24 - Pengakuan Raga

130 20 58
                                    

Menjadi pusat perhatian sejak pertama kali kedatangannya di sekolah ini, membuat Diva tidak masalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjadi pusat perhatian sejak pertama kali kedatangannya di sekolah ini, membuat Diva tidak masalah. Namun, pagi ini, Diva sangat terganggu dengan semua mata yang tertuju padanya.

Semalam, Diva tidak memusingkan gosip yang beredar dengan banyak mention ke akun sosial medianya. Namun, kenyataannya saat ia sampai di sekolah, ia malah menjadi pusing dengan banyaknya obrolan para murid di koridor yang membawa namanya.

Di samping Diva ada Celisa yang terdiam saja. Wajah gadis itu tidak bisa menunjukkan raut kebahagian, karena Diva masih mendiaminya tentang kejadian siaran langsung kemarin.

Diva sebenarnya tidak marah besar, tetapi ia merasa jika seharusnya Celisa jangan membuat siaran langsung, karena bukan Diva saja yang merasa dirugikan, Raga juga khususnya band Charming.

Mengingat, penggemar Charming sangat besar di sekolah. Pasti akan sulit bagi mereka dalam menerima hubungan Raga dan Diva.

"Sekali lagi, maaf, Div. Lain kali gue nggak kayak begitu," cicit Celisa.

Tidak ada sahutan. Diva terus melangkah, mengabaikan bisikan yang membawa-bawa dirinya.

"Div, jangan diemin gue, dong. Lebih baik lo marah-marah aja, dari pada diemin gue. Serem tahu kalau lo diam begini," tambah Celisa.

Diva menoleh. Menatap kesal kepada Celisa.

"Gue nggak mempermasalahkan lo yang tahu gue jadian sama Raga. Niatnya, gue mau kasih tahu lo di rumah. Namun, lo malah melakukan hal itu, dan jadilah kayak begini," tutur Diva.

Ia meninggalkan Celisa yang menunduk sendu. Tidak ada dalam pikiran Diva untuk menaikkan suaranya kepada Celisa. Ia juga sadar jika Celisa itu sahabatnya. Diva hanya kecewa, lalu menegur dan selesai.

Diva mendiami Celisa agar sahabatnya itu berpikir jika sebelum melakukan sesuatu harus dipikir ulang dulu. Bagaimana dampak yang akan terjadi setelahnya.

"Kok, berhenti, Div?" tanya Celisa saat melihat Diva berhenti di ambang pintu kelas.

Sahabatnya ikut menatap ke mana arah pandang Diva. Ternyata Diva terhenti karena ada Raga di kursinya.

"Ternyata pawangnya udah menunggu," gumam Celisa.

Diva lalu menghampiri Raga yang duduk dengan memainkan ponselnya. "Kok, ada di kelas aku?" tanya Diva.

Raga mendongak. Bibir laki-laki itu tersenyum. "Selamat pagi, sayang," sapa Raga dengan lantang.

Bola mata Diva melotot tidak percaya. Bisa-bisanya Raga mengatakan 'sayang' di depan semua orang. Lihatlah bagaimana tatapan teman-teman sekelasnya yang kini memfokuskan perhatiannya kepada Diva.

"Ga, kamu ngapain manggil aku sayang?" tanya Diva, pelan.

Raga mengantongi ponselnya, lalu berdiri di sisi Diva. Netra cokelat terang itu menatap semua orang.

LOVBAND [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang