Semangat membaca😊
Setelah selesai sarapan tadi, mereka pun berangkat sekolah dengan menggunakan mobil Aura yang dikemudikan oleh sopir.
"Ayo mang berangkat." ucap Aura setelah ia dan Deva memasuki mobil.
"Siap neng."
Deva tahu Aura itu tipe orang yang suka bicara dan Deva yakin, diamnya Aura adalah karena sedang memikirkan sesuatu yang ingin ia bicarakan tepat ditengah perjalanan Aura membuka obrolan.
"Oh ya Dev lo udah tau ngak sih, katanya tahun ini gak ada rolingan." memulai pembicaraan.
"Maksudnya?" tanya Devara bingung.
"Iya maksudnya tahun ini tuh kita tetep satu kelas sama temen kelas kita tahun kemaren." entah dari mana Aura mendapat gosip itu.
"Loh kok bisa gitu?" Deva merasa heran karena biasanya sekolahnya selalu melakukan rolingan kepada muridnya agar siswa siswinya bisa mengenal murid lain lebih dekat dan tidak hanya tahu nama murid kelas lain saja.
"Katanya sih, kan rapot kita juga ada yang rapot online, jadi biar gak ribet ngurus nilainya gitu sih, tapi gak tahu juga lihat aja nanti di sekolah." Deva hanya menganggukkan kepalanya, Deva tidak ingin terlalu memikirkan hal itu karena menurut Deva itu lebih bagus setidaknya ia tidak harus beradaptasi dengan orang baru.
Tak lama kemudian mereka sampai sekolah, berhubung hari ini hari pertama masuk sekolah jadi disekolah sudah banyak siswa yang datang, entah karena melihat daftar nama mereka dimading atau memilih tempat duduk yang diinginkan.
Lalu Deva dan Aura menuju mading untuk melihat daftar nama mereka
"Tuh kan tetep Dev." setelah melihat daftar nama dirinya dan teman-teman Aura bersuara, seakan ingin memberi tahukan bahwa perkataannya di mobil itu benar.
"Iya." jawab Deva alakadarnya.
Dan Deva harus bersyukur untuk ini, karena sepertinya tuhan sangat mengerti dirinya.
"Yaudah yuk kita ke kelas baru kita." dengan semangat Aura mengajak Deva ke kelas baru mereka yang ada di lantai tiga.
●●●
Di dalam kelas ternyata sudah banyak siswa lain, padahal jika hari biasa anak kelasnya ini kebanyakan datang dua menit sebelum bel masuk kelas, mungkin karena ini hari pertama dan mungkin mereka memang berniat berangkat lebih awal karena ingin bertemu teman-teman yang sudah lama tidak bertemu.
"Seperti tahun biasanya Dev kita selalu ada di deretan ketiga karena kita lebih siang dari yang lain pas berangkat." Aura mulai cerewet lagi dan kali ini Deva hanya bisa berharap semoga ada seseorang yang bisa membantunya dari kecerewetan Aura.
Dan sepertinya doanya terkabul saat Shelin datang dengan semangat menyapa Deva dan Aura.
"Aura, Deva gue kangen banget sama kalian." kemudian Shelin duduk di depan bangku Deva dan Aura yang memang sudah di sediakan oleh Sarah teman sebangku Shelin."Aaa shelin sweet banget sih, sini-sini peluk Aura." balas Aura dengan berlebihan sambil melentangkan kedua tangannya seakan ingin memeluk Shelin.
"Lebay lo, palingan juga ujungnya minta oleh-oleh ke Shelin." dan kali ini Deva angkat bicara karena malas melihat sifat lebay sahabatnya yang satu ini, ya walaupun Deva sudah terbiasa dengan sifat Aura yang satu ini tetap saja Deva merasa jengah.
Aura yang awalnya menelentangkan tangan berganti dengan berkacak pinggang.
"Nih mulut mulai pedesnya nih, perasaan tadi sarapan roti selai melon bukan selai cabe." Aura memang sudah biasa mendapat perkataan pedas dari Deva, tapi Aura tahu kalau yang di katakan Deva hanyalah sebuah ucapan yang tidak serius jadi Aura merasa bodo amat dengan setiap perkataan yang keluar dari mulut Deva.
"Oiya oleh-olehnya ketinggalan dirumah soalnya kan gue berangkat kesiangan jadi lupa dibawa deh." ucap Shelin menjelaskan. Kalau Shelin datang kesiangan, lalu Deva dan Aura datang keapaan? Masa kemalaman!
Memang setiap libur semester Shelin selalu liburan, tak heran rasanya jika Aura bertanya tentang oleh-oleh di saat pertama masuk sekolah seperti ini.
"Santai aja kali, gimana liburan lo, seru?" Tanya Aura kepada Shelin.
"Seru banget, apalagi liburan kali ini ada papa juga, jarang-jarang papa gue ikut liburan" jawab Shelin yang hanya mendapat anggukan dari Aura dan Deva.
"Nanti kalian ke rumah gue ya, palingan juga nanti pulang cepet. Inikan hari pertama masuk, paling ambil jadwal mata pelajaran sama bentuk struktur kelas, habis itu pulang." ucap Shelin.
"Emang mau ngapain?" tanya Deva.
"Ambil oleh-oleh sekalian main ke rumah gue. Kan kalian gak pernah kerumah gue. Nanti sekalian gue ajak si Sarah."
"Sarahnya mana sih? kok gak keliatan cuma tasnya aja yang ada." tanya Aura bingung
"Itu lagi nge-bucin sama si Zaki di kantin" kata shelin santai.
"Tuh anak kerjaannya nge-bucin mulu." lagi-lagi Aura yang berkata.
"Sirik lo?" Tanya Deva, Deva bingung kenapa Aura itu selalu berkomentar tentang banyak hal.
"Deva sayang mending lo diem aja ya" ujar Aura dengan senyum di buat-buat, mungkin karena kesal pada Deva karena sekalinya bicara malah buat orang kesal.
"Kalian debat mulu, gimana jadikan ke rumah gue?" Tanya Shelin memastikan.
Shelin berharap Deva dan Aura mau diajak kerumahnya karena dia sangat ingin mengenalkan teman-temannya kepada orang tuanya, terutama kepada papanya.
Deva dan Aura saling pandang seakan mencari kesepakatan, dan Deva hanya mengangguk kepada Aura seperti memberi persetujuan.
"Oke deh tapi kita harus ijin dulu." Aura menjawab ajakan Shelin.
"Oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
Duka Devara
Teen FictionTentang Devara... Selama lima tahun hidupnya, dia mendapatkan semua kebahagiaan yang orang-orang inginkan. Orang tua yang lengkap, keluarga bahagia, dan dikelilingi oleh orang-orang yang tulus menyayanginya. Definisi kebahagian Tapi, dia sadar kalau...