25 - Membujuk Raga

112 16 13
                                    

Sudah dua Minggu, Diva membujuk Raga setelah obrolan di UKS waktu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dua Minggu, Diva membujuk Raga setelah obrolan di UKS waktu itu. Namun, Raga tetaplah Raga, lelaki dengan sifat keras kepalanya.

Pacarnya itu sedikit kesal dengan syarat yang Diva minta, yaitu agar Raga mau mengikuti event persahabatan Minggu depan.

Memang, tidak ada hubungan antara event dan permintaan Raga agar Diva jangan sakit lagi, tetapi itu salah satu cara Diva untuk membujuk Raga.

"Dimakan, jangan melamun," ucap Raga.

Keduanya saat ini sedang makan di kantin. Tadi, sebelum bel istirahat, Raga sudah menunggu di depan kelas Diva untuk pergi ke kantin secara bersama.

Diva mengembuskan napas gusar, netranya menatap malas pada mie ayam yang sudah dingin karena hanya diaduk saja tanpa ada niatan untuk segera dimakan.

Dia lalu menggeser mangkok mie ayam ke sisi tempat yang kosong. Ditatapnya sang pacar yang sedang memakan makanan yang sama.

"Ga, masa kamu nggak mau berubah pikiran?" tanya Diva untuk kesekian kalinya.

Raga mendongak, menghentikan acara makannya itu sementara.

"Sayang, kalau aku nggak mau, tetap nggak mau. Lagi pula apa manfaatnya kalau ikut event itu?"

Diva terdiam.

"Itu hanya rencana Miss Zara agar sekolah kita punya image yang baik. Apa lagi, kalau sudah menyangkut band Charming. Pasti ada maksud lain."

"Jangan suuzan, Ga."

Mangkok mie ayam yang sudah kosong itu, Raga singkirkan. Dia menatap Diva yang mencebik kesal. Dia hanya ingin menjalankan amanah dari Miss Zara, tetapi rasanya sangat sulit.

"Bukan suuzan. Lagi pula aku sudah hapal karakter Miss Zara. Jadi, tolong hargai keputusan aku. Ini juga demi nama baik Charming."

Raga mengusap punggung tangan Diva dengan lembut dan penuh perasaan. Dia mencoba memberi pengertian pada gadisnya itu.

"Ya, udah, nanti aku akan bilang sama Miss Zara kalau kamu tetap nggak mau," putus Diva.

Bibir Raga tersenyum tipis. "Terima kasih."

Diva mengangguk. Bagaimanapun Raga berhak untuk memutuskannya. Raga ketua Charming, dia berhak untuk menentukan apa yang terbaik bagi band Charming.

🎧

"Gimana?" tanya Celisa.

Diva menyandarkan badannya ke punggung kursi dengan bibir yang mencebik kesal serta raut wajah sendu.

Tadi, setelah dari kantin, Diva mengajak Celisa untuk menemaninya ke ruangan Miss Zara. Apa lagi jika bukan untuk membicarakan masalah tentang penolakan Raga yang tidak ingin mengikuti event persahabatan.

LOVBAND [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang