Selesai mengerjakan tugas, lalu mengumpulkannya kepada ketua kelas, Diva mengajak Celisa untuk pergi ke kantin karena haus.
Kebetulan jam keempat kali ini adalah pelajaran Bahasa Inggris dan guru yang mengajar sedang izin. Jadi, kelas 11 IPS 5 hanya diberikan tugas mencatat dan mengerjakan beberapa soal.
Setelah dari kantin, Diva mengajak Celisa untuk duduk di kursi yang ada di dekat lapangan basket. Tempat yang sama di mana seorang Raga bersikap semena-mena padanya.
"Berapa menit lagi bel istirahatnya?" tanya Diva.
Celisa melihat jam tangannya. "Sebentar lagi istirahat. Tenang aja, aman kok."
Benar saja, selang beberapa detik, bel istirahat kedua berbunyi nyaring mengisi kesunyian penjuru sekolah.
Semua murid SMA Jaya Abadi terlihat berhamburan keluar dari ruang kelas bersama guru mata pelajaran.
Netra cokelat Diva menangkap objek yang menatapnya dengan tajam.
"Orang sinting terdeteksi," gumamnya.
"Siapa?" Celisa yang di samping Diva ikut melihat arah pandang Diva.
Dari jarak tujuh langkah di depan Diva terdapat lima orang berjalan menghampirinya. Salah satu di antara mereka adalah Raga
"Kabur, Lis!" cetus Diva. Dengan segera Diva beranjak pergi dengan menarik tangan Celisa.
"Tunggu woi!" teriak Raga.
Diva terus melangkah seakan panggil Raga hanya bisikan setan. Keduanya kini sudah berada di pinggir lapangan upacara untuk menuju koridor kelas 11 IPS.
"Lo kenapa kabur, Div?" tanya Celisa.
"Malas gue ngomong sama orang sinting. Auranya jahat," bisik Diva.
Celisa terkekeh.
"DIVA PENDEK!"
Diva langsung menghentikan langkahnya. Dia meringis malu saat semua orang di koridor mentertawakan dirinya termasuk Celisa. Sekarang kekesalannya bertambah pada seorang Raga.
"Akhirnya, lo berhenti juga," ucap Raga dengan sinis.
Botol minuman dinginnya dia berikan ke Celisa. Napasnya menderu kesal sambil menghampiri Raga.
"Gue nggak pendek!"
Dia pun mengangkat dagu tinggi-tinggi. Namun, Raga malah menekan kepala Diva yang membuat sang empunya terpaksa menurunkan dagunya lagi.
Raga berdecih. "Orang pendek tetap apa pendek."
"Gue tinggi kok."
"Tapi lo emang pendek kalau di depan gue," tandas Raga.
Diva mendengkus kesal. Dia memang tinggi, tapi di hadapan Raga dia hanya sebatas dada lelaki itu. Menyebalkan.
"Mau apa lo? Gue lagi istirahat, jangan ganggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVBAND [SELESAI]
Teen Fiction𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐜𝐨𝐩𝐲 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐞⚠️ Memiliki hobi menyanyi dan bercita-cita menjadi penyanyi terkenal, Diva memutuskan bergabung ke dalam band Charming yang ada di sekola...