewek." itulah jawaban Sarah, secara spontan Shelin dan Sarah tertawa terbahak-bahak dikoridor sekolah yang sepi, Deva juga geleng kepala sembari memasang senyum tipis.
"Kalo itu sih gue bakal jadi orang yang paling setuju sama lo Sar, Aura nih ada-ada aja masa shooting bola basket tangannya kayak orang lagi main volly, masih ngerasa main dilapangan volly lo? kaget sih kaget, tapi yang gue heran lagi tuh bola kok bisa masuk ya?" Ucap Shelin panjang lebar.
"Itu spontan tauk, bayangin pas lo ada diposisi gue. Dari awal sampek akhir gue dijaganya sama Ana yang badannya besar nauzubillah, gak kebayang kalo dia jatoh terus nimpa gue, bisa masuk rumah sakit gue." cerocos Aura.
"Lo juga Dev, kenapa tiba-tiba passing bola ke gue? Gue belum siap jadinya gue gak inget kalo ada dilapangan basket, refleks tangan gue bentunya jadi kayak mau main volly. Sampek sakit tangan gue nerima bola basket segitu besar dan beratnya, tapi gak sia-sia sih akhirnya gue bisa nyetak poin dilapangan basket." kalau mengingat kejadian itu Aura jadi histeris sendiri, tak peduli orang lain juga akan bicara, Aura malah melarang orang lain berbicara.
Sarah membuka mulut ingin membalas ucapan Aura, tapi mulutnya sudah terlebih dahulu dibekap oleh Aura yang ada disampingnya.
"Diem, jawab mulu lo, tambah cerewet aja makin hari, gue mau lanjut cerita nih." Aura melepaskan bekapannya pada Sarah.
"Gue juga cerewet ketularan lo kali." balas Sarah sengit.
"Enak aja lo, lo kira gue punya penyakit menular?" karena perdebatan tidak jelas Aura dan Sarah, Deva dan Shelin juga sampai harus berhenti melangkah melihat bingung pada dua orang tersebut.
"Iya." Sarah menjawab singkat sambil memutar bola mata malas.
"Si Deva dari SD sama gue gak ketularan cerewet, kok lo yang cuma dua tahun temenan sama gue bisa ketularan kecerewetan gue, ngada-ngada lo."
Karena merasa jengah dengan perdebatan Sarah dan Aura, Deva dan Shelin pun memilih meninggalkan Aura dan Shelin yang berdebat tidak jelas.
Sarah yang menyadari Deva dan Shelin yang sudah tidak ada disekitarnya akhirnya berlari menyusul Deva dan Shelin.
"Deva, Shelin, kenapa gue ditinggal sama manusia berAura gelap, nanti celaka gue." kata Sarah berteriak menyusul Deva dan Shelin.
"Enak aja lo bilang gue Aura gelap, emangnya gue dukun? awas aja lo ya." kesal Aura mengejar Sarah.
Deva dan Shelin memasuki kantin, bisa dilihat beberapa murid dengan pakaian berbeda. Tidak seperti hari-hari biasanya saat murid-murid diharuskan memakai pakaian yang ditentukan sekolah, diwaktu class meeting siswa dibebaskan memakai pakaian yang mereka mau, asalkan pakaian itu sama dengan teman satu kelasnya atau yang biasa disebut kaos kelas.
Jangan tanya kemana Aura dan Sarah. Sarah yang awalnya berlari menyusul Deva dan Shelin, malah melewati mereka entah kemana saat melihat Aura mengejarnya.
"Buk airnya satu kardus." kata Shelin pada ibu kantin.
"Gelas apa botol neng?" Tanya ibu kantin.
"Gelas aja buk."
Shelin yang akan mengangkat kardus berisi air gelas urung saat mendengar nada panggilan dan getaran disaku celana olahraga sekolahnya. Shelin pun mengambil ponselnya.
Zaki, itulah yang bisa Deva lihat dilayar hp Shelin. Disini Deva semakin yakin dengan pemikirannya tentang Shelin dan Zaki. Deva memandang sekitar kantin, dan Deva melihat Aura dan Sarah memasuki kantin dengan saling begandengan tangan.
'Ternyata sudah akur.' batin Deva.
Saat Sarah dan Aura sudah sampai ditempat Deva berdiri, saat itu juga Shelin mengakhiri sambungan teleponnya.
"Siapa yang telepon Lin?" Tanya Sarah.
"Zaki, katanya kita disuruh kelapangan, soalnya udah mau tanding." jelas Shelin.
"Zaki? Kok telpon lo sih? Kan Zaki pacarnya Sarah?" Tanya Aura heran.
"Mungkin hp Sarah mati kali, makanya Zaki telepon gue." kata Shelin sedikit tergagap.
"Enggak kok, hp gue gak mati, mobile data gue juga hidup kok." jawab Sarah sambil melihat ponselnya.
"Gue juga gak tahu, Ayo kelapangan kita disuruh cepet, mungkin mereka haus nungguin airnya." Shelin berjalan lebih dulu mendahului teman-temannya yang keheranan.
●●●
Kegiatan tengah semester (KTS) kali ini yang bertemakan kita setara, tidak berbeda, calon juara memang sedikit berbeda. Sesuai dengan temanya, semuanya setara tanpa perbedaan. Laki-laki dan perempuan wajib ikut dalam berbagai perlombaan yang diadakan. Tidak ada perbedaan jenis kelamin, laki-laki dan perempuan adalah satu tim.
Seperti sekarang dikwarter pertama tim cowok mendapatkan poin 9, lebih unggul dua poin dengan tim lawan yang merupakan kelas XII ipa 3 yaitu kelas Rendra si ketua osis.
Jika dipermainan basket kwarter pertama dan ketiga dimainkan oleh tim laki-laki maka dikwarter kedua dimainkan oleh tim perempuan sedangkan dikwarter keempat atau terakhir akan dicampur antara perempuan dan laki-laki. Begitupun dengan lomba lainnya.
Deva dan timnya sudah mencetak dua poin. Deva yang mendapat passing-an dari Aura. Deva yang merasa ada kesempatan untuk mendapatkan poin kembali, mencoba melakukan gerakan lay-up. Tapi Deva malah terjatuh karena tiba-tiba ada tim lawan yang mungkin tanpa sengaja meletakkan kakinya didepan kaki Deva.
Keterangan:
Shooting adalah usaha memasukkan bola ke dalam keranjang atau ring basket lawan untuk meraih poinpassing adalah mengumpan atau mengoper bola ke teman setim
Lay-up adalah salah satu teknik memasukkan bola ke dalam ring. Teknik ini dilatih dengan men-dribble bola dari garis tembakan bebas, kemudian melompat dengan satu kaki bergantian dan pada lompatan kedua dilakukan tembakan ke ring secara bersamaan
dribble atau biasa juga disebut dribbling adalah teknik yang dilakukan untuk membawa bola basket dengan cara memantul-mantulkan bola ke lantai menggunakan satu tangan atau secara bergantian (tangan kanan dan tangan kiri) dan dapat dilakukan dengan cara berjalan ataupun berlari
Akhirnya aku up cepet...
Ini aja karena libur kalo gak libur mana bisa cepet akunyaSemoga up selanjutnya aku gak telat-telat. Amin....
KAMU SEDANG MEMBACA
Duka Devara
Teen FictionTentang Devara... Selama lima tahun hidupnya, dia mendapatkan semua kebahagiaan yang orang-orang inginkan. Orang tua yang lengkap, keluarga bahagia, dan dikelilingi oleh orang-orang yang tulus menyayanginya. Definisi kebahagian Tapi, dia sadar kalau...