15 - Rasa Yang Aneh

143 28 62
                                    

Saat bel pulang sekolah berbunyi, Raga tidak langsung pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat bel pulang sekolah berbunyi, Raga tidak langsung pulang. Dia mengajak Egra, Aden, Yuan dan Alto untuk pergi ke tempat nongkrong yang sedang ramai dikunjungi anak sekolah.

Awalnya, mereka menikmati obrolan sambil membahas soal latihan esok hari, tetapi raut wajah Aden yang semula ceria mendadak berubah menjadi datar saat melihat ponselnya. Membuat obrolan yang semula asik dan seru terhenti sejenak.

Ternyata, ada sebuah pesan dari Celisa yang muncul di layar ponsel Aden.

Ternyata, ada sebuah pesan dari Celisa yang muncul di layar ponsel Aden

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita harus menolong mereka, Ga," saran Aden.

Raga yang baru membaca pesan itu mengedikkan bahu tidak peduli. "Gue nggak peduli."

"Kasihan mereka, Ga. Lo bayangin gimana rasanya kalau ada di posisi mereka," timpal Egra.

"Buat apa gue membayangkannya? Biarin aja, di sana banyak orang. Mereka bukan anak kecil lagi yang nggak tahu caranya minta tolong."

"Kalau lo nggak mau nolongin, ya, udah, biarin gue aja sama Alto," sahut Yuan. Sahabatnya itu sudah siap pergi sambil memberesi barang pribadi miliknya di atas meja.

Begitu juga dengan Alto. Dia membereskan ponsel serta jajanan ringan yang masih setengah.

"Maksud lo apa?" Raga menahan tangan Yuan yang ditepis kasar oleh sang empunya.

"Ga, lo kalau nggak peduli wajar, karena lo nggak punya hati."

"Maksud lo apa?!" Suara Raga meninggi.

"Yuan punya saudara perempuan, Ga. Dia juga takut kalau yang mereka alami saat ini menimpa adik perempuannya," jawab Alto.

Egra dan Aden terlihat ikut memberesi barang-barang di atas meja. Raga hanya menatap datar keempatnya.

"Bagaimanapun kita harus turun tangan, Ga. Karena Diva sudah menjadi bagian Charming," ujar Egra yang hendak meraih kunci mobilnya di atas meja, tetapi Raga lebih dulu mengambilnya.

"Kasih satu alasan yang kuat, kenapa kita harus bantu dia."

Egra mengambil kunci mobilnya dengan kasar hingga Raga tidak siap untuk menahannya.

LOVBAND [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang