"Selamat atas gabungnya lo di band Charming. Gue turut bahagia sebagai seorang sahabat."
Diva meletakkan ponselnya yang merupakan sumber kebahagiaannya saat ini.
"Gue masih nggak percaya kalau perjuangan gue bisa berbuah manis," ujarnya.
"Lo harus berterima kasih sama Raga. Karena dia mau meloloskan lo setelah perseteruan yang terjadi. Apa lagi terakhir lo menendang tulang keringnya."
Diva menatap ragu ke arah Celisa yang kini kembali memakan roti isinya.
Saat bel istirahat berbunyi, Diva terbangun dengan Celisa yang sudah ada di sampingnya. Sahabatnya itu terlihat khawatir, sampai Diva dibelikan roti isi yang baru dan teh hangat.
"Lo gengsi bilang makasih?" tebak Celisa saat melihat ada keraguan dari Diva.
Diva mengunyah roti isi miliknya yang tinggal setengah itu dengan pikiran berkecamuk. Dia bukan gengsi untuk mengucapkan terima kasih, tetapi dia malu bertemu Raga setelah kejadian di ruang musik.
"Div, pertanyaan gue belum lo jawab," tegur Celisa.
"Nanti gue akan bilang. Lo jangan khawatir," jawabnya dengan ragu.
"Gue bukannya khawatir. Gue hanya mau sahabat gue ini nggak cari gara-gara lagi sama Raga."
Dahi Diva mengerut. "Lo suka Raga?"
Bukan jawaban yang dia terima, tetapi tawa keras. Namun, itu berlangsung sebentar karena Celisa ditegur petugas PMR yang sedang bertugas.
"Lo bilang gue suka sama Raga?"
Diva mengangguk.
"Iya enggaklah, Div. Di hati gue masih ada Aden," terangnya dengan berbisik di akhir kalimat, mungkin takut ada yang dengar.
Celisa merapikan kotak bekas roti isi untuk dibuang ke kotak sampah, lalu dia mencuci tangan di toilet UKS.
Sedangkan itu, Diva masih menghabiskan sisa roti isinya. Dia tahu jika Celisa sangat menyukai Aden. Soal Aden, Diva memang tidak ada rasa untuk lelaki itu, karena Aden bukan tipikalnya. Sekalipun Diva ada rasa lebih, maka akan dia buang jauh-jauh semua itu demi persahabatannya dengan Celisa.
Diva tahu dari Celisa soal keluarganya yang sedang diambang kehancuran. Maka dari itu, Diva selalu menemani Celisa mampir ke kedai kopi atau tempat lainnya saat pulang sekolah. Alasannya, agar Celisa bisa terhindar dari tekanan masalah keluarga yang masih merebutkan harta warisan serta hak asuh Celisa.
Orang tua Celisa akan bercerai dalam waktu dekat, hal itu yang membuat Celisa sering terlihat murung. Diva memang tidak pernah merasakan ada di posisi yang sulit seperti Celisa, tetapi sebagai seorang sahabat, dia mau menemani Celisa dalam keadaan apa pun.
"Kita mau ke kelas atau ke taman?" tanya Celisa, setelah kembali dari toilet.
"Kelas aja. Gue mau menyalin materi geografi."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVBAND [SELESAI]
Teen Fiction𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐜𝐨𝐩𝐲 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐞⚠️ Memiliki hobi menyanyi dan bercita-cita menjadi penyanyi terkenal, Diva memutuskan bergabung ke dalam band Charming yang ada di sekola...