30 - Dia Kembali

117 16 16
                                    

Diva mengaduk greentea miliknya yang sudah dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diva mengaduk greentea miliknya yang sudah dingin. Tidak ada selera untuk meminumnya.

Entah sudah berapa kalinya Diva menatap layar ponsel dengan tampilan room chat dari seorang Raga. Tidak ada pesan masuk selain pesan terakhir sesudah Raga landing di Singapura kemarin sore.

Diva juga tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Raga dua hari lalu, jika dirinya tidak boleh kecewa bila nanti pacarnya itu kembali ke Indonesia.

Sebenarnya, Diva takut dengan banyaknya hal yang bisa saja terjadi. Semalam ia tidak bisa tidur. Bahkan, ia sampai meminta Celisa untuk menginap di rumah agar Diva tidak merasa sendiri.

"Nasi goreng udah siap," seru Celisa dengan heboh.

Dia meletakkan sepiring nasi goreng ke hadapan Diva, lalu satu piring untuknya.

"Gue udah berusaha buat nasi goreng, tanpa bantuan Bi Inah. Jadi, lo harus cobain."

Diva menatap malas pada nasi goreng. Meskipun wanginya menggoda, tetapi ia tidak nafsu makan.

"Belum ada pesan dari Raga?" tanya Celisa. Gadis itu tersenyum lebar saat sesendok nasi goreng mendarat di dalam mulutnya.

Netra Diva melirik ponselnya. Tetap sama, tidak ada status online dari aplikasi hijau itu. Dengan kecewa, Diva menyingkirkan ponselnya.

Semalam, Diva menceritakan apa yang Raga katakan di pantai. Serta ketakutan Diva karena Raga tidak menjawab pertanyaannya saat itu.

"Mungkin dia lagi sibuk melepas rindu sama mamahnya. Santai aja, gue tahu kalau Raga cowok baik-baik, kok. Sejauh yang gue pantau, sih," imbuh Celisa.

"Gue hanya takut, Lis. Gue takut kalau Raga menyembunyikan sesuatu."

Celisa menyudahi makannya. Dia meraih greentea Diva, lalu meneguknya sampai habis. Hal itu mengundang tatapan pasrah dari sang empunya.

"Baru juga memasuki 3 bulan masa pacaran. Mungkin, ini salah satu ujian agar lo lebih percaya sama Raga. Anggap aja, Tuhan lagi menguji cinta lo."

Diva berharap seperti itu. Namun, perasaan Diva tetap tidak tenang. Dia takut, sangat takut. Belajar dari masa lalu yang pahit membuat Diva sedikit gusar tentang kepergian yang tidak pernah memberi kejelasan.

"Semoga aja," gumam Diva.

Kemudian, ia memakan nasi goreng buatan Celisa. Bagaimanapun ia harus tetap sehat, saat Raga di Singapura, karena dirinya tidak boleh menyusahkan pacarnya itu jika mendengar kabar bila Diva jatuh sakit lagi.

Ia akan mencoba membangun kepercayaan lagi, walaupun rasanya sulit. Ketakutan akan kegagalan cinta yang pernah terjadi, membuat siapa saja takut untuk dikhianati lagi, termasuk Diva. Namun, semaksimal mungkin Diva akan berusaha untuk percaya dengan Raga. Karena ia yakin jika Raga laki-laki yang bisa dipercaya dan menjaga kepercayaannya.

LOVBAND [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang