19 - Rooftop

118 24 13
                                    

Kedatangan Diva yang baru memasuki area koridor utama langsung disambut baik oleh semua murid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedatangan Diva yang baru memasuki area koridor utama langsung disambut baik oleh semua murid. Bahkan, mereka memberikan selamat secara langsung atas pencapaian perdana dirinya di band Charming. Pujian demi pujian terus Diva terima, tetapi itu tidak membuatnya menjadi besar kepala. Karena Diva masih banyak belajar. Kemarin juga hasil kerja keras bersama Raga dan anggota band Charming.

Bagaimanapun, peran Diva di Charming hanya sebagai vokalis duet dan itu baru awal permulaan untuk menggapai cita-citanya.

Kemenangan yang diraih saat perlombaan kabupaten kemarin belum membuktikan jika band Charming berpotensi besar di industri musik tanah air. Diva harus banyak belajar, begitu juga anggota yang lainnya termasuk Raga.

"Selamat pagi," sapa seseorang dari arah samping. Seragamnya terlihat disiplin bahkan rambutnya ditata dengan rapi. Membuat beberapa pasang mata menatap ke arahnya.

Bibir Diva menyungging senyum saat Raga adalah orang yang menyapanya. Laki-laki itu terlihat senyum sumringah dengan tangan yang membawa sesuatu.

"Pagi juga. Baru datang?"

"Iya. Lo sendiri baru datang?" Diva mengangguk. Matanya melirik ke arah paper bag. Wangi khas yang Diva kenali tercium oleh hidungnya.

Mengerti arti tatapan gadis di depannya, Raga pun menyerahkan paper bag itu kepada Diva.

"Apa, nih?" Diva menerimanya dengan tatapan bingung.

"Sarapan pagi buat lo."

"Dari siapa?" Mata Diva mengintip ke dalam paper bag, memastikan ucapan Raga. Ternyata benar, di dalam paper bag ada satu kotak nasi bewarna putih terang beserta air mineral yang masih berlabel.

"Dari Bi Uci."

"Bi Uci? Siapa dia?"

Raga berdecak. "Banyak tanya banget lo. Tinggal diterima dan dimakan, habis itu kotaknya lo balikin ke gue. Beres. Udah kayak wartawan aja, nanya terus."

"Eh, lo juga mikir, dong, Ga. Gue nggak mau asal terima makanan yang nggak tahu dari siapa."

"Kan, gue udah bilang, dari Bi Uci."

"Iya, Bi Uci siapa lo?"

"Nggak penting. Lo tinggal makan apa susahnya."

"Susahlah."

"Astaga, masih pagi, woi!" seru Yuan yang datang bersama Alto dari arah koridor kelas.

Diva berdecak. Belum sempat Raga memberi tahu, kedua sahabat lelaki itu malah datang

"Apaan, tuh?" Alto melirik paper bag di tangan Diva dengan nada meledek ke arah Raga. Tanpa pikir lama, Diva memberikan kepada Alto.

"Buat lo aja, To."

"Waw, makanan, Yan," ujar Alto kegirangan. Dengan cepat Yuan melihat isi ke dalam paper bag itu.

"Ada acara apa, nih, lo kasih makanan ke gue?" Alto tersenyum menggoda pada Diva.

LOVBAND [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang