Acara persahabatan antar sekolah akhirnya tiba. Tulisan besar dengan nama SMA Tunas Bangsa menyambut kedatangan dua mobil hitam yang terparkir rapi serta mobil-mobil lainnya.
Di mobil pertama, muncul Raga, Diva, Celisa dan Aden. Sedangkan dari mobil kedua, muncul Egra, Yuan, dan Alto.
Ketujuh orang itu saling berdiri sejajar menatap bangunan besar di hadapan mereka.
"Waw!" decak Aden melihat megahnya dekorasi serta keramaian yang tercipta.
Mereka pun melangkah bersamaan ke dalam gedung, diikuti beberapa murid SMA Jaya Abadi yang datang khususnya Miss Zara.
Semua orang yang mereka lalui menatap heran ke arah ketujuhnya yang memakai kaos hitam dengan bawahan seragam sekolah.
Itu adalah kaos yang dipakai saat menghadiri event persahabatan. Kaos dengan logo sekolah SMA Jaya Abadi di dada kanan merupakan tanda untuk membedakan status mereka sebagai murid sekolah mana.
Banyak tatapan mata mengarah ke arah mereka bertujuh. Wajar saja, siapa yang tidak terpesona dengan ketampanan wajah anggota band Charming apa lagi Diva.
Tidak bisa dipungkiri jika pesona kelima cowok itu memikat banyak perempuan. Apa lagi penggemar band Charming yang ada di Tunas Bangsa terlihat mengerubungi bahkan memanggil nama-nama idola mereka.
"Pesona gue nggak ada yang bisa menandingi," ujar Yuan. Dia melambaikan tangan, menyapa penggemar yang meneriaki namanya.
"Pelet lo kuat juga," sindir Aden.
"Wah, sudah pasti. Iya, nggak, To."
"Iya. Mau nggak lo peletnya? Nih, cium ketiak gue." Alto mengarahkan ketiaknya pada Aden. Langsung saja ditepis oleh sang empunya.
Egra yang berjalan di sisi Aden, mendorong-dorong bahu sahabatnya itu agar Alto bisa menggapainya.
"Naj*s!" desis Aden. Dia berlari ke sini Celisa.
Raga tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu. Meskipun memalukan, tetapi itu sumber keceriaan di antara persahabatan mereka.
Namun, itu hanya sesaat, karena saat hendak masuk ke dalam aula besar SMA Tunas Bangsa, Diva malah bertemu Marvin dan murid SMA Pancasila lainnya.
Sontak saja, tangan Raga langsung menggenggamnya. Seakan mengerti jika Diva kurang nyaman dengan kehadiran mereka.
"Hai, Diva, kita ketemu lagi," sapa Marvin. Mata laki-laki itu menatap Diva dari atas sampai bawah.
"Ngapain lo tatap cewek gue kayak begitu?!" geram Raga. Dengan segera dia menyembunyikan Diva di belakang tubuh tegapnya.
Mengerti situasi yang memanas, Diva meremas kaos belakang Raga. Dia lebih takut jika Raga marah seperti di kedai kopi waktu itu.
Marvin dengan gaya tengilnya itu tertawa kecil. Matanya masih menatap Diva dengan sorot yang mesum.
"Gue berpikir, udah berapa kali lo bermain sama dia," lontar Marvin. Ada penekanan di kata 'bermain' saat Marvin melirik Diva.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVBAND [SELESAI]
Teen Fiction𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐜𝐨𝐩𝐲 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐞⚠️ Memiliki hobi menyanyi dan bercita-cita menjadi penyanyi terkenal, Diva memutuskan bergabung ke dalam band Charming yang ada di sekola...