II (cap 10)

84 11 21
                                    

"sudah seminggu mereka disini, apa mereka sengaja?" Carola berpikir dengan wajah serius sampai kening nya mengkerut, dia duduk hadapan cermin sambil menyisir rambut nya.

"Apa-apaan dengan ini?" Camilo muncul di sebelah Carola kemudian mendorong kening Carola.

"Haish, aku terlalu banyak pikiran" Carola memijat kening nya, Camilo menyodorkan sepiring makanan dihadapan Carola.

"Makan lah, aku sudah izin khusus untuk hari ini" Camilo mencium pipi Carola, kemudian ikut mengambil kursi dan duduk di sebelah Carola.

"Okay" Carola bersandar pada Camilo sambil memakan roti yang dibawa Camilo.

"Milo, mereka bagaimana? Keluarga madguez?" Carola menyuapi Camilo, atau lebih tepat nya memaksa Camilo untuk memakan rotinya.

"Aku tidak menyukai mereka, tapi bukan berarti aku membenci nya ya" Camilo mengunyah roti yang Carola masukan kedalam mulut nya.

"Aku paham, aku juga sama" Carola mengangguk.

Mereka menghabiskan sarapan mereka bersama, kemudian keluar, untuk membantu warga.

"Lui!" Carola menghampiri Luisa yang sedang bersantai sambil meminum sebuah kelapa.

"Kau mau? Aku punya satu lagi" Luisa mengambil kelapa yang ada di sebelahnya, dia membuka nya kemudian memberikan nya pada Carola.

"Oke, kalau kau memaksa" Carola mengambil kelapa tersebut dan duduk disebelah Luisa.

"Jadi ada apa?" Luisa ikut duduk.

"Tidak apa-apa" Carola melihat ke arah Luisa.

"Oh ya, lalu bagaimana hubungan mu dengan Camilo?" Luisa agak tertarik dengan pembahasan ini, bagaimana tidak, mereka merahasiakan hal ini selama tiga tahun.

"Baik, kami bahagia, aku menyukai hubungan ini" Carola mengalihkan pandangan nya dia melihat langit, tersenyum membayangkan wajah Camilo.

"Baguslah kalau begitu, bagaimana dengan keluarga mu? Sepertinya mereka menyukai tempat ini" Luisa melihat ke arah Carola.

Carola tidak menjawab, dia termenung, tatapan nya agak lemah.

"Ah, maaf, aku tidak bermaksud, aku tidak tau" Luisa panik melihat Carola sepertinya tidak ingin membicarakan ini.

"Eh, tidak, tak apa, hubungan ku dengan mereka memang kurang baik sejak awal" Carola memakai bakat nya, dia mana kuat menahan hal yang sebenarnya tidak layak untuk dibicarakan.

"Ah, tidak apa kalau kau tidak ingin membicarakan nya, aku tidak memaksa" Luisa merasa tidak enak.

"Santai saja, mereka memang tidak menginginkan ku sejak awal, aku bukan anak yang mereka harapkan, saat itu ibu ku sedang mabuk, jadi karena mengetahui dia hamil mereka akhirnya menikah, ayah ku tidak kaya, tapi dia orang yang baik, dan cukup tampan, setelah aku dan adik kembar ku lahir, ayah kami di ceraikan, lalu dia menikah kembali dengan lelaki lain dan lagi-lagi dia menceraikan nya lagi, sampai sekarang entah lah ini sudah pernikahan nya yang keberapa, aku belum pernah melihat pria itu sebelumnya" Carola menghela nafas menghadap Luisa.

Luisa terlihat shock, dia tidak bisa mengendalikan ekspresi terkejut nya.

"Luisa, santai saja, muka mu, apa kau tidak nyaman aku bercerita seperti ini?" Sekarang Carola khawatir pada perasaan Luisa.

"Ah, tidak, aku tidak masalah" Luisa mengangkat tangan nya.

"Yasudah, aku lanjutkan, lalu ibu ku juga tidak tau siapa orang tua nya, dan aku di benci oleh mereka karena aku satu-satunya yang memiliki bakat, adik dan kakak ku tidak" Carola pusing memikirkan nasib nya.

Inside And Outside [Encanto Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang