II (cap 6)

87 11 6
                                    

"hola kalian" Carola melambaikan tangan nya dari jauh ke arah Camilo yang sedang bermain dengan anak-anak.

"Hola mi amor" Camilo menoleh ke sumber suara dan tersenyum, sedangkan anak-anak yang lain berlari ke Carola dan memeluknya.

"Mama!" Ucap seorang anak kecil sambil memeluk Carola.

"Felicia, berhenti lah memanggil ku seperti itu, orang-orang akan menganggapnya aneh" Carola mencubit gemas pipi Felicia.

"Tapi mama, kita sudah berjanji pada hari itu" ucap anak lain nya.

"Huf, baiklah terserah kalian saja" Carola hanya mampu menghela nafas jika sudah seperti ini.

"YEAY!" Ucap semua anak dengan gembira.

"Mi amor!" Camilo memeluk Carola dari belakang, tingkah nya sama saja seperti anak-anak ini.

"Apa Milo? Kau sudah 18 tahun, berhenti lah bersikap seperti anak-anak" Carola mengelus pipi Camilo yang berada di pundaknya.

"Kalian berpacaran?" Tanya seorang anak.

"Iya, kami berpacaran, Jordan" Carola tersenyum kembali.

"Kalau begitu, kami harus memanggil Camilo "papa"." Ucap anak lain nya sambil mengangkat tangan.

"Kenapa seperti itu Valent?" Carola mengangkat alisnya.

"Karena pasangan mama adalah papa!" Sambung Jordan.

"Baiklah, mulai hari ini kalian akan memanggil ku papa dan orang yang ku cintai ini mama" Camilo mengecup pipi Carola.

"Banyak anak kecil Milo" Carola hanya menggeleng.

"BAIK!" Sahut mereka semua.

"Cami! Bisa bantu tenang kan bayi ku! Aku ingin membuat susu sebentar!" Teriak seorang wanita dari depan rumah nya.

"Tentu! Mi mariposa, aku kesana dulu ya, tidak akan lama" Camilo mengecup dahi Carola kemudian pergi.

"Jadi kau disini" seorang pria berusia 40 tahunan datang ke arah Carola dengan membawa sebotol anggur yang kelihatan nya baru saja dia beli, karena botolnya masih penuh dan tersegel.

"Ada apa?" Carola menatap tajam laki-laki ini.

"Mama siapa pria itu? Aku takut" Felicia bersembunyi di balik tubuh Carola begitu juga dengan anak-anak yang lain.

"Tenang sayang, aku akan melindungi kalian, dia tidak akan berani berbuat macam-macam terhadap kalian" Carola tersenyum dan mengedipkan satu matanya pada anak-anak tersebut, teori ngawur nya berhasil anak-anak itu menjadi lebih tenang.

'kekuatan dari senyuman memang sangat besar ya' Carola jadi merasa bersalah karena tersenyum padahal dia sendiri ragu.

"Tiga tahun tidak pulang atau mengabari rumah sama sekali dan kau sudah punya tiga anak, benar-benar gadis yang memalukan" ekspresi jijik diberikan oleh laki-laki itu kepada Carola.

Carola menatap mata pria itu lekat-lekat.

"Maaf, ini bukan urusan mu, kau hanya ayah tiri ku, tolong jangan ikut campur urusan ku, dan urus saja keluarga mu" Carola membuat mode pertahanan, dia tidak pernah mengenal pria ini dengan baik jadi bisa saja pria ini memukulnya.

"Ck, kau juga anak yang tidak diinginkan bukan!" Ayah tiri Carola berteriak, menarik beberapa perhatian orang disana, Camilo yang selesai menjaga bayi tadi berhenti sebentar melihat dari kejauhan, tidak ingin datang tanpa tahu apa-apa seperti pahlawan kesiangan.

"Jaga ucapan mu tuan, aku tidak ingin membuat keributan disini, segera pulang lah" Carola tidak memutuskan kontak mata mereka, mata nya sangat mencerminkan kebencian.

Inside And Outside [Encanto Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang