Sudah dua hari sejak Camilo sejak kejadian itu, Carola tetap tidak bisa berhenti senyum di depan cermin atau saat sedang sendiri.
"Dia benar-benar seperti permen, manis namun dapat membuat gigi mu sakit"
'happy birthday, for me' Carola menatap langit di pagi itu, cahaya matahari yang masuk ke kamar nya sungguh indah.
Carola membungkus baju untuk Camilo, dan sebuah pesan.
Carola sengaja menunggu saat yang tepat untuk memberikan nya, dia memutuskan untuk menaruhnya di kamar Camilo saat dia sedang bertugas.
«Milo, akan ku buat kau mencintai baju ini»
Isi pesan tersebut.
Carola menyemprotkan parfum nya pada baju itu, wangi khas sang gadis menempel pada pakaian yang dia jahit itu.
"Semua nya, ayo makan!" Teriak Tia Julieta dari dapur.
Carola melompat ke bawah, sungguh bukan cara yang anggun dan pantas untuk seorang perempuan, tapi karena tidak ada yang melihat itu jadi tidak apa-apa.
'fyuh, selamat'
Carola membenarkan roknya, dan bersikap biasa saja.
"Ola" panggil Dolores dari arah dapur.
"Ya?" Carola mendekatinya, dan duduk di sebelahnya, tepatnya di kursi milik Camilo.
"Apa kau melompat dari atas?" Dolores berbisik agar tidak ada seorang pun yang mendengar nya.
"Iya" Carola tidak masalah dengan tubuhnya yang akan cidera, karna Julieta pasti akan mengobatinya.
"Aku tahu Tia Julieta bisa mengobati mu, tapi jangan lengah, atau berbuat nekat seperti itu, okay?" Dolores menatap mata Carola.
"Baiklah, aku akan lebih hati-hati, dan dimana Antonio?" Carola melihat sekeliling dan menyadari hanya Antonio saja yang belum ada disitu.
"Kau benar, aku juga belum melihatnya sejak pagi, dia ada di kamar nya, dan sedang menangis" Dolores berdiri dari kursinya sebelum dia sempat berjalan lengan nya sudah di tarik terlebih dahulu oleh Carola.
"Biar aku saja, kalau aku telat bilang pada yang lain aku akan sarapan berdua dengan Antonio nanti" Carola memegang pundak Dolores menyuruh nya duduk, dan berjalan ke kamar Antonio.
'tok,tok'
"Permisi teman kecil, apa aku boleh masuk" Carola menunggu sebuah jawaban dari dalam, namun tidak ada suara.
"Aku masuk" Carola masuk ke dalam kamar Antonio, dan menutup kembali pintunya.
Carola berputar pada kamar Antonio yang luas, mencari keberadaan anak itu.
Ternyata dia sedang duduk di pinggir sungai, sambil memegang burung yang sudah mati di tangan nya.
"Huaaaaaaaaa" tangisan Antonio mengencang.
"Hey, ada apa?" Carola duduk di sebelah Antonio, dan mengelus kepalanya lembut.
"Kak, hiks, burung ini, hiks, huaaaaa"
"Mari tenang kan diri mu terlebih dahulu" Carola membawa Antonio ke dalam pelukan nya.
Namun Antonio malah menangis semakin keras, air matanya membasahi lengan baju Carola.
"Shhh, lepaskan saja, jangan di tahan" Carola mengelus-elus punggung Antonio, berusaha membuatnya lebih tenang.
Setelah 15 menit akhirnya Antonio bisa lebih tenang, dan tidak separah tadi, matanya bengkak karena menangis terlalu banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inside And Outside [Encanto Fanfic]
FanfictionSeorang gadis di anugerahkan bakat akting, dia selalu menggunakan bakatnya ini untuk menutupi kesakitan nya, termaksud rasa sakit dari masa lalu nya. Dan ada seseorang yang mencintai nya, namun orang tersebut "tidak tau siapa dirinya sendiri ?" Gadi...