34 - Retak (1)

252 27 42
                                    

Istirahat pertama dimanfaatkan oleh Diva untuk mengisi perutnya agar saat latihan band nanti, dia tidak lemas apa lagi sampai jatuh sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Istirahat pertama dimanfaatkan oleh Diva untuk mengisi perutnya agar saat latihan band nanti, dia tidak lemas apa lagi sampai jatuh sakit.

Hari ini Diva membawa bekal atas paksaan ayahnya yang tidak ingin Diva jatuh pingsan lagi. Maka dari itu, Diva makan di kelas ditemani Celisa yang juga membawa bekal. Namun, sahabatnya itu sedang izin membeli minuman ke kantin.

"Diva, gawat!" seru Celisa.

Sang pemilik nama yang sedang makan itu menghentikan kunyahannya, lalu menatap bingung ke arah Celisa di hadapannya.

"Kenapa, Lis?"

"Raga sama Egra berantem di ruang musik," jawab Celisa.

Tanpa pikir panjang, Diva langsung memasukkan kotak bekal yang masih tersisa setengah itu ke dalam laci, lalu berlari ke luar kelas. Diva berlari diikuti Celisa.

"Kenapa mereka bisa berantem?" tanya Diva saat menuruni anak tangga.

"Gue juga nggak tahu. Tadi waktu gue beli minuman, anak-anak di kantin langsung lari ke ruangan musik, katanya si Raga sama Egra berantem."

Benar saja, saat Diva sampai, ruangan musik dalam keadaan ramai, bahkan padat oleh murid-murid SMA Jaya Abadi yang berkumpul di depan pintu masuk.

"Permisi," ucap Diva.

Beberapa orang mulai membuka jalan untuknya walau sempat berdesak-desakan. Saat sampai di pintu ruangan musik, Diva bisa melihat Raga dan Egra yang dipisahkan oleh Aden, Yuan dan Alto.

Wajah kedua laki-laki itu terlihat babak belur.

"Gue nggak suka dia ada di sini!" murka Egra.

Netra cokelat Diva menangkap sosok yang menjadi sumber kemarahan seorang Egra. Ada Lyra di sisi Raga yang sedang menenangkan Raga.

"Dia sahabat gue! Jadi, dia berhak ikut gue ke sini!"

Egra mengusap sudut bibirnya yang berdarah. "Dia sahabat lo, tapi dia bertingkah seolah dia pacar lo," cibir Egra.

Raga terdiam.

"Gue nggak habis pikir sama lo. Sejak liburan itu lo berubah, Ga. Lo udah kayak orang asing untuk kita. Lo lupa kalau lo ada Diva di hidup lo?"

Air mata Diva menetes saat Egra mengatakan kalimat yang ingin dia katakan kepada Raga, tetapi dia tidak mampu dan Egra mewakilinya.

"Diva kemarin pingsan di halte. Tega lo, Ga, berubah hanya karena masa lalu lo. Gue heran, kenapa lo bisa lupa dengan apa yang dia perbuat di waktu dulu."

Raga menatap dalam pada Egra. "Lo nggak tahu apa-apa! Kepergian Lyra di hidup gue saat itu, karena Lyra harus memilih antara pendidikannya atau gue, makanya dia putusin gue dengan cara seperti itu!" bela Raga.

"Terus, lo percaya dengan mudahnya?" Egra berdecih saat Raga bungkam.

Mata Egra mengedar sampai terpaku pada sosok Diva yang menatap ke arah Raga dengan nanar. Siapa yang tidak sakit saat pacarnya membela masa lalunya di depan mata sendiri.

LOVBAND [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang