16 - Baper dan Gengsi

121 21 7
                                    

Kamis siang terasa panas karena matahari bersinar terik dengan langit membiru, menambah kesan cantik untuk semesta di penghujung September

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamis siang terasa panas karena matahari bersinar terik dengan langit membiru, menambah kesan cantik untuk semesta di penghujung September.

Hari ini adalah hari ketiga Diva latihan sebagai vokalis duet bersama band Charming.

Siang hari adalah jadwal band Charming berlatih, setelah band Yellow dan beberapa anak ekstrakurikuler band lainnya. Semua anggota ekstrakurikuler band memang terlihat sibuk Minggu ini karena mempersiapkan lomba yang diselenggarakan beberapa hari lagi.

Sebenarnya saat pembagian jadwal, Raga sempat protes dengan Miss Zara karena memberikan jadwal siang hari kepada band Charming, tetapi usahanya itu sia-sia. Miss Zara tetap bersikukuh dengan keputusannya tanpa ada yang boleh ikut campur.

Alhasil, Raga mengalah. Dia terpaksa mengambil waktu pelajaran terakhir sebagai jadwal latihan band Charming yang berujung dispensasi dari mata pelajaran. Untung saja tidak dipersulit oleh pihak sekolah.

Selain di ruang musik, Raga juga mengajak seluruh anggotanya untuk latihan di rumah Egra saat sore hari, meskipun para sahabatnya terlihat malas-malasan.

Seperti saat ini. Waktu semakin siang, bel pulang sekolah juga akan berbunyi dalam beberapa menit ke depan, tetapi para sahabatnya terlihat lesu.

"Gue mau kita serius latihannya. Lomba udah tinggal empat hari lagi. Ayo, dong! Jangan malas-malasan!" ujar Raga, membangkitkan semangat para sahabatnya.

"Capek, Ga. Emangnya nggak bisa dilanjutin nanti sore?"

"Nggak bisa, Yan. Lo kalau giliran makan aja cepat, disuruh latihan malah lesu."

Yuan menidurkan badannya di lantai putih ruangan musik tanpa alas apa pun. Membiarkan seragamnya kotor karena besok memasuki hari Jumat, otomatis seragam akan ganti.

"Beda ceritanya kalau soal makanan, Ga."

Raga mendengkus kesal. Dia melirik Alto yang ikut merebahkan badan di samping Yuan, sedangkan Aden duduk menyandar di sofa dengan mata terpejam, tetapi tidak tidur, lalu ada Egra yang duduk di kursi plastik sembari memetik senar gitarnya, menimbulkan intro tanpa lirik.

Netra cokelat Raga terpaku saat menatap seseorang yang duduk di sofa dengan memangku dagu sembari menatap ke arahnya. Namun, itu hanya sebentar, karena Raga kembali fokus pada keempat sahabatnya.

"Kalian berempat, ayo, dong, jangan malas-malasan! Kita mau lomba, nih. Masa kalah sama Diva yang baru gabung!"

Raga menarik-narik tangan Yuan, tetapi tidak ada pergerakan, begitu juga Alto.

Di sofa, Diva menatap jengah Raga yang masih berusaha membangunkan Yuan dan Alto. Percuma saja, jika orang sudah malas maka akan malas. Apa lagi jika sudah lelah, maka berilah waktu istirahat bukan semakin dipaksa.

"Raga emang suka begitu?" tanyanya.

"Lo tanya siapa?" tanya Aden dengan mata yang masih terpejam.

Diva berdecak kesal. "Makhluk hidup di dekat gue kalau bukan lo siapa lagi."

LOVBAND [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang