1 - Awal Mula

289 48 67
                                    

Sepasang kaki terbalut sepatu putih menyusuri lantai koridor sekolah dengan tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepasang kaki terbalut sepatu putih menyusuri lantai koridor sekolah dengan tenang. Di punggungnya terdapat tas hitam yang berisi buku pelajaran.

Senandung pelan yang keluar dari bibirnya membuat beberapa pasang mata mencuri pandang ke arahnya. Namun, dia tetap melangkah dengan santai, seakan tatapan mereka hanya angin berlalu.

Dia adalah Diva Musicia Elvis, siswi kelas 11 yang sedang menjadi topik pembicaraan karena statusnya sebagai anak baru di SMA Jaya Abadi.

Diva memiliki cita-cita menjadi penyanyi. Darah seni yang mengalir dalam tubuhnya dia dapatkan dari sang ayah yang merupakan musisi. Bagi Diva, musik adalah bagian dari hidupnya. Sejak kecil dia sudah tertarik dengan dunia tarik suara.

Hal unik seorang Diva, yaitu penggemar berat jajanan telur gulung. Makanan berbahan dasar telur itu telah menjadi salah satu makanan favoritnya.

Di samping itu semua, Diva memiliki wajah cantik dengan rambut bergelombang serta tinggi semampai yang membuat Diva menjadi incaran kaum adam. Belum lagi kulit putih bersih serta bibir merah muda alami dan netra coklat yang dia miliki menambah nilai lebih untuknya.

🎧

Meskipun baru dua bulan pindah sekolah, Diva sudah memiliki sahabat sekaligus teman sebangkunya. Ia memang orang yang cepat akrab dengan hal baru dan mudah beradaptasi.

"Pulang sekolah nanti kita mau ke mana?" tanya Celisa, sahabatnya.

Diva yang asik membuka aplikasi musik menoleh, mengedikkan bahu tidak tahu. Setelahnya ia kembali menjelajahi jajaran judul lagu yang baru dicarinya.

"Kedai kopi Mang Jaja yuk," saran Celisa.

"Kemarin kita baru dari sana, Lis. Masa hari ini ke sana lagi. Nggak bosen gitu?"

Celisa mendengkus frustasi.

"Terus kita mau ke mana, Div? Lo aja nggak punya rekomendasi tempat yang belum kita datangi."

Diva meletakkan ponselnya di laci. Celisa memang benar, ia tidak punya rekomendasi tempat yang bisa menghilangkan penat saat pulang sekolah.

"Hari ini kita libur nongkrong dulu aja, Lis. Sembari libur, kita nyari tempat yang lain untuk didatangi. Gimana?"

"Ide lo boleh juga. Oke deh, kita akan libur nongkrong dulu. Meskipun pulang sekolah gue akan gabut."

Wajah Celisa berubah kusut dengan bibir yang mengerucut.

Mereka berdua memang sering mampir ke tempat yang sedang digemari anak remaja. Entah hanya mengobrol sebentar atau mencicipi makanan dan minuman yang sedang populer.

"Latihan jadi anak rumahan dulu," ujar Diva.

"Gue bukan lo yang bisa aman aja saat nggak nongkrong," lirih Celisa.

LOVBAND [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang