Langit malam terlihat mendung dengan menurunkan bulir-bulir air yang setiap saatnya semakin deras. Hujan di malam hari memang membuat siapa pun enggan untuk beranjak dari kenyamanan di atas kasur dan hangatnya selimut.
Dengan cahaya lampu yang redup, seorang lelaki tengah terbaring di kamarnya dengan mata terpejam sembari mendengarkan lagu barat yang berputar di ponselnya.
Saat ini, pikirannya sedang berkelana, memikirkan hal yang mungkin bisa terjadi dan bisa saja tidak terjadi saat esok hari.
Ia tahu kalau rasanya terlalu cepat. Namun, ia pun merasakan hal yang sama. Berada di dekat gadis bernetra cokelat itu membuat dirinya tenang, nyaman dan merasakan lagi apa yang namanya cinta.
Mungkin saat pertemuan awal, ia selalu menyangkal apa yang diucapkan sahabatnya, jika gadis itu dan dirinya pasti berjodoh, tetapi sekarang dirinya malah terjebak oleh perasaan yang melibatkan hatinya.
Ia kalah dan ia akui itu. Sekeras apa pun menyangkal perasaannya, kenyataan malah membuatnya tersadar bahwa cinta itu harus diperjuangkan, dihargai dan dimiliki sebelum orang lain mencurinya.
Cukup kisah masa lalunya saja ia mengalah. Untuk kisah sekarang ia tidak mau mengalah atau lengah sedikit pun.
Raga, laki-laki dengan kaos polos dan celana pendek itu membuka matanya, menyungging senyuman bahagia. Kemudian, ia meraih ponsel yang ada di sisi bantal.
Saat layar terbuka, wajah seseorang yang menjadi wallpaper utama membuat kebahagiaan membuncah di hati Raga. Seorang gadis manis, dengan rambut terikat yang sedang tertawa.
"Sekarang, gue melihat lo sebagai Diva Musicia Elvis, bukan orang yang mirip di masa lalu gue," gumamnya.
Foto itu adalah foto Diva yang dia ambil secara diam-diam saat selesai perlombaan. Tepatnya saat band Charming memenangkan perlombaan.
"Nggak ada kalimat yang bisa gue jabarkan untuk mencintai lo, Div. Perlahan, kehadiran lo mengisi ruang yang kosong, menyembuhkan luka masa lalu dan mengisi kehidupan gue yang monoton ini."
Ibu jarinya mengusap pelan wajah Diva di layar ponselnya.
"Lo adalah orang yang menghargai waktu. Semua hal yang berhubungan tentang lo, gue suka. Meskipun, dari awal cara gue salah dalam menilai lo. Gue harap rasa cinta yang gue punya untuk lo, itu sama besarnya dengan rasa cinta yang lo miliki untuk gue," lanjutnya.
Matanya melirik sebuah foto yang terbingkai rapi di meja belajar. Kemudian, Raga beranjak mengambilnya. Kedua bola matanya menatap lekat wajah orang yang pernah spesial itu.
"Maaf, Ra, kisah lo udah selesai. Udah ada yang mengobati luka di hati gue karena lo. Dia adalah cewek yang gue cari selama ini. Semoga lo nggak akan pernah kembali, dan merusak kebahagian gue," ucapnya.
Raga menarik laci meja belajarnya yang paling bawah, lalu meletakkan bingkai foto itu di sana. Setelah itu, Raga mengunci lacinya, agar orang lain tidak ada yang berani membukanya tanpa seizin Raga.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVBAND [SELESAI]
Teen Fiction𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐜𝐨𝐩𝐲 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐞⚠️ Memiliki hobi menyanyi dan bercita-cita menjadi penyanyi terkenal, Diva memutuskan bergabung ke dalam band Charming yang ada di sekola...